Velly tersenyum haru melihat sesuatu ditangannya menghasilkan sesuatu yang sangat membahagiakan. Testpact yang ada di tangan kanannya saat ini benar-benar terlihat sudah akurat. Beberapa testpack berbagai jenis sudah Velly coba, dan ketiga kalinya hasilnya sama.
Garis dua.
Sebulan ini Velly sangat prustasi menunggu kehadiran buah hati di dalam rahimnya, sudah berbulan-bulan sejak keegoisannya hati Velly luluh dan memutuskan untuk mempunyai buah hati tanpa paksaan.
Dan ya, saat ini apa yang diusahakan memberikan hasil yang maksimal. Di dalam rahimnya, sudah ada janin bukti cinta ia dan sang suami. Jangan katakan Velly tidak bahagia, justru Velly tidak pernah merasakan sebahagiaan ini sebelumnya.
"Dip, kita berhasil," gumam Velly dengan antusias.
Tanpa sadar di luar kamar mandi ada seseorang yang menunggunya dengan sangat setia, tentu dengan rasa penasaran yang sangat penuh.
Dan kini Velly tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya, bahagia dan haru bahwa di dalam perutnya akan ada seseorang yang sangat di nantikan oleh semua orang.
Setahun sudah menantian Rendra, dan setengah tahun lah sudah penantian Velly. Sudah banyak sekali drama di dalam rumah tangga mereka, dan Velly berharap setelah hadirnya sang buah hati akan membuat rumah tangganya lebih bahagia dari sebelumnya.
"Vell udah belom? Kamu gak pingsan, kan?" tanya seseorang yang tidak lain adalah Laurin, kekasih Renza.
Suara Laurin membuat tangis haru Velly berhenti dan mengusap air matanya dan membuka pintu kamar mandi. Terlihatlah wajah khawatir Laurin, namun yang Laurin lihat adalah wajah Velly yang merah berkaca-kaca dengan senyuman yang tulus tercipta.
"Vell, gimana? Gak papa, kan?" tanya Laurin memegang kedua bahu Velly.
Setahun sudah sejak keduanya berkenalan, Velly dan Laurin menjadi sangat dekat karena kedua lelaki yang mendekatkan keduanya. Velly dan Laurin seperti sahabat dan bahkan saudara, makanya pada saat Velly merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya dengan cepat menghubungi Laurin untuk mendatangi rumahnya.
Namun, setelah melihat apa saja yang terjadi dengan kondisi Velly saat itu juga Laurin memberikan beberapa testpack yang harus Velly coba. Dan ya, Laurin adalah dokter kandungan yang bekerja sama di rumah sakit tempat Velly bekerja.
"Kak... positif!" pekik Velly dan memeluk Laurin dengan erat.
Mendengar hal ini Laurin ikut berteriak antusias menerima pelukan Velly. Lurin ikut bahagia mendengarnya.
"Serius?" Velly mengangguk dan memamerkan hasil testpack nya kepada Laurin, Laurin menerimanya dan tersenyum bahagia.
"Alhamdulillah, jangan lupa bersyukur untuk hal yang membahagiakan di hari ini," ucap Laurin memeluk singkat Velly kembali.
Velly mengangguk. Keduanya melepaskan pelukannya, baru saja Laurin akan mengajak Velly kembali ke tempat tidur tiba-tiba saja Velly menutup mulutnya dan berlari ke kamar mandi karena takut kenapa-kenapa Laurin pun ikut masuk ke dalam dan membantu memijit pundak velly.
"Sekarang udah kejawab kenapa kamu mual-mual terus, bukan karena asam lambungmu naik tapi emang ada janin yang harus kita semua jaga," ucap Laurin.
"Makasih, Kak," lirih Velly setelah memuntahkan isi perutnya yang sebenarnya tidak ada yang ia muntahkan hanya cairan bening saja.
"Udah? Yuk tiduran saja, aku mau bawain dulu air hangat buat kamu."
Setelah membawakan air hangat untuk Velly, Laurin duduk di samping Velly dan memijit lengan Velly tanpa Velly minta. Velly merasa tidak enak kepada Laurin, tetapi Laurin tetap ingin memijit lengan Velly.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Youth | Sequel Narendra vers II
Teen FictionSequel dari Narendra | Twins. 'Maaf dan terimakasih.' - Narendra Pradipta. Gak jago bikin deskripsi, caw langsung ke ceritanya. Dan jangan tertipu oleh cover yang cerah wkwk. Start - 17 oktober 2023