+62**********
|Adis, Rendra mau ke Depok nyamperin Velly malam ini. Lo rela?|Adis menatap Rendra yang sedang memimpin rapat, Adis sama sekali tidak tahu jika Rendra akan ke Depok setelah rapat selesai. Dengan helaan nafas gusar, Adis berusaha mencari cela untuk membatalkan perjalanan Rendra ke Depok.
Ya, Adis masih menyayangi Rendra lebih dari kata teman. Bahkan selama ini Adis hanya berpura-pura telah melupakan kisah cinta dan perasaannya dengan diam. Tentu saja tanpa ada kecurigaan dari Rendra sendiri, kecuali Arzan.
Saat ini Arzan lah orang yang harus Adis pantau pergerakannya, Adis takut Arzan membeberkan semuanya lebih awal kepada Rendra dan Adis tidak mau Rendra ilfil dan menjauh dari nya.
Adisti
|kapan ya Rendra ngelirik aku lagi..|+62**********
|Yaudah lo tinggal halangi Rendra biar gak kesini, bisa kan? Demi perasaan lo juga kan?|Adis menghela nafas sambil memutar otak untuk menahan Rendra agar tidak berangkat ke Depok. Adis sangat cemburu, ya itu lah yang selama ini Adis rasakan.
Selang dua jam rapat pun selesai dan langsung di tutup oleh Rendra, persiapan acara nanti masih berada di 50% itu lah mengapa mereka sangat sering mengadakan rapat, karena Rendra tidak mau ada cacat apapun di acara yang di pimpinnya nanti.
Adis tersenyum tipis saat Rendra berjalan di depannya, walau dengan tatapan datar Rendra terlihat membalas senyuman Adis. Hal itu tidak jauh dari pantauan Arzan.
"Dasar munafik," gumam Arzan yang ternyata di dengar oleh Rendra yang kini sudah berdiri di sampingnya.
Arzan menggelengkan kepalanya, dengan pandangan terus menatap Adis dengan tajam dan kesal.
"Lo mau langsung balik?" tanya Arzan yang kini keduanya berjalan keluar dari ruang rapat.
Rendra menganggukan kepalanya. "Gua mau ke Depok, tapi gua balik dulu ke apart," balas Rendra.
"Lah sekarang banget? Apa gak kemalaman, Ndra?"
"Kagak, kasian cewek gua udah nungguin karena gua janjinya malam ini."
"Cielahhhh," cibir Arzan dan merangkul Rendra mereka asik mengobrol sehingga tidak sadar bahwa di belakang mereka Adis yang sejak tadi menguping pembicaraan Rendra dan Arzan.
Adis sangat menyukai segala hal tentang Rendra, dengan kisah yang sesingkat itu Rendra telah berhasil membuat Adis jatuh sejatuh-jatuhnya dalam perasaan yang terdalam.
"Ren sekali aja kamu ngelirik aku apa gak bisa?" lirih Adis saat mendengar secara terang-terangan bahwa Rendra berencana ke Depok untuk menghabiskan waktu berdua dengan Velly.
"Kamu jangan ke Depok malam ini, Ren. Aku takut kamu kenapa-kenapa di jalan terlebih aku cemburu kalau kamu menghabiskan waktu berdua sama Velly," batin Adis memandang sayu punggung belakang lelaki yang pernah singgah dalam hidupnya sebagai laki-laki yang mendapatkan kepercayaan penuh dari orang tua nya.
Tidak lama kemudian Rendra dan Arzan pun sudah sampai di area parkiran dan mereka bertemu dengan Marven yang sepertinya sedang menunggu Rendra, mungkin saja mengobrol di ruang rapat tadi cukup privasi untuk keduanya padahal obrolan mereka tidak privasi juga jika di dengar oleh orang lain.
"Gua kira udah balik," kata Rendra.
"Gua nungguin lo, yakin lo ke Depok sekarang?" Rendra menganggukan kepalanya.
"Pantesan si Velly juga udah nanyain rapat udah beres apa belum, yaudah dah sono asal lo hati-hati aja di jalan tapi mau balik dulu?"
"Iya ke apart dulu, ganti baju."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Youth | Sequel Narendra vers II
TeenfikceSequel dari Narendra | Twins. 'Maaf dan terimakasih.' - Narendra Pradipta. Gak jago bikin deskripsi, caw langsung ke ceritanya. Dan jangan tertipu oleh cover yang cerah wkwk. Start - 17 oktober 2023