Tidak pernah Rendra bayangkan sebelumnya bahwa dropnya saat ini berhasil membuat kedua belah pihak keluarga khawatir bahkan sahabat-sahabatnya yang terbilang sudah sibuk dengan dunianya masing-masingpun datang menjenguknya.
Tetapi dengan keadaan yang masih sangat lemas membuat Rendra belum bisa mengobrol banyak dengan siapapun.
Rendra harus benar-benar istirahat agar tubuhnya kunjung membaik, apalagi dropnya Rendra selalu berujung tidak bagus untuk kesehatan Renza juga.
Walaupun Renza memang memutuskan untuk diam dan menyembunyikan rasa tidak enak dari badannya tetapi Rendra tahu anak itu menahannya dan pasti Rezka pun sudah menebaknya.
Karena apa yang Rendra rasakan saja sudah susah ditahan oleh dirinya sendiri, dan selalu mengtrigger Renza merasakan hal yang sama. Ini lah yang selalu di khawatirkan oleh Rendra.
Jika dirinya sakit pasti kembarannya juga sakit.
"Jangan khawatirin Ade, Ade dirumah di jaga sama Kakek Nenek," ujar Neira.
Yang di maksud Kakek dan Nenek adalah orang tuanya Neira yang memang memutuskan untuk stay dirumah Rezka dan Neira untuk menjaga Renza.
Tadi pagi Renza memang memutuskan untuk pulang ke rumah, karena rumah sakit bisa saja membuatnya semakin tidak enak badan. Untung saja ada kedua orang tua Neira yang bisa menghandle Renza.
"Gak enak sama Ade, selalu kebagian sakitnya."
"Kalau Abang bahagia, Ade juga suka kebagian bahagiaanya, Bang. Kalian itu satu, saling menguntungkan dan saling merugikan, dan selalu saling membutuhkan," ujar Neira mengusap puncak rambut Rendra.
Rendra memejamkan kedua matanya menikmati elusan tulus dari Neira. "Aku pengen sehat, Mah. Banyak yang belum aku urus soal pernikahan nanti," ucap Rendra.
"Banyak yang bantuin kok, Bang. Jangan khawatirin soal itu, ya. Kamu cukup dengan istirahat yang baik, biar pas hari H kamu seger bugar." Rendra berdehem pelan.
"Ini tuh sebagian dari ujian menuju pernikahan, Bang."
Rendra tersadar bahwa selalu ada ujian disetiap perencanaan, tetapi Rendra yakin ia pasti bisa melewati ujiannya dengan baik.
"Kata Om Sapi aku pasti sehat."
Neira mengangguk dan tersenyum tipis.
Dulu kedua orang itu selalu berlaga bak kucing dan anjing, tetapi untuk sekarang hubungan keduanya membaik. Bahkan Xavier sudah tidak gengsi untuk memberikan perhatian kepada anak sulungnya tersebut bahkan senantiasa memberikan dukungan dan motivasi.
"Bang tanpa kamu sadari bahwa dari kamu kecil Om Sapi itu sangat sayang sama kamu, bahkan pada saat kamu baru lahirpun Om Sapi enggak tanggung-tanggung memberikan hadiah terbaik buat kamu dan adikmu. Mungkin perilaku Om Sapi ke kamu beberapa tahun kebelakang ini membuat hati kamu terluka tetapi kamu harus ingat ya bahwa itu adalah cara Tuhan untuk mendewasakan kamu," tukas Neira takut anaknya itu menyimpan benci atau dendam.
"Mah, aku gak pernah lupa bahwa dari kecil aku selalu anggap bahwa Om Sap adalah pahlawan aku. Hemm.. yang selalu bela aku saat Mamah sama Papah selalu saja di pihak Ade," lirih Rendra.
"Maaf, Bang."
Obrolan mereka terhenti, entah karena apa. Kalimat yang keluar dari mulut Rendra berhasil membuat Neira teringat pada masa-masa anak kembar itu kecil.
Neira ingat, semuanya ingat. Bahwa masa kecil itu lah yang membuat kepribadian Rendra menjadi seperti ini.
Tidak tersentuh.
"Aku gak pernah lupa, tentang aku yang selalu mencari Om Sapi untuk mengadukan segalanya dan menangis di pelukannya. Mah, aku berhasil mengembalikan Om Sapi yang dulu menghilang," lirih Rendra.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Youth | Sequel Narendra vers II
Teen FictionSequel dari Narendra | Twins. 'Maaf dan terimakasih.' - Narendra Pradipta. Gak jago bikin deskripsi, caw langsung ke ceritanya. Dan jangan tertipu oleh cover yang cerah wkwk. Start - 17 oktober 2023