Korban Perasaan

228 21 4
                                    

Halus seperti sutra, untaian rambut demi untaian ae menciumi wangi ai sebisa mungkin. malam yang singkat ini akan segera berakhir sebentar lagi. senyumnya tak kunjung hilang dari wajahnya yang tampan bisa sedekat ini melihat orang terkasih tertidur pulas dlam dekapannya sungguh diluar ekspetasinya.

"tiap pagi akan kukirimkan sarapan, badanmu kurus sekali.."

saking gemasnya sae mencubit pipi ai yang mulus, kapan lagi dia bisa seperti ini. bulu mata yang lentik seperti boneka, ai benar-benar cantik, tangan sae tak berhenti mengelus pipi ai.

"januari nanti akan kuberikan kopensasi atas kerja kerasmu oke? belilah penghangat ruangan.." ucapnya pelan.

*drrrtt*

alarmnya berbuny,i, jarum pendek sudah menunjukkan jam 2 malam, itu artinya dia harus segera pergi sebelum rosaline mencarinya. perlahan sae melepaskan pelukannya, kepala ai yang bersandar pada lengannya perlahan juga dia pindahkan ke bantal yang empuk.

"pelan-pelan..shh jangan bangun"  bisiknya pelan.

selesai memindahkan ai kesamping bantal tidur, sae merapihkan selimut ai. sebelum bangkit tangannya menepuk pelan tubuh wanita cantik ini di dalam selimut.

"aku pulang dulu.. sampai jumpa ai.."

sae bangkit perlahan dari futon mengambil topi dan maskernya kembali. sebelum pergi dia juga memberikan kecupan hangat di dahi ai sebagai tanda kasih sayangnya yang tak akan pernah pudar.

"mimpi indah dear.." ucapnya sembari tersenyum.

sae bergegas meninggalkan kediaman ai, hatinya penuh berbuga-bunga, natal tahun ini sangat membahagiakannya.
.
.
.

.
.

.
.

"sudah kuduga itu aniki.."
.
.
.

*deg*

suara yang dia kenal berasal dari bawah tangga, pupil mata sae membesar melihat rin yang berdiri dibawah tangga dengan bingksan hadiah sepertinya itu diberikan untuk ai.

rin menghela nafasnya panjang, ada bagusnya ibu mereka menyuruh rin di jam segini untuk mengantar kue untuk ai. selangkah demi selangkah rin menaiki anak tangga.  pikirnya saat mengejar orang asing bertubuh pendek itu adalah orang lain, tapi ada satu hal yang sangat familiar. aksesoris wibu yang sama seperti ai, dia bisa melihatna dengan jelas di kantung jaket pria stalker itu, awalnya da pikir gantungan seperti itu sudah sangat pasaean sampai semua orang memilikinya, tapi hanya ai dan sae yang memilki gantungan semirip itu.

sae mematung berdiri di depan pintu kediaman ai, sebisa mungkin dia tidak gugup. dia harus menerima segala konsekuensi yang du lontarkan adik kandungnya.

"baru saja aku ingin keru---
.
.

.
.

*BUGH!!*

pukulan yang sangat keras dari rin mendarat tepat di wajah sae, saking kerasnya sampai tersungkur membentur lantai yang keras.

"haa.. shimatta, dengan begini kita impas aniki" ucap rin dengan santainya nyaris saja bngkisan kue itu hancur terpelanting.

tidak bisa mengelak, sae bangkit perlahan bisa terlihat ujung bibirnya sedikit sobek karena ulah rin padanya.

"ya ampun.. baru datang sudah memukul wajah bos mu, kau ingin kedalam rumah ai bukan ?" ucapnya.

.
.

rin mengedipkan matanya dua kali, isi kepalanya mulai pusing, bagaimana ya? kalau dibilang cemburu mungkin tidak, dibilang terkejut iya. yang pastinya saat ini dia geram kenapa sae sampai memukulnya sampai pingsan saat itu.

Stuck in 2 seasons (IITOSHI SAE & ITOSHI RIN BLUELOCK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang