Kadang kali kta harus dihadapkan dengan peristiwa yang tak terduga, manusia memang tak biasa harus mengerti dalam segala aspek, Tudan ingin mengajarimu dalam satu aspek yang mungkin kau tidak sukai atau bahkan tak ingin kau pungut kembali.
Ada kalanya bunga yang sudah layu menunjukkan sisi kalau dia masih sanggup membuka kelopaknya sekali lagi memperlihatkan pada dunia kalau dia masih sanggup memberi keindahan bagi siapa saja yang melihatnya.
sekitar jam 04:00
pagi buta, ai terjaga dalam kediaman kecilnya, tangannya terus mengusap wajah sang mantan kekasih yang kini ada di dalam pangkuannya. niatnya ingin beristirahat setelah malam yang melelahkan sekarang tidak bisa.
goresan tiap goresan ai bisa melihat jelas memar yang ada di wajah tampan sae, keributan apa yang membuat bosnya seperti ini.
"senpai aku mohon berhentilah menyiksa dirimu..
helai demi helai rambut sae jatuh mengenai hidung mancungnya, dirapihkannya kembali ke sela telinga oleh ai. bulu mata yang lentik sedikit mengeras mungkin sae menangis saar kemari.
"aku akan kompres luka mu, sebentar.." pelan-pelan ai menurunkan kepala sae ke bantal sofa yang ada di atasnya agar empunya tidak terbangun dari tidurnya.
"tunggu sebentar, aku akan segera kembali.." setelah meletakkan kepala sae perlahan, dirinya bergegas kearah dapur memasak air hangat untuk kompresan.
"aku harus memberitahu rin besok, ini gawat tida bisa di bi--
.
..
.
.*hug*
sebuah tangan melingkar dipinggang rampingnya, bahkan dia bisa merasaka nafas hangat berhembus menabrak tengkuknya.
"tidak perlu repot.. gomen ai.." lirih sae lemah di iringi suara yang serak.
kalau ai meronta kasar mungkin akan timbul perdebatan kecil antara dirinya dan sae sekarang, mungkin kali ini saja dia biarkan pria jangkung ini memeluknya sementara.
"senpai lapar? mau makan apa ? akan aku buatkan sarapan untukmu ?" tanya ai, setelah selesai menghangatkan air dia bertanya pada sae, barangkali bos nya ini belum makan sama sekali.
"um.. lapar.. kalau kau tidak keberatan" jawab sae.
"baiklah.. senpai bisa duduk disana ? sementara aku buatkan makanan oke ?" tanya ai.
benar sejak pulang kerja sae belum makan sesuap nasi pun, perutnya keroncongan sebelum dia datang kemari, tapi anehnya dia tidak mau lepas dari ai sekarang, rasanya begitu ketakutan sampai jantungnya mau copot saat ini juga.
"mau ku bantu ? kau lupa aku pintar masak ?" tanya sae dengan tawa kecilnya yang lemah.
"haha.. tidak usah, aku sudah bisa masak kau tau itu ?" ai mengambil telur yang ada di kulkas, permasalahaannya saat ini sae terus mengintil padanya dari arah kompor sampai kulks hingga ke kompor lagi.
"kau mau buat omelet ?" tanya sae.
"mau bagaimana lagi, aku lupa membeli bahan makanan, senpai tidak masalah kan ?" tnya ai lagi.
kini kedua tangannya sibuk berkutat dengan alat memasak.
"hm.. ai sudah dewasa" sae nyaris saja cekikikan.
sangat nyaman, bahkan dia lupa beberapa jam yang lalu bertengkar hebat dengan rosaline, tempat ternyamannya kini sedang memperhatikannya dengan sangat lembut, itu sangat menyenangkan hatinya yang sedang gusat.
"kau pikir aku akan terus menjadi wibu? ada kalanya aku harus upgrade senpai.." balas ai.
sae cuma bisa tersenyum kecil, dagunya masih nyaman bersandar di pundak mungil milik ai, perlahan tapi pasti kedua tangannya semakin erat memeluk tubuh mungil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck in 2 seasons (IITOSHI SAE & ITOSHI RIN BLUELOCK)
Teen Fiction‼️DILARANG COPAS/JIPLAK DALAM BENTUK APAPUN HARGAI KARYA ORANG LAIN ‼️apa jadinya kalau kamu terjebak dalam 2 orang dengan karakter yang sama-sama memiliki sifat tanpa perasaan? genre : smut 18 school life St8 ...