Antara Logika dan Hasrat part 1

380 24 8
                                    

Punggung ai pergi dari pandangannya kini Rin harus menyelesaikan masalah ini sebisa mungkin 4 mata dengan rosaline. Tidak akan dia biarkan seseorang menganggu ketenangan ai dan sae.

Jam makan siang di cafetaria.

Rosaline dengan kakinya yang sibuk bergerak tanpa henti menghentak lantai keramik. Begitu juga dengan rin yang sama halnya dengan rosaline.

"Sudah kubilang sudahi kegilaan ini" Rin menyeruput americano nya.

"Aku belum puas sebelum sae mengatakan itu dari mulutnya sendiri" ketus nya.

"Bukannya sudah jelas? Di tinggalkan dan obsesimu? Kau ingin aniki seperti apa? Mengejar mu? Asal kau tau ya pria punya insting" balas Rin.

Nyaris saja rosaline tertawa terbahak-bahak mendengar kata pria punya insting. Bukannya sama saja pria tidak bisa menghargai wanita yang sedang bersamanya.

"Bisa tidak kalian berdua tidak menyebalkan?"

"Dan bisa tidak kalian perempuan tidak mengemis perhatian? " Ketus Rin balik

Rin menaruh kopinya ke meja, memikirkan cara agar wanita cantik ini berhenti menganggu sae, percuma saja pria tidak akan kembali pada orang yang bukan dia sukai.

"Rin aku tidak bercanda"

"Aku juga tidak bercanda nona, begini saja .. kau jalan denganku kita kencan buta mau tidak ? " Tanya Rin dengan wajah datarnya.

Rosaline mengedipkan matanya dua kali, reaksi Rin yang diluar dugaannya harusnya sosok di depannya ini membencinya karena telah membuat gosip yang Anek pada aiko tapi malah mengajaknya berkencan buta.

"Aku punya mata dimana aku bisa memilih pria yang ana ku kencani"

"Aku juga punya mata dimana bisa melihat wanita cantik sedang gila" balas Rin lagi.

Bagai air dan minyak pembicaraan mereka tidak akan ada habisnya jika saling menembal satu sama lain. Maksud Rin dengan mengajak kencan buta adalah untuk memberi waktu pulih seperti dirinya yang bisa move on lancar jaya dari aiko yang notabene cinta pertamanya.

Ingin sekali rasanya rosaline melempar kopi ke wajah seorang itoshi Rin sangat arogan dan ceplas-ceplos.

"Kau tidak sekaya sae"

"Kau juga tidak seimut aiko"

*Bztt*

Lelahnya pertengkaran tidak ada ujung, apa yang ingin Rin ucap berharap bisa di pertimbangkan sebaliknya apa yang rosaline ingin kan semoga Rin bisa membantunya menarik sae kembali padanya.

*Tuk*

Rin menyerahkan kartu namanya di meja di berikan ya pada rosaline sebagai tanda dia serius dengan ucapannya.

"Besok pagi di stasiun balapan(ehslaah lagu itumah, RALAT) stasiun xxxx, berpakaian yang rapih aku tidak suka melihat wanita terlalu terbuka"

"Sudah mengatur kencan buta sekarang pakaian ku? Kau itu siapa?? " Ketus rosaline.

"Aku cupid, dasar dungu.. mengerti kan? Atau buta map? Berikan nomormu"

Rin memberikan ponselnya pada rosaline, setidaknya kalau mau kencan harus punya nomor tersangkanya.

"Such an asshole..

Rosaline mengambil ponsel Rin mulai mengetik nomornya di sana, bukan saatnya mungkin balas dendam dia harus menunggu lebih lama lagi.

"Ini.. awas kau kalau mengerjaiku nanti" tuntasnya.

"Oke" Rin mengambil ponselnya kembali, sebelum dia pergi Rin menempel kan stiker lucu di kening wanita cantik ini.

Stuck in 2 seasons (IITOSHI SAE & ITOSHI RIN BLUELOCK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang