Bab 3

14.4K 581 11
                                    


Love dulu buat part ini ♥️

Jangan lupa follow vote and Coment

Beberapa peraturan baca cerita ini. Karena antusias kalian menentukan cerita ini lanjut atau enggak. Karena kalian tahu aku suka bgt unpublish cerita hahah disaat merasa kurang.

1. Komen disetiap part-nya dan tekan bintang/vote..

2. Follow wattpad aku biar kalian ngk kaget kalau ada bagian yg tiba-tiba hilang.

3. tolong tag juga temen-temen kalian biar ikut bucin

4. Jangan Hate Komentar ya

5. Semakin dikit yang komen dan vote semakin lama aku update.

Selamat membaca kesayanganku

***

Setelah keluar dari gedung seminar Yola dan ketiga temannya berniat untuk ke kantin sarapan. Mereka tadi tidak sempat sarapan karena langsung ke tempat seminar. Maklum anak kos makan pagi dirapel siang hari biar hemat. Disaat mereka melewati gedung rektorat langkah mereka terhenti melihat sosok Arsha masuk kesana. Arsha terlalu tampan untuk dilewatkan setiap pergerakannya.

"Ternyata doi ada rapat sama petinggi kampus kayaknya." Bisik Kiran.

"Eh itu bukannya anak Pak Dekan?" Adelia menunjuk ke salah satu wanita cantik yang berjalan ke arah Arsha.

"Dia dosen baru jugakan disini?"

"Kayaknya dia suka Pak Arsha deh coba lihat dia nyamperin Pak Arsha." Vivi menganalisis hubungan diantara ke dua orang itu. Benar saja Arsha langsung berhenti dan berbicara dengan wanita itu. Ekspresi Latifah begitu senang karena direspon Arsha.

"Namanya Bu Latifah bukan sih?"

"Iya namanya itu. Cocok sih mereka berdua sama-sama pinter dan dari keluarga yang sederajat."

Yola diam mendengar itu, padahal tadi ia sudah kegeeran karena di beri buku puisi oleh Arsha. Lagipula mana mungkin Arsha jatuh cinta padanya. Teman-temannya pasti akan mentertawakannya kalau tahu Yola sempat mengira Arsha menyukainya. Sepertinya Yola sudah terjangkit virus halu. Ini nih akibat dari suka nulis halu jadi halu teruskan. Mungkin Pak Arsha kasih buku itu karena kebetulan aja.

Kemudian Yola membandingkan diri dengan Latifah. Ia tidak ada apa-apanya. Bagai langit dan bumi sama sekali tidak selevel. Jadi tidak mungkin Arsha akan menyukainya, tentunya pria itu akan lebih memilih Latifah. Bahkan ia hanya berasal dari keluarga yang biasa. Ibunya hanya seorang guru PNS sedangkan ayahnya sudah meninggal disaat ia kecil. Jadi Yola jangan berharap menjadi Cinderella yang mendapatkan Pangeran tampan. Arsha terlalu jauh untuk digapai oleh rakyat jelata sepertinya.

"Nohkan mereka masuk bareng ke gedung rektor."

"Fix kayaknya mereka pacaran."

"Udah-udah makan yuk aku laper banget." Yola menyudahi gosip temannya. Walau ia yakin pasti nanti di kantin mereka akan tetap bergosip membicarakan hubungan Arsha dan Latifah. Jujur Yola tidak menyukai obralan itu hatinya terasa panas. Kemudian Mereka kembali berjalan ke kantin.

***

Pulang dari kampus Yola langsung masuk ke kamar. Ia mengunci pintu rapat-rapat agar tidak dapat diganggu. Biasanya teman-temannya akan masuk ke dalam mengajaknya ngobrol sambil makan cemilan dan nonton drakor. Namun untuk saat ini Yola ingin sendiri.

Yola membuka laptopnya lalu menyambungkan dengan WiFi kos. Ia akan update cerita karena merasa bosan. Skripsinya juga sudah setengah ia kerjakan tinggal menyusun nama judul yang pas untuk penelitiannya.

DOSEN BUCIN - (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang