Bab 45

3.5K 138 1
                                    

Love dulu buat part ini ♥️
 

Selamat hari libur ♥️♥️
 

Sayang-sayangku ♥️
 

Jangan lupa follow vote and Coment 
 

Komen setiap paragrafnya ya biar author semangat update... Vote juga ya 🙏
 

****
 

Mungkinkah aku meminta
Kisah kita selamanya?
Tak terlintas dalam benakku
Bila hariku tanpamu 🎵
 

Mahalani- melawan restu
 

****
 

Pagi terasa sunyi, cahayanya mengantarkan lesu. Yola merasa dunianya berbeda. Ia berulangkali menenangkan diri. Semuanya akan baik-baik saja. 

Sebuah mobil sedan hitam terparkir di depan gerbang kos. Yola terdiam melihat Arsha di balik kaca mobil. Pria itu nampak berbeda, raut wajahnya tidak terbaca. Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Kenapa rasanya seperti mimpi? Yola harap ini semua mimpi. 

Yola berjalan menghampiri mobil tersebut, lalu membuka pintunya. Ia duduk di kursi depan. Arsha nampak berantakan. Padahal pria itu selalu rapi. Kemeja hitam polos yang dikenakannya terlihat kusut. Arsha mengenakan celana putih panjang dan kemeja hitam. 
 
Suasana terasa canggung. Ia hanya diam disaat Arsha melajukan mobilnya. Begitu juga dengan pria itu yang tak berbicara sedikitpun di sepanjang jalan yang mereka lewati seolah-olah tidak ada yang perlu dijelaskan. Yola mendesah, ia tidak kuat lagi untuk tidak bicara. Ia ingin mendengar kejelasan dari Arsha. Apa berita yang beredar itu benar? 

"Mas Shaka?" panggil Yola.

"Hm," aneh. Arsha tidak pernah membalas panggilannya seperti itu. Perasaan Yola jadi tidak enak.

Yola menghembuskan napas sejenak. Menguatkan dirinya untuk memulai percakapan. Sulit sekali untuk bertanya. Setiap memikirkan apa yang tertulis di berita napasnya menjadi sesak. Ia tidak sanggup membayangkan jika Arsha benar-benar melakukan itu. Yola meremas pinggiran jaketnya gugup.

"Apa yang berita itu benar, Mas? Mas Shaka nggak mungkin lakuin itu kan? Itu, cuman hoax kan, mas?" Yola mencerca Arsha dengan berbagai pertanyaan.

"Menurut kamu?" Yola terkejut ketika Arsha balik bertanya. Ada apa dengan pria itu? Kenapa Arsha berbeda? Ia seperti bukan Arsha yang dikenalnya.

"Aku bingung mau percaya sama siapa. Makannya aku mau denger penjelasan dari kamu, Mas," balas Yola tidak sabaran. Perasaan campur aduk marah, kesal, dan sedih.

"Saya tidak punya bukti apapun untuk membela diri. Kamu boleh percaya atau tidak sama saya?" ujar Arsha dengan begitu tenang.

Air mata Yola menetes mendengarnya. Kenapa Arsha begitu berbeda? Pria itu tidak membela dirinya. Pria itu tidak mencoba menyakinkan dirinya jika dia tidak bersalah. Apakah itu tandanya apa yang tertulis di berita benar? Yola tak dapat lagi menahan isak tangisnya. Nafasnya terasa sesak membayangkan Arsha bertindak cabul kepada mahasiswanya. Ia tahu Arsha sedikit mesum, tapi membayangkan pria itu melakukannya pada semua gadis membuat dadanya sesak.

"Turunin aku disini, Mas," pinta Yola sambil memegang handle pintu mobil. Rasanya percuma untuk bicara sekarang.

"Kenapa kita belum sampai?"

"Apa lagi yang mau dibicarain? Kamu dari tadi bersikap aneh. Kamu seolah-olah membenarkan apa yang ada diberita. Kamu nggak ngerti gimana perasaan aku. Aku cuma mau penjelasan dari kamu. Aku ingin tau kebenarannya. Tapi kamu nggak sedikit pun memberikan alasan masuk akal untuk meyakinkan aku," ujar Yola marah.

DOSEN BUCIN - (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang