Tangan Yola masih bergetar sejak peristiwa tadi. Baru kali ini ia melihat adegan thriller yang nyata. Yola paling tidak bisa melihat orang melukai dirinya sendiri apalagi di depan matanya. Ia juga tidak ingin menjadi alasan kematian seseorang. Ia takut hidupnya tak tenang memikirkan itu.
"Ngapain lu kesini, tumben?" tanya Kiran bingung. Kehadiran Yola yang tiba-tiba di kosnya membuatnya terkejut. Temannya itu datang dengan keadaan yang kacau. Bahkan membawa tas besar yang ia yakini berisi pakaian.
"Ijinin aku nginep beberapa hari disini, ya Kiran."
"Aneh! Lo kan punya kos. Masa nginep di kos gue. Jangan bilang lu diusir gara-gara nggak bayar kos. Nggak lucu yol, sumpah!"
"Enggak bukan itu. Ada masalah lain." Elak Yola.
"Ada apaan memang. Coba cerita ke gua. Siapa tau gue bisa nambahin beban lo."
"Nggak jadi curhat nih."
"Canda keles..." Kiran kemudian meminta Yola untuk duduk di atas kasur.
Yola menaruh tasnya di dekat kasur. Lalu ia menghapus bulir-bulir air matanya yang jatuh. Meski kejadian tadi sudah lewat beberapa waktu yang lalu. Sakitnya masih ada disini. Hatinya terasa sesak.
"Bu Latifah ngancem aku tadi."
"Serius? Bu Latifah kok bisa ngancem lu? Memang ada masalah apa? Perasaan kalian nggak saling kenal."
"Aku juga bingung awalnya. Kamu tau sendiri kan aku nggak pernah komunikasi sama dia. Terus tadi dia tiba-tiba ngiris tangannya sendiri pakai pisau terua minta aku jauhin Mas Shaka."
"Terus lu nurutin dia buat jauhin tunangan lu?" Yola mengangguk mengiyakan pertanyaan Karin.
"Bego! Nggak ada otak lu nge-lepas cowok sebaik Arsha! Kalau gue jadi lu, biarin aja si Bu dosen Mam to the pus." Yola meringis mendengar ucapan Kiran.
"Kenapa temen gue bego semua. Nggak lu! Vivi! Kalian tuh mikirnya pake apaan sih!" Kiran rasa hanya dia yang waras di perkumpulan rempong ini. Baru kemarin ia mendapat curhatan Vivi yang patah hati hanya karena salah paham masalah ojek. Sekarang datang Yola dengan masalah yang menurutnya semakin aneh.
Kiran memang kalau di ajak curhat blak-blakan begini. Namun mau bagaimana lagi, jika ia di kos Vivi, pasti Arsha akan mudah menemukannya. Mengingat Vivi memiliki hubungan dengan Tunjung. Hanya Kiran harapannya.
"Aku takut beneran sumpah. Kalau kamu jadi aku pasti nggak bisa mikir. Sampai sekarang aja aku terus bayangin peristiwa tadi. Bahkan aku berpikir gimana kalau misal Bu Latifah nekat bunuh diri lagi. Aku nggak mau, jadi alasan rasa sakit dia." Kiran mendesah, sifat Yola yang paling ia benci adalah ini. Kadang kalau sudah overthingking imajinasinya kemana-mana.
"Kalau menurut lu itu keputusan yang tepat. Gue sebagai sahabat bakal dukung. Terpenting sekarang lu tenangin diri lu dulu. Pasti ada jalan keluarnya. Gue yakin kalau lu beneran jodoh sama Pak Arsha. Sejauh apapun kalian dipisahkan pasti kalian bakal dipersatukan dengan cara apapun." Kiran memeluk erat tubuh Yola. Ia mencoba menenangkan sahabatnya itu.
"Makasih ya, Ran."
****
Arsha sibuk membuka video tiktok untuk mencari siapa itu Vincenzo. Salah satu karakter di drama korea yang lagi Hits. Semua berawal karena mahasiswanya di kelas tadi bilang ia mirip dengan Vincenzo, bahkan aksennya berbicaranya. Selain itu juga Arsha ingin menjadikan tiktok sebagai bahan risetnya. Mengingat zaman sekarang sastra berkembang melalui teknologi digital. Bisa dikatakan menyelam sambil minum air.
"Bugiardo."
"Questo edificio es mío."
"Un diavolo scaccia l'altro." Ucap Arsha mengikuti apa yang Vincenzo katakan. Lalu ia membandingkan aksennya. Ternyata ia lebih unggul dari Vincenzo. Arsha tersenyum senang. Tidak akan ada yang bisa mengalahkannya. Termasuk wajah tampannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOSEN BUCIN - (TAMAT)
Romance*Arsha in another universe* AWAS JADI SARJANA BUCIN!!! Arshakala Anggara dikenal sebagai dosen maha benar dan sempurna. Sosok yang paling di takuti di jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Tidak ada yang berani melawan titahnya atau berakh...