Bab 44

4.5K 164 10
                                    

Love dulu buat part ini ♥️

Selamat hari libur ♥️♥️

Sayang-sayangku ♥️

Jangan lupa follow vote and Coment

Komen setiap paragrafnya ya biar author semangat update... Vote juga ya 🙏🙏🙏

5K Komen yuk baru lanjut

***

Langit terlihat begitu indah dengan kelap-kelip bintang. Begitu juga dengan bulan yang nampak manja melukis di kanvas malam. Gedung-gedung tinggi pencakar langit terlihat begitu indah, bukan hanya itu tapi juga cahaya lampu dari rumah-rumah penduduk.

Selesai acara pertunangan, Yola mengajak Arsha ke rooftop hotel untuk bicara berdua. Ia ingin memberikan kado ulang tahun kepada pria itu.

"Kamu mau ngajak saya mojok? Mata saya pake acara di ikat segala," tanya Arsha bingung.

"Nggak lah, Mas. Aku mau kasih sesuatu."

"Apa?"

"Kejutan."

"Dingin sekali disini. Jangan bilang kita di atap gedung," Arsha merasakan hembusan angin yang menerpa tubuhnya. Tadi jasnya ia copot hingga menyisakan kemeja saja.

"Kok, mas tau?"

"Tadi waktu naik lift saya sengaja ngintip."

"Curang!" Yola memukul lengan Arsha kesal.

"Kamu memang bikin kejutan apa sih? Saya kan jadi penasaran."

"Saya buka penutup matanya, ya," tanpa menunggu aba-aba dari Yola. Pria itu membukanya tak sabaran.

Ketika penutup mata terbuka. Arsha terdiam sejenak, ia melihat sekeliling tidak percaya. Ia berulangkali memastikan penglihatannya tidak salah.

Ia kira Yola akan mempersiapkan kejutan untuknya seperti di film-film. Namun faktanya nihil. Tidak ada apapun di rooftop. Ia menatap Yola meminta penjelasan. Yang ditatap malah cengengesan seolah tidak terjadi apa-apa.

"Kamu kok malah ketawa?"

"Hahahahaha.. lagian siapa yang buat suprise. Mana sempat, Mas. Kamu lupa kemarin aku sibuk revisi naskah novel. Kamu minta kemarin harus jadi, kan?"

Yola masih kesal dengan Arsha. Karena ulah pria itu.

Dasar Iblis! Tidak berperasaan! Dikira sekarang zaman penjajahan apa! Tenaganya dikuras habis seperti ikut romusha. Yola ingin sekali membotaki rambut pria itu sebagai balas dendam. Namun, ia hanya bisa pasrah dan menurut.

Arshakampret!!! Ingin sekali Yola berteriak seperti itu. Namun, ia hanya bisa menahannya.

"Terus kamu bawa saya kesini buat apa? Buat prank saya?"

"Enggak lah, Mas. Aku mau kasih kado ulang tahun."

"Kenapa nggak di dalam aja?"

"Enak disini bisa berduaan sama, Mas."

"Jangan bilang kamu kasih ciuman buat saya, kan?" tebak Arsha.

Kemudian pria itu melihat sekeliling rooftop disini sepi. Hanya ada mereka berdua. Tempat yang cocok untuk mereka berciuman. Pasti Yola ingin bermesraan dengannya. Mengingat di dalam gedung tadi gerak mereka terbatas. Saudara-saudaranya pada sibuk mendekati Yola mengajak berkenalan. Hanya saja kakak pertamanya tidak datang, karena sakit. Apalagi jarak Italia dan Indonesia sangatlah jauh. Umur kakaknya juga sudah lima puluh tahun lebih, jadi Arsha memakluminya.

"Mesum! Lagian mas inget kan kata mama jangan macam-macam sebelum nikah. Ngelawan orang tua dosa loh," Yola menceramahi Arsha dengan bijak. Seperti anak kecil yang mengingatkan temannya ketika mencontek di waktu ulangan.

DOSEN BUCIN - (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang