Bab 18

7.3K 321 6
                                    

Love dulu buat part ini ♥️

Jangan lupa follow vote and Coment 💜

Beberapa peraturan baca cerita ini. Karena antusias kalian menentukan cerita ini lanjut atau enggak. Karena kalian tahu aku suka bgt unpublish cerita hahah disaat merasa kurang.

1. Komen disetiap part-nya dan tekan bintang/vote..
2. Follow wattpad aku biar kalian ngk kaget kalau ada bagian yg tiba-tiba hilang.
3. tolong tag juga temen-temen kalian biar ikut bucin
4. Jangan Hate Komentar ya 💜😉
5. Semakin dikit yang komen dan vote semakin lama aku update.

***

Yola terdiam di dalam kamar kostnya. Ia takut keluar, bahkan pemberitahuan ponselnya penuh dengan kecaman. Beberapa mahasiswa juga ada yang membentuk aliansi untuk mengeluarkannya dari kampus. Ia kaget melihat berita dan komentar orang-orang untuknya. Ia juga dicaci maki karena telah mencemari nama kampus.

Kadang perkembangan teknologi memang mengerikan untuk hal seperti ini. Seharusnya mereka mengkonfirmasi dulu dari pihak yang terlibat bukan menuduhnya. Yola yakin jika ia ke kampus pasti ia akan di bully habis-habisan.

Yola menghembuskan napas, ia memeriksa kembali pesan WhatsApp. Disaat itu muncul pesan dari Antariksa. Buru-buru Yola membuka. Entah kenapa ia khawatir Antariksa memandangnya sama dengan yang lain.

Antariksa

Aku tahu kamu bukan wanita seperti itu. Semangat ya aku bakal dukung kamu terus. Jangan sedih apalagi sampe bunuh diri.

Yola bersyukur masih ada orang yang percaya dengannya. Antariksa tidak mencelanya malah mendukungnya secara moral. Ia jadi terharu.

Yola

Makasih ya dukungannya

Antariksa

Aku pesen makanan lwt online buat kamu. Jangan lupa makan ya. Aku yakin badai pasti berlalu...

Yola terdiam membaca pesan itu. Ia tidak menyangka jika Antariksa mengirim makanan untuknya. Kebetulan sekali ia belum makan dari pagi. Ia tidak nafsu makan gara-gara berita ini. Ia takut dikeluarkan dari universitas. Kenapa ada orang yang kurang kerjaan seperti ini? Perasaan ia tidak memiliki musuh.

Suara ketukan di pintu menyadarkan Yola dari lamunan. Ia bangkit membuka pintu. Terlihat Pintari berdiri sambil membawa kantong plastik.

"Tadi ada ojek online yang ngirim ini di depan."

"Makasih Pin."

Setelah menerima makanan tersebut. Yola kembali mengunci pintunya. Bahkan Pintari terlihat agak cuek dengannya. Yola menghembuskan napas, sepertinya beritanya sudah menyebar.

Yola duduk kembali di lantai sambil membuka makanan yang di kirim Antariksa. Cowok itu mengiriminya Nasi ayam gongso, sosis telur dan juga es teh. Ambil sisi positifnya Yola masih ada beberapa orang yang peduli dengannya. Ia jadi teringat pesan Vivi agar ia menghubungi Arsha. Yola menelan ludah, ia takut. Namun apa salahnya mencoba. Siapa tahu dosennya itu bisa memberikan jalan keluar.

Yola dengan mata terpejam memanggil Arsha. Dalam hati ia berdoa mendapat respon yang positif. Namun berulangkali ia menghubungi Arsha tidak ada balasan. Panggilannya tidak ada jawaban. Tubuh Yola lemas seketika. Air matanya mengalir, entah kenapa rasanya lebih sakit dari pada membaca komentar-komentar buruk dari orang-orang yang mengatainya pelacur.

Kenapa Arsha tidak ada disampingnya disaat seperti ini? Bukankah pria itu penyebab dari semua masalah ini. Kenapa ia diabaikan? Padahal pria itu online bahkan panggilannya berdering.

DOSEN BUCIN - (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang