Bab 34

5.4K 183 23
                                    

Love dulu buat part ini ♥️

Jangan lupa follow vote and Coment

Selamat membaca kesayanganku

****

Lapangan basket kompleks ramai dengan anak-anak remaja. Yola mengusap wajahnya lalu duduk bersila di tanah bersama Risa tetangganya, usianya sama dengan Ares. Ia menyusul kesini untuk melihat kedua orang itu. Ia takut mereka akan membuat ulah.

Yola sengaja mengajak Risa agar menemaninya disini. Jujur Yola hanya mengenal beberapa tetangganya. Maklum ia sibuk kuliah sehingga jarang berkomunikasi. Apalagi banyak yang anak seusianya malah pergi merantau ke Jakarta.

"Mbak kok aku baru liat cowok yang pake baju putih itu?" tunjuk Risa ke arah Arsha.

Yola tersenyum kecil, jujur ia malu. Karena hanya Arsha yang paling tua disini. Apa Arsha tidak malu bertanding bersama anak-anak? Semakin Yola mengenal Arsha semakin ia tahu sifat asli pria itu sebenarnya. Arsha yang manja dan kekanak-kanakan. Padahal pria itu selalu terlihat dingin dan arogan.

"Dia bukan warga sini," balas Yola.

"Mbak kenal?"

"Calon suami mbak," pipi Yola bersemu kemerahan menjawab itu.

"Ganteng banget mbak. Tapi buat aku masih ganteng Mas Anta." Risa berbinar menatap Antariksa. Ia menyukai tetangga barunya itu. Karena beberapa kali membantunya mengerjakan tugas sekolah. Tidak seperti Ares yang selalu menjahilinya.

"Kamu suka Anta?" tanya Yola, ia jadi tidak enak pada Risa. Andai saja gadis itu tahu bahwa Antariksa menyukainya.

"Iya, Mbak. Cinta pada pandangan pertama kalau kata orang."

Yola menghembuskan napas berat. Ia tidak ingin Antariksa terus berharap padanya. Pria itu berhak bahagia. Ia juga tidak ingin Antariksa terus bersaing dengan Arsha. Hal itu membuat Yola tersiksa. Ia tidak enak hati dengan Antariksa, pria itu baik tapi sampai kapanpun ia tidak bisa membalas perasaannya.

Pertandingan dimulai, terdapat dua tim. Pertama dipimpin Arsha dan yang kedua Antariksa. Ares berada di pihak Arsha. Karena cowok itu tidak ingin kehilangan kesempatan memiliki mobil Jeep impiannya. Kata pepatah sekali mendayung dua pulau terlampaui. Kalau bisa dapet mobil sekaligus kakak ipar yang tajir kenapa enggak? Ares juga melakukan ini demi kebahagiaan kakaknya. Agar impian kakaknya menikah dengan pangeran masa kecilnya terwujud. Benar-benar cerita dongeng yang menjadi nyata.

Arsha men-dribble bola dengan lincah bahkan melewati lawannya tanpa kesulitan. Melawan anak-anak SMA bukanlah tandingannya. Sedangkan Antariksa hanya mampu bertahan meski sudah beberapa kali kejebolan.

Sepuluh menit berlalu bola didominasi oleh Arsha membuat beberapa anak-anak remaja tersebut mundur. Menyisahkan Antariksa yang berduel berdua di tengah lapangan. Mereka menyerah bermain dengan Arsha. Rasanya seperti bermain dengan atlit profesional.

Sorak Sorai dari penonton membuat lapangan menjadi panas. Tiba-tiba segerombolan anak-anak perempuan muncul memenuhi lapangan. Yola tersentak kaget melihat itu. Apalagi mereka meneriaki kata-kata, "Abang kaos putih jangan sampai lepas." dan teriakan-teriakan lainnya.

"Itu anak kompleks sini juga?" tanya Yola pada Risa.

"Iya mbak, tadi aku nggak sengaja bikin video di status WA. Jadi pada kesini deh."

Yola murung, entah kenapa ia tidak suka jika Arsha menjadi rebutan. Resiko punya kekasih tampan apalagi Arsha begitu memukau diusianya yang menginjak dua puluh enam tahun. Bahkan caranya bermain terlihat begitu gentle dan keren. Yola jadi tidak rela berbagi dengan remaja-remaja perempuan disini. Hanya dirinya yang boleh melihat Arsha bermain bola basket.

DOSEN BUCIN - (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang