Love dulu buat part ini ♥️
Selamat hari libur ♥️♥️
Sayang-sayangku ♥️
Jangan lupa follow vote and Coment
Komen setiap paragrafnya ya biar author semangat update... Vote juga ya 🙏🙏🙏
Maaf lama aku lagi lembur kerja hehehe. Kemungkinan misal suatu hari nanti aku jadi xxx 🤣 bakal susah update hiks...
****
Menunggu adalah hal yang tak pernah lepas dari Yola. Di sebuah ruangan rawat inap berdinding putih dengan bau khas rumah sakit menjadi rumah kedua untuk Yola. Saat ini ia berada di duduk termenung di kursi dekat Arsha berbaring. Ia baru saja pulang dar sekolahi SMA untuk penelitian skripsi. Badannya lelah, namun ia tetap memaksakan diri bertemu Arsha. Bahkan ia masih mengenakan pakaian khas magang hitam putih lengkap dengan sendal fantopel.Tadi ia belum sempat pulang kos. Ia tidak ingin menyia-nyiakan waktunya sedikitpun untuk bersama Arsha. Baginya setiap waktu bersama Arsha sangatlah berharga. Yola menggenggam erat tangan pria itu. Arsha nampak tenang dalam tidurnya. Apa berada disana lebih menyenangkan? Hingga pria itu tak kunjung terbangun.
"Kamu harus kuat mas Shaka. Aku akan selalu ada di samping kamu sampai kapanpun. Maafin Lala Mas.."
"Aku kangen banget sama kamu. Hiks.. Aku nggak bisa bayangin hidup tanpa kamu Mas Shaka."
Membayangkan harus hidup tanpa ada Arsha. Rasanya menyakitkan sekali. Apa ia kuat? Disaat hatinya sudah dipenuhi oleh Arsha, apakah ia sanggup melepas pria itu dalam hatinya? Yola menggelengkan kepalanya. Ini tidak boleh terjadi.
"Aku tahu kamu nggak bersalah Mas. Aku tahu kamu terpojok. Dan bodohnya gara-gara kebodohanku kamu harus terbaring semakin tak berdaya disini," napas Yola semakin sesak membayangkan apa yang telah ia perbuat kemarin. Seharusnya ia tidak pernah membuang cincin itu.
Air mata Yola semakin mengalir membasahi pipi. Dadanya sesak tak kuat menahan rasa sepi. Meski Arsha ada di hadapannya tapi mereka terlihat begitu jauh. Terbentengi oleh dunia lain."Kamu harus berjuang Mas Shaka. Apa kamu nggak mau nikah sama aku? Apa pernikahan kita nggak akan pernah terjadi? Aku nggak bisa bayangin aku harus nikah sama laki-laki lain selain kamu Mas. Aku nggak sanggup, lebih baik aku menua sendiri sambil mengenang kisah-kisah indah kita dari pada harus mengikat hubungan dengan pria selain kamu."
Yola tak kuasa menahan rasa sesak di dada. Hatinya mengeluh menahan rasa sakit. Ia tidak ingin di takdirkan dengan lelaki manapun, ia hanya ingin Arsha. Apakah ia egois?
Suara pintu terbuka membuat Yola menoleh. Ia yang tadinya sedih jadi kesal mendapati bumi. Pria itu datang sambil membawa sebuah buku lalu duduk dengan kaki terlipat di atas sofa pojok ruangan.
Yola benci dengan pria itu. Karena suka menyumpahi Arsha mati. Seharusnya sebagai keponakan pria itu memberikan dukungan pada Arsha.
"Kenapa wanita suka sekali menangis? Percuma sebanyak apapun air mata keluar jika tidak di takdirkan untuk bangun ya akan sia-sia." Yola melotot menatap sosok Bumi. Setiap pria itu berkata pasti hanya akan membuatnya marah. Bahasanya itu loh yang membuat Yola kesal. Ia seperti melihat Squidward di dunia nyata. Rasanya ia ingin membumi hanguskan orang itu.
"Diem!"
Bumi hanya menaikkan alis lalu ia membuka sebuah buku usang yang ia temukan di bawah bantal kamar Arsha. Bumi hapal betul buku ini, dulu ketika ia ke Inggris menginap di apartemen Arsha. Ia sering menjumpai Arsha tersenyum-senyum membaca buku ini, kadang juga menangis. Menjadi bucin ternyata suatu yang merepotkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOSEN BUCIN - (TAMAT)
Romance*Arsha in another universe* AWAS JADI SARJANA BUCIN!!! Arshakala Anggara dikenal sebagai dosen maha benar dan sempurna. Sosok yang paling di takuti di jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Tidak ada yang berani melawan titahnya atau berakh...