Yola gugup akan bertemu sosok prince Charming. Mereka hanya kenal lewat online. Apakah nanti di dunia nyata mereka akan canggung? Mereka janjian bertemu di titik nol kilometer pukul satu siang. Ia datang lebih awal dua puluh menit.
Jarak kosnya lumayan jauh dari tempat itu. Sebenarnya dekat kalau naik motor, sayangnya Yola tidak bisa mengendarai motor. Jadi ia menaiki bis transjogja. Menurutnya lebih enak naik bus, harganya yang lebih murah dari ojek. Selain itu ia bisa menikmati suasana Jogja dari balik kaca jendela. Jogja yang setiap sudutnya penuh dengan kenangan. Kota yang membuat orang-orang ingin selalu kembali kesana.
Bis berhenti di halte Malioboro. Yola turun karena sudah sampai. Ia menatap sekeliling ramai sekali. Dipinggir jalan ada berbagai pedagang yang berjualan makanan. Lalu banyak orang-orang yang jalan kaki atau hanya sekedar duduk di kursi. Malioboro identik dengan lentera lampu yang ada di setiap sudutnya. Dan juga papan penunjuk jalan yang bertulisan aksara jawa.
Yola melangkah menyusuri jalan menuju titik nol kilometer. Sepanjang jalan ramai orang-orang kulineran, bersantai, atau berfoto. Yola teringat dulu ia dan teman-temannya suka duduk di kursi hijau dekat lentera sambil memakan pentol. Lalu berebut untuk foto. Ternyata benar setiap sudut jogja itu menyimpan kenangan.
Setelah berjalan beberapa menit Yola tiba di titik nol kilometer. Disekitar jalan itu terdapat berbagai bangunan megah bergaya Eropa lama. Setiap mengunjungi tempat itu Yola seakan kembali ke masa lalu karena suasananya yang begitu klasik. Tempat yang sering dibilang denyut nadi Jogjakarta.
Jantung Yola maraton membayangkan pertemuan ini. Ia tidak pernah membayangkan mereka akan bertemu. Karena Yola sadar mereka hanya sekedar teman online. Harapan untuk bertemu sangatlah sedikit, ia rasa itu mustahil.
Yola membuka aplikasi Wattpad. Lalu mengetikkan pesan. Bahkan sampai saat ini mereka tidak tukeran nomer handphone.
Awlala6
|Kamu udh sampe?
Pake baju apa?Prince Charming
|Aku duduk di kursi coklat, pakai kemeja putih dan celana hitamYola lega karena warna pakaian mereka tidak sama. Pasti akan canggung sekali. Kemudian Yola mencari keberadaan orang itu. Banyak sekali yang berpakaian putih dan hitam. Ia bingung. Ia kembali mengamati beberapa kursi coklat, disaat itu juga ia melihat sosok yang tidak asing untuknya.
Deg!
Yola kaget melihat Arsha duduk di salah satu kursi coklat tersebut. Kebetulan sekali pakaian yang digunakannya sama dengan Prince Charming. Yola langsung membalikkan diri sebelum Arsha melihatnya. Sial! Untung jarak mereka agak begitu jauh. Sehingga Arsha tidak menyadari kehadirannya.
Yola kembali menghubungi Prince Charming. Ia ingin mereka segera bertemu. Ia takut Arsha menyadari kehadirannya. Pasti pria itu akan langsung mengejarnya. Dan meminta penjelasan mengenai masalah kemarin.
Awlala6
|Kamu dmn?
|Aku dh sampe. Pakai switter pink rok putih.Prince Charming
|Saya duduk di kursi coklat.Kursi coklat yang mana? Yola mendesah. Lalu ia melirik ke belakang dengan hati-hati. Kursi yang tadi penuh tiba-tiba kosong. Tinggal Arsha seorang diri duduk disana sambil memainkan ponsel.
Apa prince Charming mempermainkannya?
Awlala6
|Km dmn sih?
|Ngk ada siapa2 disanaPrince Charming
|Saya dibelakang kamu dan sedang menatap kamu.Hah?
Jantung Yola berdebar membaca itu. Apa maksudnya? Bukannya yang dibelakangnya itu Arsha. Yola menelan ludah gugup. Dengan takut ia membalikkan badannya. Mata Yola langsung bertemu dengan Arsha. Pria itu sedang menatapnya intens dan tajam. Yola meneguk ludahnya gugup. Apa maksudnya ini? Mana prince Charming? Jangan bilang kalau Arsha itulah Prince Charming? Tiba-tiba pemikiran itu muncul di benak Yola. Tidak mungkin! Yola langsung menggelengkan kepalanya. Ia mengalihkan tatapannya seolah tak melihat Arsha, ia sibuk mencari keberadaan orang berbaju putih hitam disekitar. Nihil.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOSEN BUCIN - (TAMAT)
Romance*Arsha in another universe* AWAS JADI SARJANA BUCIN!!! Arshakala Anggara dikenal sebagai dosen maha benar dan sempurna. Sosok yang paling di takuti di jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Tidak ada yang berani melawan titahnya atau berakh...