Bab 22

7.6K 277 6
                                    

Love dulu buat part ini ♥️

Jangan lupa follow vote and Coment 💜

Beberapa peraturan baca cerita ini. Karena antusias kalian menentukan cerita ini lanjut atau enggak. Karena kalian tahu aku suka bgt unpublish cerita hahah disaat merasa kurang.

1. Komen disetiap part-nya dan tekan bintang/vote..
2. Follow wattpad aku biar kalian ngk kaget kalau ada bagian yg tiba-tiba hilang.
3. tolong tag juga temen-temen kalian biar ikut bucin
4. Jangan Hate Komentar ya 💜😉
5. Semakin dikit yang komen dan vote semakin lama aku update.

***

Kubawa cinta sebesar dunia

Agar engkau tahu besarnya cintaku

Apa kau tak rasa, kau tak meraba, Yolanda

Aku menunggumu di tempat biasa

Kuharap kau datang menemui aku

Jangan terlambat, kuharap cepat, Yolanda

Lelah hati ini mencari dirimu

Lelah kaki ini untuk 'ku melangkah

Untuk temui dirimu, kasih, yolanda

Arsha menatap Danang tajam. Bisa-bisanya sahabatnya itu menyetel lagu tersebut didepannya disaat ia sedang curhat. Seumur hidup baru kali ini Arsha merendahkan diri untuk berbagi cerita.

"Sial!"

Apa ia sedang disindir karena cintanya ditolak. Parahnya lagi Tunjung ikut bernyanyi sambil mengejeknya. Kepala Arsha ingin pecah rasanya. Mentang-mentang ia paling muda disini. Jadi dinistain seperti ini.

"Yola di mana, dengan siapa?

Semalam berbuat apa. Yola di mana, dengan siapa. Di sini Arsha menunggumu dan bertanya..... bertanyaaaaaa."

"Sri diem atau kamu mau mati?" desis Arsha kesal. Ia memukul meja keras. Lalu membanting buku ke lantai, ia menatap kedua orang itu tajam.

"KELUAR!!!" Teriak Arsha menyuruh kedua orang itu pergi dari ruangannya. Tentu saja kedua orang itu menurut. Dalam hati mereka tertawa melihat tingkah Arsha. Semenjak bersama Yola sahabat mereka itu lebih ekspresif dan tidak kaku.

Tadi Arsha bercerita mengenai Yola yang mengembalikan cincinnya. Tapi Danang dengan iseng menyetel lagu Kangen Band untuk memotong perkataan Arsha. Danang kesal karena Arsha tidak peka. Sahabatnya itu tidak mau mengakui perasaannya kepada Yola malah menyalahkan gadis itu. Seolah-olah dialah yang paling tersakiti. Padahal sudah jelas Yola berharap Agar Arsha menyatakan cintanya.

Arsha mengunci pintu ruangannya. Lalu duduk di kursi kebanggaannya. Ia setres sekarang. Apalagi semalam ia sempat melihat status Yola yang memamerkan makanan pemberian dari Antariksa. Gadis itu seolah-olah mendewakan pemberian Antariksa.

Cih! Baru dikasih makanan luluh, sedangkan dirinya memberikan berlian malah ditolak. Kurang apa dirinya?

Sialnya punya temen bukannya memberikan solusi malah mengejeknya. Kenapa sial sekali hidupnya? Lama-lama ia bisa gila jika terus bergaul dengan Danang dan Tunjung.

DOSEN BUCIN - (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang