Bab 28

6.4K 239 18
                                    

Love dulu buat part ini ♥️

Jangan lupa follow vote and Coment

Selamat membaca kesayanganku

****

Ruangan dipenuhi suara sorakan dari penonton. Arsha dan Antariksa saling berdiri berhadapan menatap satu sama lain. Tatapan mereka seperti ingin saling membunuh satu sama lain. Mereka bersiap untuk memulai pertandingan. Sedangkan wasit berada di tengah mereka memimpin jalannya pertandingan.

"PAK ARSHA!!"

"ANTA! ANTA!"

"PAK ARSHA!!"

"ANTA! ANTA!!"

Ketika Pluit berbunyi nyaring, tiba-tiba sebuah teriakan seseorang mengalihkan perhatian orang-orang di ruangan. Mereka menatap pintu penasaran.

"SOBAT AMBYAR..."

"WOY ADA DENNY CAKNAN S. AYO DANGDUTAN! RAMAIKAN LAPANGAN!!!"

"NYESEL LO PADA KALAU NGGAK IKUT. ADA MAKANAN GRATIS!!!!"

"GAS PANASKAN LAPANGAN."

"WOYO WOYO JOS!!!"

Arsha speechless begitu juga dengan Antariksa. Penonton yang tadinya menonton turun dari tribun mereka berlarian keluar. Mereka terpancing apalagi bisa nonton artis gratis. Siapa yang nggak mau coba? Lumayan buat dijadiin story' di media sosial.

Pertandingan jadi kacau lebih parahnya lagi Yola sebagai orang yang dijadikan rebutan malah ikut keluar. Ruangan jadi riuh. Bola yang tadi melambung ingin diambil Antariksa dan Arsha sudah menggelinding entah kemana di tendang penonton.

"Bos gimana ini?" Tunjung memijat pelipisnya. Hal ini benar-benar tak terduga. Diluar ekspektasi siapapun. Siapa kira kalau orang-orang akan lebih memilih nonton dangdutan daripada pertandingan bola basket. Apalagi ada iming-iming makanan gratis. Mengingat sebagian mahasiswa adalah anak kos yang suka gratisan.

Di ruangan itu hanya tersisa tiga orang Tunjung, Arsha dan Antariksa. Arsha dan Antariksa saling berhadapan mereka mengabaikan Tunjung. Lalu mata mereka saling menatap satu sama lain dengan tajam. Hingga akhirnya mereka ikut keluar lari mencari Yola. Meninggalkan Tunjung sendirian di ruangan yang cengo. Nasib menjadi orang yang selalu ternistakan.

"Yola punya saya."

"Yang duluan bisa Nemu Yola berarti dia jodoh Yola." Mereka berlari saling dorong-dorongan menuju lapangan. Bahkan menendang satu sama lain. Definisi anak kecil yang lagi rebutan mobil-mobilan.

"Saya terima tantangan kamu. Asal kamu tahu saya yang bakal menemukan Yola."

"Bapak sudah tua. Mata saja sudah rabun. Pasti tidak akan bisa menemukan Yola. Hahahaha..."

"Sialan!"

"Pulang saja kamu bocah!"

"Bapak mending ngajar aja sana!"

"Bocah tengik!"

"Tua-tua keladi!"

"Berani sama orang tua ha!"

"Dasar Pak Tua!"

Lalu mereka berpisah berpencar mencari keberadaan Yola di tengah lautan manusia. Arsha mendesah, ia tidak menyangka jika akan begini. Ia mengutuk siapapun orang yang tadi telah mengacaukan ajang pamernya. Yola jadi tidak bisa melihat betapa kerennya dia bermain bola basket.

Sialan!

Shit!

Yola menghembuskan napas lega. Ia sengaja ikut lari ke lapangan bergabung dengan orang-orang. Ia tidak ingin melihat pertandingan itu. Ia kesal karena menjadi bahan taruhan mereka berdua. Sial sekali! Memang dirinya barang bisa diperebutkan seenaknya. Yola jadi membayangkan apa yang terjadi diantara kedua pria itu sekarang. Apa mereka masih bertanding seperti orang bodoh? Disaat orang yang mereka perebutkan menghilang.

DOSEN BUCIN - (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang