Bab 16

8.4K 301 2
                                    

Love dulu buat part ini ♥️

Jangan lupa follow vote and Coment 💜

Beberapa peraturan baca cerita ini. Karena antusias kalian menentukan cerita ini lanjut atau enggak. Karena kalian tahu aku suka bgt unpublish cerita hahah disaat merasa kurang.

1. Komen disetiap part-nya dan tekan bintang/vote..
2. Follow wattpad aku biar kalian ngk kaget kalau ada bagian yg tiba-tiba hilang.
3. tolong tag juga temen-temen kalian biar ikut bucin
4. Jangan Hate Komentar ya 💜😉
5. Semakin dikit yang komen dan vote semakin lama aku update.

***

Dua hari berlalu dengan cepat. Sekarang Yola berada di dalam mobil Arsha. Ia kira mereka akan bimbingan di kampus. Namun, pria itu malah membawanya ke kantor penerbit. Lagipula sekarang sudah hampir sore. Kampus juga sudah sepi.

Arsha menjemputnya menggunakan mobil Lamborghini dengan warna merah yang mencolok. Ia tidak percaya jika Arsha memiliki banyak mobil. Ia penasaran dengan koleksi mobil Arsha.

Tadi Arsha sebelum menjemput Yola. Pulang dulu ke rumah untuk berganti mobil. Ia ingin terlihat keren.

“Pak kita mau ngapain ke kantor?”

“Perkenalan, biar kamu tahu siapa saja karyawan saya.” Kening Yola berkerut, apakah semua penulis juga begitu. Dikenalkan dengan semua karyawan penerbitan. Yola baru tahu mengenai hal ini. Ini pengalaman pertamanya menerbitkan buku. Jadi ia tidak tahu menahu.

“Memang penulis harus kenal semua karyawan Bapak?” tanya Yola dengan ragu.

“Tentu saja sebentar lagi kamu akan menjadi—” Arsha terdiam sejenak hampir saja ia mengatakan calon istri.  Bisa-bisa Yola akan curiga padanya.

“Jadi apa Pak?” Yola penasaran dengan kalimat Arsha. Kenapa pria itu menggantungkan kalimatnya?

“Penulis, biar kamu bisa lebih akrab dengan karyawan saya sehingga komunikasi lebih baik.” Arsha mendesah semoga saja Yola percaya dengan ucapannya.

Yola menganggukkan kepala. Lalu tidak bertanya lagi. Ia menatap kesamping jendela terlihat gedung-gedung pencakar tinggi serta langit yang mulai mendung. Apa sebentar lagi akan hujan? Udara di dalam mobil juga begitu dingin, persis seperti dosennya yang dingin. Yang hanya berbicara disaat ia ingin. Tidak salah ia menjuluki pria itu snow man.

Tetesan air langit tiba-tiba turun membasahi bumi. Yola menoleh menatap rintikan air menetes di mobil Arsha. Tidak lama kemudian mereka sampai di kantor. Ketika Yola ingin membuka pintu, Arsha mencegahnya.

“Tunggu disini sebentar,” perintah pria itu.

Yola menuruti perkataan Arsha. Namun, anehnya Arsha malah membuka jasnya. Lalu menaruhnya di pangkuan Yola.

“Biar saya yang buka pintu.” Arsha keluar dari mobil. Membukakan pintu  untuk Yola. Lalu mengambil jasnya yang berada di pangkuan Yola menutupi kepalanya.

“Ayo kita masuk.”

(Contoh adegan)

Arsha menyuruh Yola berdiri didekatnya dan menutupi dengan jas pria itu. “Biar saya saja yang pegang.” Arsha mencegah tangan Yola yang ingin membantu Arsha.

“Iya, Pak.” Yola memilih untuk diam, mengikuti langkah kaki Arsha. Di bawah rintik hujan, perasaannya semakin tak karuan. Perilaku Arsha padanya semakin sulit ditebak. Pria itu sedang melindunginya dari tetesan air hujan. Kadang perhatian yang diberikan Arsha terlalu berlebihan untuknya. Diam-diam Yola mengamati pria itu dari samping.

DOSEN BUCIN - (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang