Bab 46

3.4K 130 3
                                    

Love dulu buat part ini ♥️

Selamat hari libur ♥️♥️

Sayang-sayangku ♥️
 

Jangan lupa follow vote and Coment 
 

Komen setiap paragrafnya ya biar author semangat update... Vote juga ya 🙏🙏🙏

****
 

Sendu itu lah yang Yola rasakan sekarang. Ia menatap nanar sosok pria yang terbaring tidak berdaya di balik kaca ruang ICU. Arsha belum sadarkan diri. Pria itu sedang berjuang untuk hidup. Ia hanya bisa menangis sepanjang waktu, menyesali perbuatannya yang begitu bodoh. Seharusnya ia tidak kekanak-kanakan. Seharusnya ia tidak percaya begtu saja dengan berita itu. 

Yola menghapus air matanya, ia teringat belum menghubungi keluarga Arsha. Kerabat terdekat pria itu harus tau keadaannya. Yola mengambil ponsel Arsha yang ia simpan di saku jaketnya. Ia belum pulang semenjak kecelakaan tadi. Pakaiannya masih sama bahkan ia melewatkan makan pagi dan siangnya. 
 

Ketika layar ponsel menyala. Yola tersentak melihat wallpaper yang di pasang pria itu. Foto mereka berdua yang duduk di kursi coklat kayu di bawah langit senja nol kilo meter. Dada Yola semakin sesak melihat foto tersebut. Ia semakin merasa bersalah. Hatinya ngilu, perih sekali lebih sakit dari pada ditikam belati. Nyatanya Arsha begitu mencintainya, menjaga cinta mereka. Tapi, ia malah tidak mempercayainya. 
 
Dengan tangan bergetar Yola menghubungi Bumi dan Tunjung memberitahu keadaan Arsha. Dalam kondisi seperti ini, pria itu butuh dukungan dari orang-orang terdekatnya. 

Satu jam kemudian Tunjung datang. Kening Yola berkerut melihat pria berkemeja biru itu memberikan Yola sebuah kotak beludru berwarna merah dan Novel padanya. Kenapa Tunjung malah memberikan hadiah padanya? 
 
"Apa ini?" 

"Itu hadiah yang dipersiapkan bos untuk kamu. Saya tadi mau memberikannya, tapi ternyata waktu berkata lain..." Mendengar itu Yola terdiam. Kenapa Arsha memberikan hadiah untuknya?
 

"Hadiah apa?" tanya Yola bingung. 
 
Tunjung mengangkat bahu tak ingin menjawab.
 

Kemudian ia membuka kotak tersebut. Ia menahan napas melihat sebuah kalung emas putih dengan bandul bunga di tengahnya. Terlihat cantik dan elegan. 
 

"Itu bunga anyelir, bos minta saya pesan kalung dengan model seperti itu." 

Deg!

Bunga anyelir memiliki arti rasa cinta yang begitu dalam. Arsha pernah memberitahu kan hal itu padanya, alasan kenapa dulu pertunangan mereka dipenuhi bunga itu. Bukankah ini salah satu cara Arsha menunjukkan rasa cintanya. Bagaimana bisa ia tidak mempercayainya pria itu?

Kemudian Yola membaca kartu ucapan yang tertera disana. Ternyata itu adalah hadiah yang Arsha persiapkan untuk ulang tahunnya. Bahkan novel yang ditulisnya di platform online berhasil terbit menjadi buku cetak. Arsha menyiapkan ini semua untuknya. 
 

Disaat ia tidak mengingat hari kelahirannya, justru Arsha lah yang mengingatnya. Pria itu bahkan repot-repot mempersiapkan kado untuknya. Seharusnya hari ini menjadi hari yang indah untuknya, namun harus berakhir tragis. Di hari ulang tahunnya Arsha terbaring tidak berdaya karena kebodohannya. 
 

Bodoh! 
 

Yola semakin sedih dibuatnya. Terlebih lagi membaca surat yang dibuat Arsha. Yola hanya bisa menangis sambil bergumam maaf. 
 

Buku ini adalah kisah kita. Kisah yang tidak akan pernah bosan aku baca meski berulang kali. Kisah yang memiliki akhir bahagia yang kelak bisa dikenang anak-anak kita. Aku tidak sabar menanti hari dimana kita bisa menulis kisah kita bersama sepanjang usia. Terimakasih telah menulis namaku dalam tulisanmu
 

DOSEN BUCIN - (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang