Bab 19

7.3K 311 10
                                    

Love dulu buat part ini ♥️

Jangan lupa follow vote and Coment 💜

Beberapa peraturan baca cerita ini. Karena antusias kalian menentukan cerita ini lanjut atau enggak. Karena kalian tahu aku suka bgt unpublish cerita hahah disaat merasa kurang.

1. Komen disetiap part-nya dan tekan bintang/vote..
2. Follow wattpad aku biar kalian ngk kaget kalau ada bagian yg tiba-tiba hilang.
3. tolong tag juga temen-temen kalian biar ikut bucin
4. Jangan Hate Komentar ya 💜😉
5. Semakin dikit yang komen dan vote semakin lama aku update.

****

Pukul lima sore tetap, Yola mendesah menatap layar ponselnya. Hanya dalam waktu beberapa jam saja ia sudah hidup layaknya artis yang di banjiri hujatan kebencian. Untung akun Instagramnya di kunci, selama ini yang mengikuti akunnya hanyalah pembaca wattpadnya. Namun sekarang tiba-tiba banyak sekali orang-orang yang follow, Yola mengabaikan permintaan mengikuti tersebut. Ia terlalu takut jika akan dihujat. Cukup di WA dan beberapa akun lambe kampus.

Yola membaringkan diri di kasur. Lalu menatap langit-langit kamar. Pandangannya kosong, baru kali ini ia mendapatkan kesulitan. Ia bingung mau mellakhkan apa. Bahkan orang penyebab semua ini tidak ada kabarnya. Arsha terlihat bodo amat dan tidak peduli, pesannya juga tidak di baca.

Yola mengecek ponselnya kembali. Ia membuka aplikasi WA. Matanya terpejam tidak berani melihat pesannya di balas atau tidak, oleh dosennya.

"Semoga dibales, dibaless....." gumam Yola penuh harap.

"Pliss... semoga dibaca..."

Ketika Yola membuka matanya ia mendesah. Boro-boro dibales pesannya saja tidak dibaca. Kemana sih Pak Arsha? Tidak seperti biasa mengabaikan pesannya.

Lalu pandangannya beralih ke sebuah pesan yang baru saja masuk. Ada pesan dari dekanat. Jantung Yola berdebar kencang. Pikiran negatif memenuhi pikirannya.

Apa ini artinya ia akan dikeluarkan dari kampus? Tangan Yola berkeringat dingin. Ia membaca pesan tersebut yang berisi bahwa besok ia diminta datang ke graha untuk proses mediasi. Kening Yola berkerut kenapa harus di graha? Bukankah itu berarti nanti jadi tontonan orang banyak. Rasanya Yola mau mati sekarang. Ia tidak mampu melangkahkan kakinya besok ke kampus. Berat sekali rasanya....

"Apa yang harus aku lakuin? Kalau aku dateng pasti bakal banyak yang buli." Di media online aja pada berani, apalagi di dunia nyata. Kelar sudah hidup Yola. Ia jadi membayangkan ia dilempari dengan telur, lalu di teriaki pelacur. Kenapa dunia begitu kejam? Tanpa sadar air mata Yola jatuh.

Dada Yola terasa sesak, hatinya sakit. Jadi begini rasanya menjadi tokoh dalam cerita yang sering difitnah dan tidak ada satupun orang yang bisa menolongnya, bahkan orang yang ia harapkan malah hilang entah kemana.

"Hikss... Pak Arsha.. tolong Yola.."

****

"Vigaro... Vigaroo... Vigarooo.." Arsha sedang asyik menonton serial Spongebob Squarepants di televisi. Terlihat di layar tokoh kuning tersebut sedang bernyanyi dan Arsha meniru. Lebih tepatnya televisi yang sibuk menonton Arsha.

Arsha sedang membaca beberapa artikel dan komen buruk mengenai Yola. Berani sekali manusia seperti mereka menghina calon istrinya. Yola pasti sangat terpuruk karena itu. Awas saja Arsha akan membalas mereka. Ia sangat marah sekarang.

"Sialan! Shit!"

"Vigarrooo.. vigarroooo...." teriak Arsha, lalu Arsha melempar remot televisi ke sembarang arah. Hingga bunyi benturan terdengar di seluruh penjuru.

"Vigaro! Vigaro!" Teriak Arsha sambil melempar bantal sofa ke segala arah.

"Sial!" Arsha mematikan televisinya lalu menghubungi Danang. Ia meminta sahabatnya itu untuk mencari tahu identitas siapa saja yang menghujat Yola. Ia akan melaporkan pemilik akun tersebut ke kampus. Lalu ia juga menyuruh Danang untuk meng-hack akun-akun lambe tersebut termasuk orang-orang yang berkomentar.

DOSEN BUCIN - (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang