Love dulu buat part ini ♥️
Jangan lupa follow vote and Coment
Selamat membaca kesayanganku
****
~Wanita itu sederhana, yang rumit itu perasaannya. Apalagi mood nya-
Vivi cemberut ketika helm kesayangannya di tukar secara paksa oleh Satria -Kakak sepupunya. Tadi selesai bimbingan ia kaget mendapati pesan dari Satria kalau mau menukar helm. Satria ada kencan dengan pacarnya. Sialnya si Pacar nggak ada helm. Mau tidak mau ia yang Jadi korban. Sudah lebih dari tiga kali ia selalu jadi korban penistaan Satria.
Vivi mendesah memakai helm berwarna hijau khas ojek online. Ini semua gara-gara satria. Pasti orang-orang akan mengiranya tukang ojek online. Ia masih berada di sekitar kampus lagi. Jangan sampai orang yang ia kenal melihatnya pasti ia akan dibully. Tau sendirikan netizen sehari aja nggak bisa kalau nggak nyinyir. Apalagi kalau ada bahan gosipan.
"Awas kau BangSat! Ku bunuh kau nanti!" gumam Vivi sambil menyalakan mesin motornya.
"Mbak Ojek!" teriakan tersebut membuat Vivi mendesah. Sudah ia tebak pasti akan ada yang salah paham.
"Saya bukan-" Vivi menghentikan Kalimatnya ketika tahu siapa yang memanggilnya. Sosok cowok tampan yang baru ia temui. Vivi jadi salah tingkah.
"Anterin saya ya mbak. Penting nih saya bayar dua kali lipat deh." Belum sempat Vivi menolak. Tunjung lebih dahulu duduk di boncengan. Mau tidak mau Vivi menjalankan motornya. Tunjung juga menyebutkan lokasi yang dituju. Lebih baik ia naik ojek dari pada satu mobil sama pasangan labil. Yang ada ia hanya akan dibully.
"Masih kuliah?" tanya Tunjung. Ia terkejut menemukan tukang ojek perempuan masih kuliah lagi.
"Iya." Jawab Vivi. Sungguh ia ingin meralat pemikiran penumpangnya tapi ia malas. Sudah terlanjur juga.
"Hebat kamu nggak malu ngojek sambil kuliah. Ibu kamu pasti bangga." Vivi tersenyum kecil. Padahal ia tidak melakukan hal yang pria itu pikirkan. Selama ia kuliah ia hanya menghabiskan uang orang tuanya tanpa bekerja.
"Kenalin nama saya Rama." Tunjung memperkenalkan diri. Ia sengaja tidak menyebutkan nama panjangnya. Ia takut di tertawakan. Sama seperti bosnya yang sering mem-bully nya.
"Vivi." Balas Vivi canggung. Baru kali ini ia membonceng orang ganteng. Ia jadi ingin menceritakan semua ini pada Yola dan yang lainnya.
Kemudian motor Vivi berhenti di sebuah kantor penerbitan dan percetakan. Vivi menatap kagum kantor tersebut terlihat begitu mewah dan megah. Pasti pria yang diboncengnya itu pegawai disana. Pakaiannya saja sudah terlihat mewah bisa jadi uangnya banyak.
"Makasih." Ucap Tunjung sambil memberikan dua lembar ratusan ribu.
"Mas ini kebanyakan." Tolak Vivi.
"Ambil aja. Lumayan bisa buat nambah bayar uang kos." Mau tidak mau Vivi menerimanya. Rezeki anak Sholeh. Setelah ini ia akan mengajak Yola makan di cafe dekat kampus.
"Boleh minta nomer kamu?"
"Buat apa mas?"
"Lain kali kalau saya butuh. Nanti saya order sama kamu aja ya." Vivi awalnya ragu, tapi memberikan nomernya. Siapa tahu jodoh bukan?
***
Sebuah rumah bertingkat elegan dan mewah membuat Yola ternganga. Biasanya ia hanya bisa menghayal ditulisannya. Sekarang impiannya seakan terwujud. Ia menelan ludah tidak menyangka jika Arsha memiliki rumah ini. Berapa banyak uang yang dimiliki Arsha? Darimana juga Arsha bisa mendapatkan uang sebanyak itu? Gaji seorang dosen dan penerbitan tidak mungkin bisa membuat Arsha sekaya itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
DOSEN BUCIN - (TAMAT)
Romansa*Arsha in another universe* AWAS JADI SARJANA BUCIN!!! Arshakala Anggara dikenal sebagai dosen maha benar dan sempurna. Sosok yang paling di takuti di jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Tidak ada yang berani melawan titahnya atau berakh...