¹ diem apa terobos?

5.7K 182 15
                                    

Wangi parfum sitrus semerbak di seluruh ruang kamar Mingyu, dirinya meletakkan botol parfum tersebut ke atas meja, dengan dirinya yang berdiri di depan standing mirror sembari merapikan rambut hitamnya, tidak, tapi mengacak rambutnya agar terkesan berantakan.

Senyuman terukir di wajahnya yang kelewatan tampan. "uhuk! uhuk! uhuk!" tapi malah berakhir dengan dirinya yang terbatuk karena parfum yang ia gunakan begitu banyak dan menyengat hidung juga tenggorokannya.

Mingyu mengibas-ibaskan tangan kanannya di depan wajahnya sendiri lalu ia menghela napasnya panjang. Meraih jaket trucker berwarna biru langit dan kunci motornya yang berada di atas meja, membawanya keluar dari kamar tersebut. Mingyu kemudian meraih ranselnya yang berada di sofa ruang tamu dan melangkah keluar dari unit apartemennya. 

Kedua kaki jenjangnya melangkah di lorong apartemen menuju lift dengan dirinya yang bersenandung tidak jelas. Jam sembilan pagi ini, suasana hati Mingyu benar-benar sedang begitu baik hanya karena alasan kecil. Hari ini dirinya memiliki satu kelas dengan seorang pemuda yang sudah cukup lama Mingyu sukai. Pemuda satu tahun lebih tua darinya. 

Turun ke lantai tempat parkir, Mingyu langsung menuju ke motor sport miliknya yang ia peroleh dari sang ibu saat dirinya berulang tahun ke dua puluh. Kini motor berwarna hitam dan merah tersebut menjadi salah barang kesayangan Mingyu. Ia menaiki motornya, memakai helm full face yang berwarna hitam doff dan melajukan motornya keluar dari area gedung apartemen yang sudah ia tinggali selama dua tahun ini di perantauan. 

"Selamat pagi pak.." sapa Mingyu kepada satpam penjaga pintu masuk gedung apartemen tersebut. 

Pria yang rambutnya sudah banyak yang berwarna putih itu menatap Mingyu dengan terheran. "Nggak telat Alvaro?" tanyanya karena melihat senyuman di wajah Mingyu yang biasanya tak terlihat karena Mingyu sering kali terlambat dan menunjukkan wajah kesalnya. 

"Enggak dong pak.." balas Mingyu, ia masih memiliki waktu satu jam hingga jam kuliahnya di mulai. 

Satpam tersebut hanya menghela napasnya dan ia memencet tombol untuk membuka penghalang jalan keluar masuk gedung apartemen tersebut.

Mingyu berseru terima kasih lalu melajukan motornya pergi dari sana, keluar dari gedung apartemen yang jaraknya hanya lima belas menit dari kampusnya. Pagi ini keadaan sudah begitu ramai, ia merantau di kota yang tak pernah sepi, tentu saja karena wilayah tersebut adalah universitas yang jumlah mahasiswanya tidak bisa Mingyu hitung. 

Ia melajukan motornya dengan kecepatan yang standar hingga dirinya sampai di fakultas tempat dirinya menempuh pendidikan sarjana selama dua tahun ini. Mingyu baru semester empat dan sekarang sedang memasuki pertengahan semester yang membuatnya akan cukup sibuk dengan ujian tengah semester sebentar lagi. 

Motornya telah terparkir dan Mingyu melepas helmnya, ia melepas kunci motornya dan berjalan menuju gedung utama fakultasnya. Beberapa kali Mingyu mendapat sapa dari mahasiswa lain yang kenal dirinya atau dirinya yang menyapa mahasiswa lain yang ia kenal. Tidak dapat dipungkiri bahwa Mingyu adalah salah satu mahasiswa yang populer di fakultasnya bahkan universitasnya. 

Hal tersebut bukan hanya karena ketampanan dan proporsi tubuh yang dimiliki Mingyu, melainkan juga dengan Mingyu yang menjadi ketua tim basket fakultasnya yang sudah ia jalani selama dua semester ini. Timnya juga sering bertanding di tingkat universitas bahkan provinsi saat ada acara pekan olahraga. 

"Alvaro!" seorang pemuda berlari ke arah Mingyu yang menghentikan langkahnya di anak tangga pertama. Ia menatap teman sekelasnya itu dengan senyuman lebar di wajahnya. "Tumben lo pagian.." tanya Seokmin sembari merangkul pundak kiri Mingyu lalu keduanya menaiki tangga bersama. 

Brown-niesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang