²⁶ cemburu buta

1.2K 139 18
                                    

Hening, suasana apartemen Mingyu begitu hening padahal di sana ada dua orang pemuda duduk berdampingan. Wonwoo tengah menikmati ice cream popsicle yang ia beli sebelum ke apartemen Mingyu dan Mingyu hanya terdiam dengan sibuk memainkan game di ponselnya.

Ujung mata Wonwoo melirik Mingyu karena sedari tadi ia datang, Mingyu hanya diam dan mengeluarkan suara ketika perlu. Tidak seperti biasanya. Ia menebak bahwa Mingyu masih kesal dengan kejadian di gedung olahraga karena ia menyalahkan pemuda tan itu yang tidak bersikap profesional.

Wonwoo berdeham pelan, ia meletakkan popsicle itu di atas plasti bungkusnya di atas meja dan menoleh ke arah Mingyu. "Gimana Al, nginep di rumah bang Reza?" tanyanya membuka percakapan, Mingyu baru pulang pagi tadi dari rumah sang kakak.

"Biasa aja." jawab Mingyu tanpa menoleh.

Pemuda rubah itu ingin sekali memukul Mingyu seperti biasanya, tapi ia tahu Mingyu akan lebih kesal lagi. "Kak Okta gimana?" tanyanya lagi.

"Baik.." jawab Mingyu, masih dengan posisi yang sama.

Wonwoo menggigit bibir bawahnya, ia menghela napasnya panjang. "Terus.. perlu apa lo nginep di rumah bang Reza?" tanyanya lagi, ia belum menyerah untuk melemahkan kekesalan Mingyu sekarang ini.

"Pengen aja." jawab Mingyu, ia tak menoleh sedikit pun.

Membuat Wonwoo bertambah kesal tapi menahannya. "Lo masih marah sama gue?" tanyanya kemudian.

"Nggak." jawab Mingyu dengan singkat.

"Tck!" Wonwoo berdecak kesal, ia memperhatikan Mingyu yang sepertinya benar-benar marah dengannya. "Alvaro.." ia mendekat dengan mengeluarkan nada rengekan agar Mingyu luluh. "Maaf.. hm?" bujuknya lagi.

Mingyu hanya diam dan tak menanggapi apapun, ia masih kuat untuk menahan diri agar tak luluh dengan apa yang Wonwoo lakukan sekarang meskipun sangat menggemaskan dengan nada suaranya itu.

Tak ada pilihan lain, Wonwoo lebih mendekati Mingyu dan ia menyandarkan kepalanya di bahu kiri Mingyu. Membuat sang kekasih mengerjapkan mata almondnnya. "Lo kaya gini gara-gara gue deket sama Wira kan Al.." Wonwoo memanyunkan bibirnya. "Dia cuma adek tingkat Al, junior kita di tim basket. Nggak lebih." rengeknya lagi.

Pemuda tan itu menoleh, ia meletakkan ponselnya di atas meja. "Gua tahu.." jawabnya dan menatap wajah sang kekasih yang begitu memelas.

Wonwoo menundukkan kepalanya. "Kalo lo tahu, jangan ngambek kaya gini dong.." pintanya, karena ia jadi merasa bersalah dengan tindakannya. "Gue nggak suka Al.." lanjutnya.

"Terus gua harus gimana? Ngoceh salah, diem juga salah.." gumamnya.

Wonwoo mendongak, ia menatap Mingyu dengan lekat. "Kaya biasanya aja.. gue lebih suka lo yang kaya gitu." ucapnya memelas.

Sang kekasih mengulum bibirnya untuk menahan senyumannya. "Oke.." jawabnya singkat.

Sementara Wonwoo, berpikir Mingyu akan kembali mengoceh seperti biasanya, tapi malah pemuda itu meraih ponselnya lagi dan melanjutkan permainannya. Wonwoo mendengus kesal, ia menarik ponsel Mingyu dan menjauhkannya dari sang pemilik yang kini menatapnya dengan bingung.

Raut wajah kesal Wonwoo sukses membuat Mingyu menyerah, ia menghela napasnya. "Ya udah, gua--" baru akan mengatakan bahwa dirinya minta maaf, bibirnya sudah terlebih dahulu di cium oleh Wonwoo. Mata Mingyu membulat lebar sampai Wonwoo melepas ciumannya singkatnya itu.

Wonwoo meletakkan ponsel Mingyu di atas meja, lalu ia meraih ice cream miliknya itu dan memakannya lagi. Wajahnya sedikit bersemu malu karena baru kali ini ia mencium Mingyu terlebih dahulu dalam keadaan sangat sadar. Ia menundukkan kepalanya.

Brown-niesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang