² cantik itu relatif

1.6K 126 13
                                    

"Cantik banget anjir!" Mingyu menatap Jeonghan yang berdiri tak jauh darinya sedang berbincang dengan teman pemuda cantik itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cantik banget anjir!" Mingyu menatap Jeonghan yang berdiri tak jauh darinya sedang berbincang dengan teman pemuda cantik itu. Ia terus memperhatikan Jeonghan yang memakai sweater putihnya itu, terlihat begitu elegan meskipun Jeonghan adalah seorang pria.

Sementara Seokmin yang berdiri di samping Mingyu mengikuti arah pandang teman kelasnya itu, ia juga menatap Jeonghan. "Lo nggak bisa bedain mana cowok mana cewek Al?" tanya Seokmin meledek, meskipun dirinya sudah tahu bahwa Mingyu menyukai Jeonghan.

Pemuda jakung itu menoleh, menatap Seokmin dengan tatapan tidak sukanya. "Cantik itu relatif Dika dan kak Okta adalah salah satu contoh cowok cantik di dunia ini. Lo aja yang buta sampe nggak sadar kalo kak Okta cantik banget." balasnya dengan kesal.

Seokmin memutar bola matanya dengan malas. "Lo aja yang buta karena terlalu suka sama kak Okta.." balasnya lalu ia berjalan meninggalkan Mingyu di tempat parkir fakultas tersebut.

Mingyu sekali lagi menoleh ke arah Jeonghan, ia memandang pemuda itu dengan senyuman sendu juga tatapan yang berbinar. Mingyu bertekad untuk menjadikan Jeonghan miliknya, tidak mau tahu dan tidak mau berubah. Ia harus mendapatkan Jeonghan apapun yang terjadi.

Ia kemudian berjalan mengejar Seokmin yang menuju gedung B untuk menghadiri kelas mereka siang hari ini. Mingyu mengikuti Seokmin sembari sesekali memainkan ponselnya untuk melihat isi group chat tim basketnya yang sedang membahas jadwal latihan di weekend ini.

Mingyu tak membalas hanya membaca, karena yang bertugas menentukan jadwal adalah sekretarisnya, Wonwoo, sedangkan dirinya hanya perlu menyetujui jika semua anggota luang di waktu tersebut.

Sampai di kelasnya, Mingyu mendudukkan diri di samping Seokmin dan beberapa teman yang lain yang sudah ada di sana. Ia menyimpan ponselnya di saku celana jeans yang ia gunakan lalu mengeluarkan buku yang akan ia gunakan untuk mata kuliah hari ini.

Pemuda yang duduk di depan Mingyu menoleh ke belakang, ia memperhatikan Mingyu yang masih menunduk dan fokus dengan bukunya. "Alvaro.." panggilnya dengan lirih dan Mingyu mendongakkan kepalanya. "Minjem seratus." ucapnya tiba-tiba.

Dahi Mingyu mengernyit bingung. "Seratus? Buat apaan?" tanyanya kemudian. Kenapa tiba-tiba temannya itu ingin meminjam uang kepadanya.

"Buat bayar utang gue." balas Jihoon yang membuat Mingyu bertambah bingung. "Gue ada utang sama Lisa, dia mintanya sekarang dan gue belum ambil di ATM." lanjutnya menjelaskan.

Mingyu kemudian menoleh ke arah depan dan benar, Lisa, teman kelasnya juga, sedang berdiri di depan meja duduk Jihoon sembari mengulurkan tangannya menengadah. "Gali lubang tutup lubang nih ceritanya." ucap Mingyu sembari memutar bola matanya dengan malas.

"Udah cepetan." kesal Jihoon.

Mingyu menurut begitu saja, ia mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan uang seratus ribuan dari sana, yang langsung direbut oleh Jihoon dan Jihoon memberikannya kepada Lisa. Lisa pergi begitu saja untuk kembali ke tempat duduknya.

Brown-niesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang