¹⁶ cuma nempel

1.2K 124 14
                                    

Kedua mata rubah Wonwoo menatap Seungcheol dan Jeonghan yang berdiri saling menghadap satu sama lain sedang saling bertukar cincin. Keduanya sudah resmi menjadi sepasang suami beberapa saat lalu. Acara pernikahan tersebut diadakan di rumah Jeonghan, sebuah acara pernikahan intim yang hanya mengundang segelintir orang saja.

Wonwoo sendiri menatap Jeonghan dengan senyuman tipis di wajahnya, ia sudah tak merasakan apapun lagi saat ini karena dirinya sudah benar-benar bisa melupakan Jeonghan, sudah tidak lagi memiliki perasaan lebih terhadap pemuda yang sudah menjadi milik orang lain itu.

Namun, di sampingnya, Mingyu menatap Jeonghan dengan wajah datar yang terlihat rasa kekecewaan di rautnya. Wonwoo yang menoleh dan menatap Mingyu, tahu bahwa Mingyu masih bisa merasakan sakit hatinya, hanya saja Mingyu mencoba untuk menahannya apalagi yang menikah adalah kakaknya sendiri.

Wonwoo menghela napasnya dan menepuk pundak kiri Mingyu dengan pelan dan membuat Mingyu menoleh, menatap Wonwoo yang tersenyum tipis. Mingyu tersenyum tipis dan ia menundukkan kepalanya lalu menghela napasnya dengan panjang.

Setelah acara tersebut, undangan dipersilakan untuk menikmati hidangan yang sudah di sediakan. Mingyu duduk dengan hanya memegang segelas minum, sesekali meneguknya dan menatap layar ponselnya yang tak menunjukkan apapun, ia hanya tak ingin di ajak bicara sekarang.

Sang ibu yang melihat putra bungsunya seperti itu, berjalan mendekat, ia mendudukkan diri di samping Mingyu. Menatap putranya yang hanya diam. "Alva.." panggilnya dan Mingyu menolehkan kepalanya. "Sedih ya?" tanyanya kemudian.

Mingyu tersenyum tipis untuk menanggapi pertanyaan sang ibu. "Sedikit ma.." jawabnya dan ia kembali menundukkan kepalanya. Menatap gelas yang ada di tangannya.

Tangan kanan ibunya mengusap pundak kiri Mingyu dengan gerakan ringan. "Sekarang boleh sedih, tapi mama yakin bentar lagi kamu bisa move on kok dari nak Raka." ucapnya, sekedar menghibur meskipun dirinya tahu cepat atau lambat Mingyu akan bercerita kepadanya bahwa Mingyu menyukai seseorang.

Mingyu mengangguk kecil untuk menanggapi. "Iya ma.." balasnya dan membuat ibunya tersenyum. Mingyu mendongakkan kepalanya. "Ma, nanti malem, Alva tidur di rumah Arka aja ya.." ucapnya, karena nanti malam masih ada pesta pernikahan dan keluarganya akan menginap di rumah keluarga Jeonghan.

Dahi wanita paruh baya itu mengernyit bingung. "Kenapa emangnya?" tanyanya kemudian.

"Ya, nggak papa.. toh juga, rumah Arka deket sini." jawab Mingyu dan akhirnya sang ibu mengangguk untuk menanggapi.

Setelah beberapa saat keduanya duduk di kursi tersebut, sang ibu bangkit dan berjalan untuk menyapa tamu undangan sementara Mingyu, mengedarkan kedua matanya untuk mencari keberadaan Wonwoo.

Ia bangkit dari duduknya, berjalan untuk mencari Wonwoo hingga ia menemukan pemuda itu tengah sibuk makan di bagian teras rumah tersebut dekat samping rumah. Mingyu berjalan ke arah Wonwoo dan mendudukkan diri di samping Wonwoo yang menatapnya dengan makanan yang masih penuh di mulutnya.

Pemuda rubah itu mengerjap kecil. "kwenapwa lwo kweswini Awl?" tanya Wonwoo.

Mingyu berdecih. "Telen dulu napa Ka.." ucapnya dan Wonwoo menelan makanannya. "Ntar malem gua nginep di rumah lo ya.." lanjutnya.

"uhuk..! uhuk..! Air!" seru Wonwoo setelah terbatuk dan Mingyu langsung memberikan minuman yang ada di tangannya sedari tadi. Wonwoo meneguknya hingga tandas. Ia menatap Mingyu dengan bingung. "Kenapa lo nginep di rumah gue?" tanyanya kemudian.

"Emang nggak boleh?" tanya Mingyu bingung dan Wonwoo hanya terdiam, tak menanggapi apapun. "Gua nggak mau tidur di sini Ka, terlalu rame juga. Habis acara selesai, gua tidur di rumah lo." lanjut Mingyu.

Brown-niesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang