¹⁵ cinta pertama

1.1K 121 10
                                    

Wonwoo duduk di mobilnya, ia tengah memperhatikan Mingyu dan perempuan tadi yang sedang berbincang tak jauh dari tempat parkir. Entah apa yang tengah mereka bicarakan, ia tidak tahu. Ia sendiri tadi di suruh Mingyu untuk menunggunya di mobil.

Ia menghela napasnya panjang, terus menunggu hingga akhirnya Mingyu menjauhi perempuan itu dan berjalan ke arah mobilnya. Pemuda itu masuk dan menutup pintu bagian penumpang. "Ayo Ka.." ucap Mingyu kemudian.

Wonwoo menyalakan mobilnya dan melaju pergi keluar dari area fakultas, ia sesekali menoleh ke arah Mingyu yang menatap keluar jendela dengan wajah yang sedikit murung. "Al.. tadi siapa?" tanyanya kemudian.

"Oh, temen SMA gua.." jawab Mingyu, ia bahkan tak menoleh ke arah Wonwoo yang menatapnya dengan tatapan curiga. "Bukan siapa-siapa kok.." lanjutnya.

Wonwoo tak lagi bertanya mengenai siapa perempuan tadi, ia tahu ada hal yang Mingyu tutupi tapi bukan hak dirinya juga untuk bertanya dan hak Mingyu juga untuk tetap diam dan tidak menceritakannya.

Ia terus mengendarai mobilnya hingga sampai di depan pintu masuk apartemen Mingyu. Pemuda tan itu berucap terima kasih dan keluar dari mobil, langsung melangkah masuk ke area apartemen tersebut dan Wonwoo melaju untuk pulang ke kosannya.

Mingyu terus melangkah, berjalan melewati pos satpam dan membuat satpamnya menatapnya terheran karena biasanya Mingyu akan menyapanya.

Pemuda itu memasuki gedung apartemennya, ia menaiki lift hingga lantai tiga belas dan langsung menuju kamar bernomor 509. Mingyu masuk dengan keycard miliknya dan menutupnya begitu saja. Ia akan berjalan menuju kamarnya tapi mendengar suara bel unit apartemennya berbunyi.

Mingyu menghela napasnya panjang dan kembali melangkah ke arah pintu lalu membukanya, melihat Irene berdiri di depan pintu tersebut. "Irene.." gumamnya.

Irene mendekat dan lagi-lagi memeluk Mingyu. "Udah gue bilang gue kangen sama lo Al.." ucapnya, karena di kampus tadi, Mingyu menyuruhnya untuk pulang.

Mingyu melepas pelukan tersebut. "Lo ngikutin gua?" tanyanya dan Irene menggelengkan kepalanya.

"Kak Reza yang ngasih alamat apart lo.." balas Irene, ia langsung melewati Mingyu dan masuk begitu saja. Ia menatap sekeliling. "Lo masih sama ya, rapi banget orangnya.." ucapnya sembari tersenyum.

Ini merupakan tahun kedua mereka tidak bertemu dan Mingyu tidak menyangka Irene akan berada di sana sekarang. Ia menghela napasnya dan menutup pintu, berbalik, menatap Irene dengan bingung. "Terus lo ngapain ke sini?" tanyanya kemudian.

Irene berbalik, ia menatap Mingyu dengan senyuman di wajah cantiknya itu. "Pengen ketemu lo aja, kangen gue Al.." ucapnya lalu mendudukkan diri di sofa ruang tamu apartemen tersebut. "Lo juga si, nggak pernah dateng ke reunian SMA." lanjutnya.

Mingyu berjalan mendekat, ia melepas jaketnya dan mendudukkan diri di samping Irene, menatap perempuan itu yang masih sama, tak berbeda sama sekali.

Irene terkekeh kecil, ia mendorong Mingyu untuk menjauh, lalu menaikkan kedua kakinya ke sofa, duduk menghadap Mingyu. "Gimana lo, udah berapa cewek yang lo pacarin sejak putus sama gue?" tanyanya kemudian.

"Dua.." jawab Mingyu, masih menatap Irene dengan lekat. "Lo?" tanyanya balik.

Perempuan itu menghela napasnya panjang lalu menggelengkan kepalanya. "Lo pikir gue ngapain di sini sekarang Al?" ucapnya, malah bertanya balik dan menatap Mingyu yang mengernyitkan dahinya bingung. "Lo mantan pacar pertama dan terakhir gue sampe sekarang.." lanjutnya.

Kedua mata almond Mingyu mengerjap kecil. "Bohong, nggak mungkin lo nggak pacaran Irene. Gua tahu banyak orang yang suka sama lo.." balasnya.

Irene menggelengkan kepalanya, ia lalu menundukkan kepalanya. "Gue cuma.. nggak bisa nemu orang yang kaya lo aja.." ucapnya lirih. Mingyu menelan ludahnya dengan kasar mendengar hal tersebut. "Tapi setelah denger lo bilang udah pacaran sama dua cewek lain setelah putus sama gue, gue yakin, lo udah nggak ada perasaan apapun lagi ke gue.. kan?" tanyanya sembari menatap lekat Mingyu yang mengangguk untuk menanggap.

Brown-niesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang