³⁸ kehilangan

1.1K 119 3
                                    

"Nak.. buka pintunya, kamu belum makan dari pagi.." sang ibu terus mengetik pintu kamar putra bungsunya yang sedari semalam tidak keluar. Bahkan sudah menunjukkan pukul dua belas siang tapi Mingyu tetap saja tidak keluar. Ia sudah tahu kejadiannya dari sang suami.

Ia menghela napasnya panjang. "Mama lagi baking brownis.. ayo keluar nak.." ucapnya lagi, tapi ia sama sekali tidak ada tanggapan apapun dari Mingyu. Ia menoleh ke arah sang suami yang berdiri tak jauh darinya. "Gimana pa?" tanyanya.

"Buka lewat kamar Reza aja." ucap sang suami dan dirinya berjalan ke arah kamar putra pertamanya yang kini tinggal sendiri di rumahnya. Ia masuk dan berjalan ke arah pintu kamar mandi Seungcheol yang terhubung dengan kamar Mingyu. Satu kamar mandi digunakan untuk dua kamar memang.

Dirinya berjalan ke arah pintu kamar mandi Mingyu dan membukanya, melihat sang anak tidur meringkuk di atas tempat tidurnya. Sang istri berjalan mendekat. "Alvaro.." panggilnya dan ia mendudukkan diri di sisi ranjang. "Makan dulu ayo.." ajaknya, ia meraih tubuh Mingyu dan malah merasakan panas pada lengannya.

Kedua matanya mengerjap kecil dan ia membalik tubuh Mingyu dan melihat wajahnya yang sedikit pucat. "Pa, Alvaro demam.." ucapnya.

"Kebiasaan.." sang kepala keluarga menghela napasnya panjang, Mingyu akan demam jika terlalu banyak pikiran atau memikirkan suatu hal yang memberatkan otaknya. Seperti orang naik darah saja. "Papa panggil dokter Sandra ke sini." ucapnya lalu ia membuka kunci pintu kamar Mingyu dan keluar dari sana.

Sementara sang istri, ia menatap Mingyu dan membenarkan posisi tidur Mingyu, menarik selimut dan mengusap kepala Mingyu yang begitu panas. "Alvaro.." panggilnya dengan lirih.

Mingyu membuka kedua matanya, ia sebenarnya sadar akan kehadiran kedua orang tuanya hanya saja dirinya tidak mau menemui sang ayah. "Ma.. bujuk papa.." pintanya langsung.

"Kamu kalo banyak pikiran pasti gini terus.." ucapnya dengan sedikit kesal, tapi ada rasa khawatir pada putranya itu. "Nanti mama coba ngomong sama papa, sekarang mama mau bikin bubur dulu buat kamu, papa kamu juga lagi manggil dokter Sandra ke sini." ucapnya dan di beri anggukan kecil oleh Mingyu.

Mingyu menatap kepergian ibunya dengan tatapan yang sayu, ia menghela napasnya panjang dan meraih ponselnya yang tak jauh dari dirinya berbaring. Membuka pesan antara dirinya dengan Wonwoo.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Brown-niesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang