Brown-nies

⁴ perasaan kecil

Begitu mendengar suara pintu yang di buka, Jeonghan yang duduk di kursi belajarnya bangkit dan bergegas membuka pintu kamar kosnya. Ia menatap Wonwoo yang akan masuk. "Arka." panggilnya dan pemuda itu menoleh, menatapnya dengan bingung tapi terlihat senyuman tipis di wajahnya. "Ada yang pengen aku omongin sama kamu.." ucap Jeonghan kemudian.

Wonwoo mengerjap kecil, dirinya tidak tahu apa yang akan Jeonghan bicarakan padanya. "Boleh, masuk aja kak." jawabnya, mempersilakan Jeonghan memasuki kamarnya setelah pemuda itu menutup pintu kamarnya. Wonwoo menutup pintu, berjalan ke arah meja belajarnya dan meletakkan tas yang dirinya bawa. Ia berbalik, menatap Jeonghan yang terdiam ditempatnya. "Kenapa kak?" tanyanya kemudian.

Pemuda cantik itu menelan ludahnya dengan kasar, ia sudah berpikir selama beberapa hari ini sejak Mingyu mengatakan padanya bahwa Wonwoo memiliki perasaan untuknya. Ia ingin tahu yang sebenarnya, itu sebabnya ia memberanikan diri untuk bertanya langsung kepada pemuda itu. "Ka, ini bukan aku yang berspekulasi tapi.. Alvaro bilang kalo kamu.. suka sama aku?" tanyanya dengan lirih.

Wajah sumringah Wonwoo langsung berubah menjadi bingung, ia menatap yang lebih tua dengan perasaan tak karuan. "Alvaro yang bilang kak?" tanyanya memastikan dan Jeonghan menganggukkan kepalanya.

"Itu bener Ka? Jadi maksud kamu, orang yang kamu suka itu aku?" tanya Jeonghan lagi. Selama ini, Jeonghan tahu Mingyu menyukainya tapi ia bersikap biasa saja, tapi berbeda dengan Wonwoo, karena jika ia tahu, ia tidak bisa bersikap biasa saja terhadap Wonwoo. Selain keduanya mengenal sejak kecil, mereka satu kosan yang hampir tiap hari bertemu, Jeonghan juga sering menghabiskan waktu bersama Wonwoo, ia juga seri pulang ke rumah bersama Wonwoo.

Ia merasa bahwa pertemanannya dengan Wonwoo sudah berada di level yang cukup tinggi sehingga Jeonghan tidak mau jika pertemanan itu berantakan karena salah satu dari mereka memiliki perasaan lebih dari teman. Terlebih lagi, ia tidak mengira jika Wonwoo bisa suka terhadap sesama pria.

Wonwoo sendiri terdiam, ini bukanlah rencananya. Ia bermaksud untuk mengatakannya sendiri pada Jeonghan sekaligus saat dirinya ingin mengajak pemuda itu berkencan, tapi malah Mingyu mengacaukannya dengan bilang bahwa ia menyukai Jeonghan. "Kak Okta.. marah?" tanya Wonwoo kemudian.

Jeonghan menggelengkan kepalanya. "Aku nggak marah Arka, cuma kaget aja pas denger Alvaro bilang gitu.." Jeonghan menundukkan kepalanya. "Maaf, tapi kamu harus berhenti suka sama aku. Aku yakin, perasaan kamu belum sebesar itu.." lanjutnya.

Mata Wonwoo mengerjap, ia sudah di tolak sebelum dirinya bertindak lebih jauh. "Kenapa kak? Kenapa gue nggak boleh deketin kak Okta?" tanya Wonwoo dengan bingung.

Jeonghan mendongakkan kepalanya, ia menatap Wonwoo dengan lekat. "Karena aku nganggap kamu sebatas teman, kita kenal dari kecil dan.. kamu udah kaya adik aku Arka. Dan aku tahu, perasaan kaya gini buat temen itu bisa ngerusak pertemanan kita, aku nggak mau kehilangan kamu sebagai temen." jelas Jeonghan.

Pemuda bermata rubah itu menelan ludahnya dengan kasar, ia ditolak hanya karena alasan teman dan itu membuatnya sedikit kecewa. Ia sama sekali tidak mengerti. "Tapi seenggaknya biar gue coba kak." balas Wonwoo dengan nada yang memohon.

Jeonghan langsung menggelengkan kepalanya, ia menatap Wonwoo dengan sendu. "Arka.. kamu harus pikirin baik-baik, apakah perasaan kamu itu beneran suka sama aku atau enggak. Apa.. perasaan kamu sebesar itu?" tanya Jeonghan kemudian, namun Wonwoo hanya terdiam, dirinya tidak menjawab apapun. "Dan maaf Ka, aku tetep nggak bisa.. Aku.. juga suka sama orang lain." ucapnya.

Wonwoo mengerjapkan kedua matanya, ia ingin bertanya tapi malah Jeonghan terlebih dahulu membuka pintu kamarnya dan langsung keluar begitu saja untuk kembali ke kamar kosnya. Wonwoo menunduk bingung, malah dirinya kini tahu jika Jeonghan menyukai orang lain. "Alvaro?" gumamnya lirih.