Sejak usia satu tahun kecantikan Iyem sudah diprediksi oleh para dukun dikampung, bahwa Iyem akan menjadi ratu kecantikan dunia yang mewakili kampung mereka. Entah bagaimana kaitannya para dukun itu dengan Iyem. Hanya Purwanto yang mengetahui alasannya karena dialah satu-satunya lelaki ditanah jawa yang rajin mengunjungi para dukun. Bukan perihal soal harta dan kesuksesaannya namun soal jodoh.
"Apakah saya masih ada jodoh lagi Mbah?" Tanya Purwanto dimalam Kamis kliwon setelah dia mengunjungi makam istrinya. Dan entah kenapa dia juga sangat menikmati hari yang berbau Kliwon. Konon Kliwon ada kaitannya dengan roh-roh cantik atau masuk surga. Mungkin itulah alasannya si Iyem sangat cantik karena dia berkelahiran di Jumat Kliwon. Mungkin dimalam saat Nurjanah melahirkan ada roh cantik yang sedang sliweran.
Si Mbah yang sudah sering dikunjunginya selama sepuluh tahun mendengar pertanyaan Purwanto hanya manggut-manggut menatap kepulan asap didepannya.
"Kamu akan mendapatkan jodoh lagi. Jauh lebih baik dari mendiang istrimu. Tunggu saja tanggal mainnya." Balas si Mbah masih sambil memejamkan matanya.
Purwanto senang namun sekaligus tak senang mendengar bahwa jodohnya itu lebih baik dari mendiang istrinya. Dia tak ingin melukai hati istrinya disurga disana.
Apa di surga sana dia masih bisa sakit hati? Batin Purwanto seraya membayangkan mendiang istrinya yang jarang tersenyum selama hidupnya karena saking seriusnya bekerja.
Perkataan si Mbah tentang jodohnya terngiang setiap saat dikepala Purwanto. Bagaimana dia bisa mendapatkan jodoh kalau keluar dari rumah saja tidak pernah? Kegiatannya sejak pagi sampai malam hanyalah mengurus anak dan toko matrialnya.
Diam-diam Purwanto sering menangis dikamarnya, meratapi penderitaannya sebagai duda muda beranak satu. Diusianya yang baru empat puluh lima tahun dirinya sudah menjadi duda. Bukan duda keren pula. Diam-diam dalam hati dia juga memaki, entah pada tuhan atau pada kelamnya malam saat dia memandangi langit dibalai depan rumah.
"Wahai yang mendengarkanku, kenapa hidupku nelangsa seperti ini. Kenapa punya uang dan anak cantik tapi istri gak punya. Apa salahku sampai aku harus dibuat menjadi duda diusia produktif seperti ini. Kemana harus kusalurkan hasrat jiwa mudaku ini."
Disaat yang bersamaan Iyem baru saja tiba dan berdiri dibelakang bapaknya. Melihat bapaknya sedang berbicara sendiri diapun tersenyum.
"Bapak ngomong sama siapa?"
"Bapak lagi ngomong sama kodok yem." Balas Purwanto tak menghiraukan senyum diwajah anak gadisnya.
"Kamu sudah selesai lesnya?"
"Sudah pak."
Purwanto mengamati anaknya yang sudah semakin tumbuh sebagai gadis cantik. Kecantikan Iyem membuat dirinya sangat bangga. Dia tak pernah mengira bahwa apel malangnya yang dianggap orang kurang berkualitas ternyata mampu membuahkan apel sekelas Washington. Meskipun sering kali orang meremehkannya karena rupanya yang minus namun ia juga tahu banyak tetangganya yang kecewa padanya. Kecewa karena dirinya sukses memiliki harta yang lebih dari cukup dan anak gadis secantik miss universe. Mendiang ibunya Nurjanah juga termasuk gadis jawa tulen yang cukup manis. Purwanto yakin hampir dari setengah gen Iyem diambil dari ibunya dan sisanya adalah kebaikan ilahi untuk membuat Iyem cantik sempurna.
Sudah dua belas tahun dia menduda dan selama itu pula ia tak pernah sekalipun tertarik untuk mencari pengganti ibunya. Lagi-lagi hanya karena alasan dia tak ingin berhianat pada mendiang istrinya. Karena almarhum istrinya satu-satunya orang yang telah mendorongnya untuk memulai bisnis toko matrial. Pengalamannya bekerja bersama juraga Aliong membuatnya cukup ahli dalam bidang soal bahan bangunan. Dengan bekal tabungan kerja Nurjanah selama bertahun-tahun serta menjual warisan sawah dari orang tuanya, Purwantopun memulai usahanya. Hanya dalam tiga tahun, toko matrialnya berkembang pesat dan ditahun kelima mereka mengembangkan cabang toko matrial dikampung sebelah. Kampungnya si juragan Aliong. Semua kesukesannya itu adalah berkat mendiang istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINDYEMRELLA
FantasyPada malam pesta ulang tahunnya yang ke sembilan belas, Cindy mendapatkan sebuah cincin misterius bermata biru. Cindy meminta managernya, Evi untuk menelusuri cincin misterius itu. Penelusuran itu membawa Evi pada kisah tragedi yang terjadi tiga aba...