Pertemuan mendadak dengan Madam Juliet sempat membuat Iyem gugup. Selama tiga tahun, ini yang kedua kalinya dia bertemu dengan wanita itu lagi. Di acara pesta Iyem sempat melihatnya saat memberikan sambutan, setelahnya wanita itu seperti ditelan oleh keramaian tamu.
Apalagi pertemuan itu diadakan dikantornya. Iyem belum pernah kekantornya dan gedung yang menjulang tinggi itu membuatnya semakin gugup. Parahnya lagi, kantornya itu berada paling atas. Iyem sempat mengalami phobia saat berada di lift. Untungnya sang satpam membantunya dan mau mengantarkannya sampai ke kantor Madam.
Tanpa disangka sang satpam menjelaskan tentang phobianya ke Madam. Entah apa yang Madam Juliet pikirkan mengenai itu, Iyem berusaha tak memikirkannya. Dia sudah cukup malu karena sedikit terlambat tiba dikantornya, ini karena phobianya pada ketinggian.
Tapi bukan itu yang membuat pikirannya saat ini galau. Dia memikirkan percakapannya dengan Madam Juliet. Tentang perjodohannya dengan ahli waris PT DEWO, si Dewa.
"Kalau kamu nggak suka sama Dewa, kamu boleh menolak. Saya sudah bilang ke pak Agung kalau semua itu terserah kamu. Dan kamu nggak perlu menjawabnya sekarang." Kata Madam Juliet diakhir percakapan mereka.
Siapa yang tak suka sama lelaki kaya dan tampan? Hanya wanita yang tak stabil mentalnya yang tak menyukainya. Tapi, bukannya dia sendiri tak bisa mengingat namanya? Apakah ada kemistri diantara mereka saat mereka berdansa? Seingat Iyem, tak ada getaran apapun yang hinggap didadanya. Tak seperti dirinya dengan pelayan yang mirip dengan aktor korea itu.
Iyem menghela nafasnya. Tanpa disadarinya Aji sudah mengamatinya sejak tadi melalui kaca mobil.
"Kenapa non?"
Iyem tersadar dari lamunannya. Dia hanya tersenyum dan baru menyadarinya kalau pak Aji kini memanggilnya dengan sebutan 'Non'.
"Pak Aji kenapa jadi manggil saya Non sih?"
"Emang dari awal seharusnya saya panggil Non. Maaf ya. Cocoknya emang jadi Non." Balas Aji tersenyum menyeringai.
Iyem hanya tersenyum kecil mendengarnya. "Pak Aji?"
"Ya non?"
"Pak Aji kenal siapa Dewa?"
Aji berhenti tersenyum saat mendengar nama itu. "Siapa yang nggak kenal Dewa non. Dia yang nggak kenal saya."
Iyem tertawa mendengar responnya. Dia menghela nafasnya sebelum melanjutkan ucapannya. Dia tak tahu apakah dia harus mengatakan apa yang dipikirkannya kepada lelaki yang sudah seperti bapaknya itu.
"Madam mau menjodohkan saya sama dia."
Aji memandang serius gadis remaja SMA itu dari balik kaca. "Non sendiri suka nggak?"
Tanpa bersuara Iyem mengangkat bahunya. Aji melihat apa yang gadis itu lakukan. Diapun menghela nafasnya.
"Boleh saya kasih saran?"
Iyem mengangguk tersenyum.
"Mungkin Non kasih kesempatan kedia. Kalau sudah saling mengenal, non bisa putuskan apa mau dilanjutkan atau tidak perjodohan ini. Pasti Madam punya niat baik dengan perjodohan ini."
Iyem memandang keluar jendela mobil, mengamati hiruk pikuknya kemacetan lalu lintas. Saat berhenti didepan lampu merah seorang wanita sambil menggendong anak kecil mengetuk kaca mobil. Iyem merogoh tasnya lalu memberikan selembar uang kertas dan memberikannya. Wanita itu tersenyum lebar dan mengucapkan terimakasih.
"Makasih Pak Aji. Saya akan pikirkan baik-baik." Balas Iyem.
* * *
Sebaik-baiknya sebuah pikiran tidak sebaik dan sematang wanita yang sudah banyak memiliki banyak pengalaman dan berhasil dalam hidupnya. Dan wanita itu adalah Madam Juliet. Lalu apa alasan Iyem untuk menolak perjodohan itu? Apalagi itu datang dari seorang Madam. Setelah satu bulan sejak pertemuan dengan Madam, Iyem akhirnya mengambil keputusan untuk masa depannya.
Madam Juliet sama sekali tidak terkejut saat Iyem mengemukakan syarat-syarat sebelum menerima perjodohan itu. Malah ia senang kalau ternyata gadis asal kampung dan masih belia itu tidak serta merta menerima perjodohan itu.
"Saya akan sampaikan syarat-syarat yang kamu berikan."
Setelah pertemuan itu, Madam Juliet langsung menelepon pemilik PT DEWO dan menyampaikan persyaratan dari Iyem.
"She's so cute." Kata Agung seraya tersenyum menyeringai. Dia sudah tahu, gadis itu tak mungkin menolaknya, apalagi perjodohan itu didukung oleh si Madam. Siapa yang bisa menolak perintah dari wanita itu? Dan persyaratan dari si gadis kampung? OMG, betapa menggelikan, batin Agung.
Namun senyumnya terhenti saat Madam Juliet membalasnya. "Semua persyaratan dari Iyem akan ditulis dan ditanda tangani secara legal dari dua pihak. Pengacara saya akan mengontak kalian. Okay?"
Walaupun Iyem tak mengerti kenapa persyaratannya yang dianggapnya tak penting itu harus dibuat legal namun ia menuruti apa kata si Madam.
PERSYARATAN DARI PIHAK PERTAMA (IYEM) SELAMA PENJODOHAN
1. Pihak kedua (Dewa) akan membiarkan pihak pertama (Iyem) lulus sekolah, minimal sampai SMA.
2. Perkenalan dan pendekatan harus dilakukan minimal bertemu seminggu tiga kali dan disesuaikan dengan jadwal pihak pertama.
3. Pendekatan dilakukan minimal satu tahun.
4. Apabila selama pendekatan tidak berjalan dengan baik maka pihak pertama berhak untuk membatalkan penjodohan.
Iyem membisu saat membaca surat perjanjian itu. Dia memandang Madam Juliet yang duduk tak jauh darinya. Sang Madam membalas pandangan itu dengan tatapan seakan berkata padanya "Tak perlu takut. Tanda tangan saja." Lalu ia mengambil pena yang ada dimeja dan menanda tanganinya. Kemudian penanda tanganan disusul oleh si pria tampan, Dewa, sang ahli waris satu-satunya dari PT DEWO.
"Senang akhirnya kita bisa ketemu lagi." Ujar Dewa setelah usai penanda tanganan. Iyem tersipu malu mendengarnya. Penjodohan yang lebih mirip dengan kontrak kerja ini telah membuatnya gugup. Dia seperti sapi yang dicucuk hidungnya, menurut saja. Apalagi saat Dewa mengantarkannya ke rumah kastil usai penanda tanganan. Pria itu mencium tangan dan pipinya.
"Sampai ketemu lagi ya. Kabarin kalau kamu ada waktu." Kata Dewa dengan lembutnya. Hati Iyem berdesir. Belum ada pria yang memperlakukannya seperti seorang puteri raja dalam hidupnya. Hari itu juga, Iyem merasa seperti sedang jatuh cinta. Malam pertama setelah pertemuan itu, ia memutuskan untuk mengirimkan pesan ke calon suaminya.
Pesan yang menyiratkan rasa penasarannya. "Mas Dewa, tidak punya persyaratan yang diajukan selama penjodohan kita?"
Tak lama kemudian notfikasi diponselnya berbunyi. Iyem membuka pesan itu. "Boleh dinner minimal seminggu sekali?"
Iyem tersenyum dan dia bisa memastikan dirinya malam itu benar-benar sedang jatuh cinta.
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
CINDYEMRELLA
FantasyPada malam pesta ulang tahunnya yang ke sembilan belas, Cindy mendapatkan sebuah cincin misterius bermata biru. Cindy meminta managernya, Evi untuk menelusuri cincin misterius itu. Penelusuran itu membawa Evi pada kisah tragedi yang terjadi tiga aba...