11 - First Love

41 3 0
                                    

Perayaan tigapuluh tahun perusahaan Shiam dirayakan di hotel berbintang lima dengan undangan tamu dari berbagai kalangan. Beberapa karyawan terbaik yang bekerja dengan Madam Juliet juga turut serta dalam undangan. Tidak ketinggalan Iyem, sebagai karyawan disalon terbaik tahun ini. Iyem berhasil menggaet predikat yang sempat diduduki oleh Siti sebagai the best employee of the year. Siti turut senang dengan keberhasilan Iyem, itu tandanya dia sudah mengajarkan anak didiknya dengan baik. Lisa juga merasa bangga karena tahun ini orang salon berhasil menggondol award itu dan lagi-lagi dari bagian kebersihan. Meskipun Lisa sempat kecewa karena tak ada satupun dari terapis disalon yang meraihnya. 

"Kayaknya salon ini diganti aja dengan usaha bersih-bersih." Ujar Lisa didepan semua karyawan salon. Tak ada satupun yang memprotes ucapan Lisa karena mereka sendiri sebenarnya malu. Apalagi kali ini award impian itu diberikan kepada orang yang sering mereka buli. 

Iyem sendiri merasa gugup untuk menghadiri perayaan besar itu. Terlebih saat orang-orang disalon membicarakan betapa pentingnya acara itu. Para pejabat, politikus, selebriti dan persatuan konglomerat sayap kanan dan kiri akan hadir dalam acara itu. Demikian pula dengan Lisa, wanita itu mendadak gugup karena ditugaskan untuk membantu penampilan Iyem dan mendampinginya diacara itu. Ini pertama kalinya ia datang menghadirinya dan itu adalah sebuah kehormatan untuknya.

Sudah satu jam Lisa mendampingi Iyem disalon untuk dipoles. Polesan make up yang terkesan natural namun mempertegas kecantikan Iyem membuat semua orang disalon terpana saat melihat hasılnya.

Belum lagi gaun mahal yang dikenakannya. Butuh tiga hari berturut-turut untuk Lisa mencari gaun yang cocok untuk Iyem. Walaupun semua gaun nampak cocok ditubuhnya yang tinggi semampai bak tiang jemuran. Madam Juliet akhirnya menyuruhnya ke toko Chanel. Keduanya menuju toko Chanel dan tak butuh waktu lama untuk Iyem memilih gaun yang ia inginkan. Lisa tak menyangka kalau gadis dari kampung itu memiliki selera sultan. Iyem sempat mau pingsan saat melihat harga yang angka nolnya tak terbatas itu. 

"Mbak Lisa, ini bacanya berapa?" 

Lisa sendiri tidak mempercayainya namun karena Madam yang memintanya ketoko itu, diapun tak berpikir panjang lagi. Bahkan ia tak perlu membayar ke kasir karena kedatangannya ketoko sudah di jadwalkan atas nama Madam Juliet. Karyawan toko langsung saja membuat waktu khusus untuk keduanya. Merekapun menggondol gaun seharga seratus limapuluh juta dengan sepatunya yang tak beda jauh dengan harga gaunnya. Dalam perjalanan pulang, keduanya membisu membayangkan harga barang yang dibawa.

Lisa terkagum-kagum saat memandang Iyem berdiri dicermin. Dia sering melihat wanita cantik tapi tidak secantik gadis yang sekarang didepannya. Kecantikan Iyem begitu alami meskipun tanpa polesan. Bulu kuduknya berdiri saat membayangkan siapa Iyem.

Mungkin saja dia bekas anak sultan yang terdampar di Jakarta. 

"Kamu kayak Cinderella Yem." 

Iyem cekikikan mendengar komentar Lisa. "Iyemrela." 

Spontan saja Lisa terbahak mendengar balasan Iyem. Keduanya bergandengan tangan menuju pintu keluar salon. Semua orang memandang dan memuji saat keduanya berjalan. Bahkan Aji sang supir langsung jatuh cinta saat melihatnya. 

"Ya ampun Yem. Kamu cocok jadi istrinya konglomerat." Komen Aji begitu mereka didalam mobil. 

Setibanya dihotel, Iyem dan Lisa jalan beriringan memasuki lobi hotel. Lisa yang awalnya tidak percaya diri mendadak membusungkan dadanya saat melihat pandangan semua mata kearah mereka. Dia bangga berjalan disamping Iyem. Gadis itu memukau semua orang yang melihatnya. Belum lagi keramahan dan percaya diri Iyem. Malam itu Lisa bersumpah kalau ia akan mendedikasikan hidupnya untuk gadis itu. 

Iyem begitu menikmati acara malam itu. Dia selalu memimpikan menghadiri acara seperti ini, para wanita dengan gaun malam dan prianya memakai tuxedo. Dia tak menyangka kalau impiannya akan terjadi pada malam itu. Beberapa tamu undangan yang tak dikenalnya mengajaknya berdansa dan ia heran kenapa tak ada yang menanyakan tentang dirinya. Iyempun tak mau usil bertanya-tanya.

CINDYEMRELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang