Pada malam pesta ulang tahun, Evi sudah menyiapkan tiga pengawal pribadi untuk Cindy. Pengawal itu direkomendasikan oleh papanya yang seorang pengacara. Demi keselamatan Cindy, Evi memilih pengawal terbaik yang memiliki latar belakang militer.
Cindy sempat beragumen tentang pengawalan itu. Menurutnya, pengawalan itu tidak diperlukan. Namun Evi melawannya dengan alasan tak ingin kejadian dimalam gala terulang lagi. Cindypun menuruti ucapan Evi.
"Keselamatan kamu menjadi tanggung jawab aku. Kamu kerjakan apa yang harus kamu kerjakan. Aku lakukan apa yang harus aku lakukan." Tegas Evi.
Cindy akhirnya terdiam. Dia tak lagi mengomentari apa yang manager karbitan itu lakukan. Lagian Evi selalu serius dalam melakukan semua pekerjaannya, digaji atau tidak digaji. Kini Cindy sudah mampu membayar Evi sesuai dengan janjinya saat masih SMA, yaitu tigapuluh persen dari pendapatnya, plus bonus karena kerajinannya.
Seusai berdandan, Cindy bersiap-siap menyambut para undangan yang sudah datang. Ruangan sudah dipenuhi dengan tamu undangan saat Cindy memasuki Aula. Dengan senyum lebar Cindy mulai menghampiri dan menyalami satu persatu tamu yang datang . Pesta ini adalah pesta ulang tahun termewahnya dalam hidupnya.
Ditengah-tengah kerumunan tamu, mata Cindy menangkap sosok lelaki yang dikenalnya sejak dua bulan lalu.
Eddy.
Cindy tersenyum lalu menghampiri pria yang sedang mengobrol dengan seorang tamu.
"Mas Eddy?" Sapa Cindy.
Pria itu menoleh tersenyum. "Cindy. Happy birthday ya. Kamu cantik sekali malam ini." Katanya sambil memeluk Cindy.
Cindy tersipu mendengar pujian itu. Inilah momen yang dinantikannya. Bertemu dengan Eddy. Dia sudah merindukan pria itu selama ini. Berharap Eddy akan mengontaknya lagi namun sejak pertemuan mereka direstoran, tak ada lagi kabar darinya. Cindy sempat kecewa, dia menahan diri untuk mengontaknya lebih dulu. Tak ada yang tahu tujuan Cindy yang sebenarnya ingin merayakan pesta ulang tahunnya. Dia ingin bertemu Eddy.
"Akhirnya kita ketemu lagi mas." Ujar Cindy.
Eddy terlihat jauh lebih tampan malam. Pakaian formal yang dikenakannya, membuat pria itu seperti sosok seorang bangsawan yang agung. Belum lagi postur tubuhnya yang tinggi dan tegap. Tuxedo itu terlihat sangat cocok dilehernya. Cindy tak bisa menyembunyikan binar matanya saat memandang pria itu.
Eddy melirik ke sekumpulan pengawal yang berada didekat Cindy. "Pengawal kamu banyak sekali." Katanya sambil tersenyum.
Cindy tersipu. "Itu maunya si Evi mas. Padahal aku sudah bilang, nggak perlu pengawal sebanyak itu. Kayak istri raja aja."
Eddy tersenyum lalu dia mendekati Cindy dan berbisik. "Kamu memang terlihat seperti istri raja malam ini."
Cindy lagi-lagi tersipu. Pipinya langsung merona saat itu juga. Dia ingin berada disamping Eddy sepanjang malam pesta ulang tahunnya, dan bila perlu berakhir dikamar hotel seperti dua bulan lalu. Cindy menggeleng, menepis fantasi erotis dalam pikirannya. Akhir-akhir ini hormon remajanya bergejolak hebat dalam tubuhnya dan ia sering kewalahan dibuatnya.
Namun Cindy harus pergi meninggalkan Eddy, menyambut tamu yang lainnya. Selama berbincang dengan para tamu, mata Cindy tak lepas melirik Eddy yang sedang asik bercengkrama dengan beberapa tamu wanita undangan. Diam-diam, Cindy menggerutu melihat pemandangan itu.
* * *
Ditengah kerumunan pesta, Evi berdiri tak jauh dari Cindy. Tak sekalipun Evi melepaskan pandangannya dari Cindy. Termasuk saat Cindy mencuri pandang ke arah Eddy. Evi melakukan yang sama, menatap kesal pria tampan bertuxedo itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINDYEMRELLA
FantasyPada malam pesta ulang tahunnya yang ke sembilan belas, Cindy mendapatkan sebuah cincin misterius bermata biru. Cindy meminta managernya, Evi untuk menelusuri cincin misterius itu. Penelusuran itu membawa Evi pada kisah tragedi yang terjadi tiga aba...