16 - Becoming An Actress

21 2 0
                                    

Hari pertama syuting adalah momen yang penuh tantangan bagi setiap aktor, bahkan bagi mereka yang sudah memiliki pengalaman. Bagi Cindy, yang masih dalam dunia film, hari itu merupakan ujian sejati yang penuh dengan ketegangan.

Jantung Cindy berdebar saat tiba dilokasi syuting. Pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan dan keraguan, apakah dia cukup baik untuk peran ini? Bisakah dia memenuhi harapan sutradara dan tim produksi?

Walaupun telah mempersiapkan diri dengan baik, Cindy tetap merasa gugup. Dia mencoba untuk mengatasi kecemasannya dengan bernafas dalam dan mengingat semua pelajaran yang dia pelajari dari Jono.

Namun ketika kamera mulai bergulir dan lampu-lampu menyala, gugupnya semakin menjadi. Dia merasa seperti semua mata tertuju padanya, dan setiap gerakan dan kata-katanya menjadi kaku, tidak seperti saat pertama kali audisi.

Jono yang melihat kecemasan Cindy, mendekatinya dengan tersenyum hangat.

"Bersantailah Cindy." Kata Jono dengan lembut.

"Kamu sudah melakukan persiapan dengan baik. Percayalah pada dirimu sendiri dan biarkan bakatmu bersinar."

Cindy mencoba mengikuti saran Jono. Dia menutup matanya sejenak, mengumpulkan keberaniannya dan mencoba untuk fokus pada karakter yang dia mainkan. Perlahan tapi pasti, gugupnya mulai mereda. Dia mulai menemukan ritme dan kepercayaan dalam aktingnya. Setiap adegan yang dia mainkan, dia lakukan dengan lebih lancar dan alami.

Ketika syuting berakhir, Cindy merasa lega. Meskipun masih ada tantangan yang harus dihadapi, dia merasa bangga telah mengatasi ketegangan awalnya dan berhasil menyelesaikan hari itu dengan baik.

Setelah pengalaman hari pertama yang menegangkan Cindy menyadari betapa pentingnya untuk belajar mengatasi gugupnya didepan kamera. Dia mulai berlatih teknik relaksasi dan visualisasi untuk membantu menenangkan pikirannya sebelum syuting dimulai.

Jono juga memberikan dukungan dan bimbingan untuk Cindy. Dia memberikan tips tentang cara mengelola kecemasan dilokasi syuting, serta berbagi pengalaman pribadinya tentang bagaimana dua sendiri menghadapi tantangan yang serupa diawal kariernya.

Hubungan Cindy dengan Jonopun semakin dekat. Dimata Cindy, Jono bagai figure seorang ayah. Pria itu selalu sabar membimbingnya sejak awal syuting hingga akhir. Persis seperti almarhum ayahnya yang tak pernah marah meskipun seringkali dia bersikap menyebalkan. 

Dengan tekad dan ketekunan, Cindy mulai mengatasi gugupnya secara bertahap. Setiap hari syuting adalah kesempatan baginya untuk belajar dan tumbuh sebagai seorang aktris. Melalui proses ini, Cindy juga mendapatkan kepercayaan diri yang semakin kuat. Dia mulai menyadari kemampuannya dan dia percaya bahwa dia bisa menghadapi segala tantangan yang ada didepannya.

Jono sendiri melihat potensi dalam diri Cindy yang gemilang. Selama karirnya menjadi sutradara dia baru menemukan aktris yang memiliki paket lengkap seperti Cindy. Kecantikan, bakat serta keinginan yang begitu kuat untuk menjadi aktris, semuanya ada pada diri Cindy.  Sungguh suatu hal yang jarang sekali ada dalam industri perfileman.

Setelah beberapa bulan, Cindy akhirnya  berhasil menyelesaikan syuting film pertamanya dengan baik. Selama syutingnya, Lisa dan Evi selalu setia mendampinginya. Walau keduanya nampak tak akur karena memiliki posisi jabatan yang sama. Mereka  berharap Cindy akan memilih salah satu diantara mereka untuk menjadi manager tetapnya. 

* * *

Sejak beberapa hari lalu Cindy gugup dalam menyiapkan diri untuk menghadiri gala dinner pemutaran film pertamanya. Beruntungnya ada Evi yang setia menemaninya. Hati Cindy mengatakan kalau manager karbitan itu lebih baik dibandingkan Lisa. Mungkin karena mereka memiliki usia yang sama, sehingga dia merasa Evi lebih memahami dirinya.

CINDYEMRELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang