4

498 49 7
                                    

Masih dengan hari,jam,dan tempat yang sama.

Saat ingin berbelok untuk ke jalan kosannya,Naya tiba-tiba mendengar sebuah suara dari dalam gang di dekat kosannya.Tubuh Naya tiba-tiba merinding perutnya langsung terasa mules,dia menoleh memandang takut ke arah gang gelap di sampingnya.

Terdengar kembali suara ringisan dari dalam sana. Karena dia penasaran akhirnya pun Naya memutuskan untuk menghampiri asal suara itu,dia mengeluarkan ponselnya menyalakan senter dan berjalan masuk gang itu meskipun dia tidak yakin apakah yang di dengarnya itu benar-benar suara manusia atau bukan,kalau bukan Naya akan lari dengan cepat tak perduli apapun itu.

Berjalan cukup jauh ke dalam gang gelap itu,dan tak jauh darinya dia melihat seorang laki-laki bersandar di tembok sambil meringis memegang perutnya,dengan cepat pun Naya menghampirinya.

Naya berjongkok di depan laki-laki itu dan alangkah terkejutnya melihat darah yang keluar dari perut laki-laki itu.

"Astaga! Mas gapapa? Kenapa bisa kayak gini? Ya ampun! Gw harus gimana nih!?" Naya berucap dengan panik, tangannya gemetaran mencoba ikut menghalau darah yang keluar dari perut laki-laki itu.

"Shh!" Suara ringisan laki-laki itu kembali terdengar.

"Ma-maaf!" Tangan Naya dengan gemetaran mengambil handuk kecil yang biasa ia bawa di tasnya mengeluarkan nya dan membalut luka di perut laki-laki itu.

Laki-laki yang ada dihadapannya mengangkat wajahnya untuk melihat siapa yang ada di hadapannya saat ini, bersamaan Naya juga mengangkat wajahnya dan keduanya bertatapan.

"Hik!" Naya tiba-tiba cegukan saat melihat wajah laki-laki di hadapannya.

"Hik! Maaf hik!" Naya berusaha menghentikan cegukannya.

"Shh!" Ringisan kembali terdengar membuatnya kembali panik.

Handuknya sudah penuh dengan darah,Naya sudah mulai kalut dia menoleh ke kanan dan kiri mencoba mencari seseorang untuk menolongnya,tapi tak ada satu orang pun yang lewat karena sudah larut malam.

"Aish! Hiks kenap-hik! Gak ada yang hiks lewat sih!" Naya mulai menangis karena demi apapun dirinya sangat khawatir sekarang.

Dia kembali melihat laki-laki dihadapannya yang sudah mulai lemas saat ini.

"Hiks! mas jangan pingsan dulu,bentar-hik! Yah,saya cari bantuan dulu!" sambil cegukan dia mencoba membuat orang itu agar tetap sadar. Baru saja dia mau berdiri mencari bantuan tapi tangannya keburu ditahan.

"Tunggu..." gumam orang itu.

"Kenapa mas? Lukanya tambah sakit? Kalau gitu saya cari bantuan dulu masnya tunggu sini." tapi lagi-lagi tangannya ditahan.

"Mas lepas dulu saya-"

"Tuan!"

Sebuah suara dan langkah kaki terdengar membuat Naya mengalihkan pandangannya dan melihat dua orang pria berbaju hitam menghampiri keduanya.

"Tuan anda tak apa?" Tanya salah satu dari mereka dengan khawatir.

"P-perutnya luka om,cepet bawa ke rumah sakit!" Naya memberi tahu keadaan laki-laki itu kepada mereka , sepertinya kedua pria itu adalah anak buah atau semacamnya dari orang ini.

Dengan cepat kedua pria itu membantu laki-laki itu untuk berdiri dan berjalan ke arah mobil yang terparkir di ujung gang,diikuti oleh Naya yang memberikan pencahayaan.

Sampainya di mobil, laki-laki itu segera di masukkan ke bangku belakang,tapi sebelum pintu di tutup laki-laki itu menahan tangannya dan menatapnya dengan sayu.

"Eh? Kenapa mas?" Naya berujar bingung,orang ini harus segera dibawa kerumah sakit tapi mengapa dia menahannya.

"Ikutlah..." lirih laki-laki di hadapannya.

"Tapi-"

"Nona sebaiknya ikut saja,tuan harus segera dibawa kerumah sakit," ucap salah satu pria yang menolong tadi.

Jadi dengan terpaksa pun Naya ikut masuk ke dalam mobil duduk disamping laki-laki yang di panggil tuan oleh kedua pria yang duduk dihadapan mereka.

Naya terus mengecek luka di perut laki-laki itu yang dia perkirakan adalah luka tusuk, sepertinya itu cukup dalam karena darah yang keluar cukup banyak.

Srek!

Di tengah-tengah perjalanan menuju rumah sakit tiba-tiba kepala laki-laki itu jatuh di pundaknya,Naya menoleh dan melihat keadaan orang di sampingnya sudah sangat lemas wajahnya mulai memucat.

"Astaga! Om cepet! masnya udah lemes banget!" Seru Naya panik,dia menepuk-nepuk pipi laki-laki itu mencoba untuk membuatnya cepat sadar dan tanpa dia sadari juga Naya memeluk orang di sampingnya dengan perasaan khawatir bahkan dirinya kembali menangis.

"Hiks! Masnya bertahan!" Ucapnya sembari menggenggam tangan laki-laki itu yang dibalas dengan pelan.

Tak lama mereka pun sampai disalah satu rumah sakit terbesar di kota ini,dengan cepat Naya membuka pintu dan kedua pria itu kembali memapah laki-laki itu untuk berjalan sementara Naya sudah berlari masuk ke dalam.

"Suster! Dokter!! Tolong!" Naya berteriak memanggil staff medis.

Suster yang mendengar teriakan Naya pun mendekat.

"Ada apa dek!?" Tanya suster itu.

"Tolongin masnya suster!" ucap Naya sambil menunjuk ke arah pintu masuk dimana ada laki-laki yang ditolongnya tadi dipapah oleh kedua pria berbaju hitam disampingnya.

Melihat itu suster tersebut segera mengambil brankar dan memanggil suster lainnya untuk membantu.

Setelah itu laki-laki itupun di baringkan di atas brankar dan segera dibawa menuju ruang UGD ,tangan laki-laki itu kembali menggenggam tangan Naya dengan pelan,Naya membalasnya dengan erat dirinya ikut berlari disamping brankar.

Sampainya di ruang UGD brankar laki-laki itu pun segera dimasukkan,tapi tangannya masih dipegang.

"Dek lepas dulu yah," ucap suster.

"Anu,ini tangan saya di pegang terus sus." Naya mencoba melepaskan genggaman tangan yang tiba-tiba mengerat itu.

"Mas lepas." menepuk-nepuk tangan laki-laki itu dengan pelan agar melepaskan tanganny

Laki-laki itu menggeleng,"Jangan pergi..." lirihnya.

Naya mengangguk,"Iya, saya gak pergi kok tapi masnya harus masuk dulu lukanya harus cepet diobatin," balasnya.

Dan setelah berusaha genggaman tangan itupun terlepas,laki-laki itu langsung di masukkan ke dalam UGD untuk di tangani.

Naya menghela nafas lega melihatnya dengan lelah dia mengambil duduk di kursi tunggu depan UGD,kedua pria yang membantu tadi pergi entah kemana meninggalkan dirinya sendiri.

Naya melihat ke arah tangannya yang ikut terkena darah laki-laki yang ditolongnya,jadi dia memutuskan ke toilet sebentar untuk mencuci tangannya.

Tak butuh waktu lama Naya kembali dari toilet,kembali duduk di kursi menunggu kabar dari orang yang ditolongnya.

Naya jadi berpikir bagaimana bisa laki-laki itu berada di gang tadi dengan keadaan terluka,siapa orang yang tega melakukannya?

Naya hanya bisa berharap semoga laki-laki itu baik-baik saja,semoga lukanya tidak terlalu parah.
.
.
.
.
.
Hai hai
Gimana?
Janlup votmen yah!

Btw di tempat ku lagi banjir,soalnya tadi pagi abis ujan dereeeeeeessss banget,sampe² rasanya itu air ujan mau nembus atap rumah🙂😭

Bye-bye 🖐️

Write: 12,1,24
Pub: 20,1,24

It's A Dream?✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang