32

273 42 0
                                    

Tandain typo ya beb!🙏

***

"NAYA!"

Tubuh Naya terbaring di lantai dengan keadaan terkejut, ia tidak bisa memproses apa yang baru saja terjadi, semuanya terjadi secara tiba-tiba dalam waktu yang cepat.

"N-Naya, hei..." Arthur bangun dari posisinya setelah menyelamatkan Naya. Ia menangkup wajah Naya yang terlihat jelas sangat terkejut akan kejadian barusan.

"Hei, kamu gak papa?" Tanya Arthur karena Naya hanya terus terdiam menatap kosong ke depan.

Jun dan yang lainnya langsung menghampiri Arthur dan Naya dengan khawatir. Jun mengambil posisi duduk di samping Naya mengabaikan pecahan kaca yang di injaknya. Ia membawa tubuh Naya dalam posisi duduk mengecek tubuh Naya memastikan tidak ada luka tapi yang ia dapati adalah sebuah goresan panjang di pipi Naya.

"H-hei! Kamu denger saya?" Tanya Jun dengan suara bergetar karena terlalu khawatir. Ia mencoba menutup luka yang ada di pipi Naya dengan menghapus darah yang mengalir dari luka tersebut.

Naya menatap ke arah Jun dengan tatapan kosongnya. Ia begitu terkejut dan masih bisa merasakan bagaimana Arthur tadi menyelamatkan nya dari pecahan kaca walaupun sedikit kecolongan. Naya bisa merasakan perih di pipinya karena lukanya.

"A-abang," ucap Naya dengan gemetaran. Tangannya meremat jas yang dipakai Jun dengan erat sarat akan ketakutan.

"Hiks! Abang...." Naya tak bisa menahan air matanya dan menangis di hadapan Jun yang menatapnya dengan khawatir.

Jun yang melihat Naya menangis langsung menariknya ke dalam pelukan, membisikkan kalimat penenang agar mengurangi rasa takut Naya.

"Ssttt tenang, kamu aman," bisiknya.

Juan menatap ke arah kaca cafe yang sudah pecah dan matanya bisa melihat sebuah mobil melaju meninggalkan lokasi.

"Sial! Kejar mobil itu!" Seru Arthur yang ikut melihat mobil tersebut.

Juan,Travis, Kevin, dan Sam langsung berlari keluar cafe menuju mobil mereka dan langsung mengejar mobil tersebut sedangkan sisanya masih tinggal di cafe menemani Naya yang masih syok.

"Mana yang luka?" Tanya David dengan khawatir. Jun melepaskan pelukannya pada Naya supaya David bisa memeriksa kondisi Naya.

Saat diperiksa, lengan sampai sikut Naya terdapat luka goresan yang begitu banyak bahkan ada sedikit kaca yang menancap, di pipi dan bagian alisnya juga terdapat sebuah goresan yang cukup panjang membuat setengah wajah Naya berdarah sekarang.

"Ayo berdiri dulu," ucap Justin membantu Naya berdiri.

Tubuh Naya bergetar saat berdiri, kakinya yang patah saat ini sangat sakit mungkin karena tertindih saat Arthur menyelamatkan nya tadi.

"Shh... Sakit," lirihnya.

"Mana yang sakit?!" Tanya Justin dengan panik.

"Hiks! Sakiiiittt!!!" Naya menjerit tertahan kakinya sangat teramat sakit bagai seseorang telah memukulnya dengan palu besi.

"Aarrrgghhh!!!" Naya menunduk mencengkram kakinya berusaha semaksimal mungkin untuk menahan sakitnya tapi dia tidak bisa. Ini terlalu sakit! Rasanya Naya ingin memotong kakinya saja agar sakitnya menghilang.

Naya menangis membuat Jun dan ketiga saudaranya yang lain khawatir. Lama kelamaan pandangan Naya menggelap dan akhirnya dia berakhir pingsan yang untungnya Justin dengan cepat menangkap tubuhnya sehingga tidak menghantam lantai.

"Naya! Cepat bawa ke mobil ku!" Seru David mengarahkan Justin untuk ke mobilnya. Sampai di mobil Justin dan Arthur ikut masuk ke dalam mobil David yang melaju menuju rumah sakit. Mobil Jun mengikut di belakang.

It's A Dream?✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang