49

211 29 3
                                    

Hal pertama yang mau gw bilang yaitu,

You know? That's not funny.

Disaat gw pengen serius lu malah bercanda yang dimana gw lagi gak pengen dianggap itu cuman sebuah candaan.

Bukan berarti lu ngliat gw atau nganggep gw ramah selama ini,bukan berarti lu bisa seenaknya.

Ya, terserah mau bilang gw lebay atau gimana. Tapi gw udah muak.

Sekarang terserah lu deh.
Moga lu sadar.
.
.
.
20 menit kemudian Kevin dan Arthur sudah sampai di alamat kosan yang dikirimkan oleh Jun tadi, tidak terlalu sulit menemukannya hanya saja jalanan sedikit macet tadi,untung tidak saja tidak terlalu lama.

Kevin dan Arthur keluar dari mobil,keduanya menatap ke sekitar lingkungan kosan Naya. Tampak aman kelihatannya,tapi tidak menutup kemungkinan kalau Naya bisa celaka jika terus tinggal di sini.

Kevin berjalan masuk terlebih dahulu, sedangkan Arthur masih betah menatap sekeliling dan matanya tidak sengaja menatap sebuah mobil hitam yang terparkir tak jauh dari posisinya.

Mobil yang terlihat mencurigakan, kaca mobilnya hitam membuat Arthur tidak bisa melihat orang yang ada di dalamnya. Arthur memicingkan matanya menatap mobil tersebut dengan tatapan tajam, tapi entah karena sadar kalau Arthur melihat ke arahnya mobil itu langsung berjalan pergi dari sana.

Mata Arthur tidak pernah lepas dari mobil itu sampai menghilang tertelan jarak, ia harus memberi tahu Jun soal ini karena Arthur yakin kalau itu adalah suruhan dari musuh keluarga nya.

Arthur kembali menatap sekelilingnya berjaga-jaga kalau ada mobil lain yang terlihat mencurigakan, setelah dirasa sudah aman ia pun menyusul Kevin yang sudah masuk terlebih dahulu.

Kevin menunggunya di ujung tangga, "kau dari mana?" Tanya Kevin melihat raut wajah kembarannya yang tampak kaku.

"Ada mobil mencurigakan tadi, sepertinya sudah berada disini sedari tadi sebelum kita kemari," jawab Arthur dengan datar. Ia mengetikkan pesan ke Jun dan mengatakan apa yang ia lihat tadi.

"Apakah mobilnya masih disana?" Tanya Kevin lagi.

"Tidak. Mobilnya sudah pergi, mereka sepertinya sadar kalau aku terus menatap ke arah mereka," balas Arthur sambil memasukkan ponselnya kembali.

"Aku sudah mengabari bang Jun soal hal ini," lanjutnya.

"Bagus kalau begitu. Lebih baik kita segera menghampiri Naya sekarang," ucap Kevin.

"Kamarnya ada dimana?" Arthur mengikuti langkah Kevin yang menaiki tangga.

"Ada di lantai dua, kamar paling ujung." Arthur hanya mengangguk mengerti sambil terus mengekor di Kevin.

Sesampainya di depan kamar yang Kevin maksud tadi, Arthur langsung saja mengetuk pintu.

Tok! Tok! Tok!

Ceklek!

Pintu kemudian terbuka, tapi bukan Naya yang mereka lihat melainkan Juan yang dalam kondisi mulut mengunyah. Ketiga orang yang berada di pintu itu tengah saling menatap bingung satu sama lain.

"Kalian ngapain kesini?" Tanya Juan setelah menelan makanannya.

"Harusnya kami yang bertanya seperti itu. Kenapa kau ada di kosan milik Naya?" Tanya Kevin menatap tajam ke arah Juan.

"Siapa Ju?" Sahut Naya dari dalam saat mendengar suara pria lain.

Juan menggeser tubuhnya agar Naya bisa melihat tamu tidak diundang nya. Naya yang sedang menyendokkan makanan ke mulutnya itu menatap Kevin dan Arthur yang saat ini menatapnya dengan tatapan curiga. Biar apa coba?

It's A Dream?✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang