41

239 32 4
                                    

Sekarang pukul 9 pagi.

Naya saat ini sedang diperiksa oleh dokter. Namanya dokter Yudha, salah satu dokter yang bekerja di rumah sakit cabang keluarga Wilson. Dokter yang murah senyum dan tampan,Naya jadi suka ngeliatnya.

Tiba-tiba saja wajahnya diraup oleh tangan besar dari samping,Ia menoleh dan menatap dengan tajam ke arah Jun yang berdiri di sampingnya. Jun,Travis, Justin, dan David sedang ada di kamar inapnya sekarang,Keempat orang itu datang saat pukul 8 pagi tadi, sisanya katanya sedang ada urusan masing-masing yang Naya sendiri tidak perduli akan hal itu.

"Apaan sih!?"

"Biasa saja natapnya," ucap Jun. Dia tidak suka melihat Naya menatap dokter Yudha dengan pandangan mendamba.

"Suka-suka lah! Orang mata punya sendiri," balas Naya dengan nada sewotnya.

Jun hanya menghela nafas sedangkan dokter Yudha lagi-lagi hanya tersenyum kecil melihat perdebatan keduanya. Naya kembali menoleh ke arah dokter Yudha yang tengah tersenyum, dia jadi sedikit malu ditatap seperti itu.

"Ganjen banget." Sebuah tarikan pelan ia rasakan dirambutnya disusul dengan cubitan yang cukup kuat di pipinya.

"Aduh! Sakit bego!" Ia menatap tajam ke arah Travis yang mengambil posisi di samping Jun. Travis hanya menatapnya dengan tatapan datar dan kembali menarik kecil rambut Naya saat mendengar ucapan Naya.

"Ish! Sakit! Mau rasain juga emang?!"

Tanpa aba-aba dan tanpa diduga Naya meraih rambut Travis dan menariknya dengan kencang,membuat pemuda itu langsung berteriak dengan kencang saat merasakan tarikan Naya yang begitu kuat.

"AAAARRRGGGHHH!!!" Teriakan Travis membuat David dan Justin yang baru saja kembali dari luar terkejut,dan lebih terkejut lagi saat melihat Naya yang begitu brutal menarik rambut Travis. Bahkan pemuda itu sudah terombang-ambing mengikuti gerakan tangan Naya.

"Astaga Naya!" David dan Justin langsung berjalan mendekat, keduanya membantu Jun dan dokter Yudha yang sudah sedari tadi berusaha melepaskan tangan Naya dari rambut Travis.

"ARGH! LEPAS!" Teriak Travis, ia merasa kulit kepalanya akan terlepas.

"GAK! LU NGESELIN BANGET ANJING!" balas Naya berteriak. Ia melampiaskan semua amarah nya dan sekalian membalaskan dendamnya hari itu saat Travis memojokkannya di parkiran. Dan juga pembalasan karena sedari tadi Travis tidak berhenti menjahilinya,membuatnya menahan kesalnya setengah mati.

"Dek! Udah dek! Kasihan Travis nya nanti botak." David berusaha melepaskan tangan Naya yang mencengkram rambut Travis begitu kuat.

"Biarin!" Seru Naya, ia makin menguatkan tarikannya membuat Travis makin berteriak kencang.

"AAAARRRGGGHHH!!!!"

"Naya udah hei! Udah!" Justin yang berdiri di samping dokter Yudha sedikit kewalahan karena gerakan Naya yang sangat brutal dan acak. Dokter Yudha bahkan berulang kali terdorong karena gerakan Naya.

Jun langsung mengambil alih tubuh Naya dan menariknya kedalam pelukannya, membenamkan wajah Naya di dadanya agar tidak melihat ke arah Travis.

"Udah yah, udah....," Bujuk Jun yang perlahan membuat Naya melepaskan tarikannya dari rambut Travis, nafasnya memburu karena lelah dan juga masih sedikit emosi .

"Sssttt udah,tenang..." Ucap Jun menenangkan. Ia mengelus punggung Naya untuk menenangkan gadis di pelukannya. Naya memejamkan matanya mencoba meredakan emosi nya, ia menghirup wangi parfum Jun yang membuatnya tenang bahkan tanpa disadari dia membalas pelukan Jun dengan erat.

"Ngeselin! Dia ngeselin!" Adunya pada Jun.

"Iya-iya Travis memang ngeselin," balas Jun, beralih menepuk-nepuk punggung Naya dengan lembut.

It's A Dream?✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang