50

205 27 0
                                    

Juan baru terbangun saat hari sudah menjelang senja, bahkan Naya , Arthur,dan Kevin tadi ikut tertidur karena lelah menunggu Juan terbangun dari tidurnya dan pergi.

Juan tadi terbangun karena mendengar dering ponselnya,saat dilihat ternyata itu adalah telepon dari kakeknya. Juan tidak menjawabnya ia hanya membiarkannya,dia lebih memilih menghampiri kakeknya secara langsung karena dia tau pasti ada sesuatu hal yang ingin disampaikan, walaupun sebenarnya dia malas bertemu dengan Kakeknya.

Juan membangunkan Naya terlebih dahulu untuk pamit lalu pergi dari sana, sementara Naya yang dibangunkan oleh Juan tadi hanya menatap kepergian Juan dengan mata mengantuk. Ia melirik ke arah jam yang sudah menunjukkan waktu setengah 6 sore,mungkin ada sekitar 3 jam lebih mereka tertidur.

Naya mengusap kepala yang kuyu,ia rasanya bukan segar karena baru saja tidur tapi kepalanya malah pusing, mungkin inilah alasannya kita dilarang tidur sore. Ia menghela nafas, saat ingin beranjak dari duduknya dia merasa tangan kanannya tertahan,saat menoleh ke sampingnya dia melihat ada Arthur yang tertidur lelap di sampingnya sambil memegang tangannya.

Naya terdiam sejenak menatapnya,di samping Arthur ada Kevin yang juga tertidur dengan lelap,keduanya terlihat begitu lelah. Ia jadi sedikit merasa bersalah tadi karena sudah bersikap ketus,bahkan saat Juan tertidur duluan tadi Naya hanya mengacuhkan keduanya yang terus menerus menatapnya.

Sebenarnya kalau dipikir-pikir mereka ini tidak ada salahnya sama sekali,ini semua hanya karena sebatas mimpi Naya semata yang membuatnya jadi ketakutan saat melihat mereka dan memilih menghindar. Ditambah lagi sekarang masalahnya bertambah,musuh mereka juga mengincar dirinya yang notabennya tidak ada hubungan dengan mereka.

Karena kalau dilihat-lihat sifat mereka dengan yang dimimpikan olehnya sedikit lebih baik,hanya Travis saja yang sedikit lebih menyebalkan dari yang dikiranya. Selebihnya tidak ada yang salah dengan sifat mereka, mereka juga bahkan berbaik hati ingin melindungi dirinya. Tapi Naya dengan kerasnya menolak bahkan berkata kasar kepada mereka.

Naya menghela nafas panjang, ia menepuk-nepuk tangan Arthur yang memegang tangannya berniat membangunkan nya.

"Bangun..." Ucapnya sedikit menggoyangkan tubuh Arthur. Untungnya Arthur bukan orang yang sulit dibangunkan, dia langsung terbangun saat mendengar suara Naya.

"Kenapa?" Tanya Arthur dengan suara seraknya. Ia bangun mengambil posisi duduk dan menatap linglung ke sekitarnya.

"Bangun, udah mau jam 6 sore," jawab Naya,ia menggeser sedikit duduknya lalu beralih membangunkan Kevin.

"Kevin... Bangun." Naya menepuk-nepuk lengan Kevin sedikit kuat supaya pemuda itu bangun dengan cepat, tapi bukannya bangun Kevin malah meraih tangannya dan memeluknya dengan erat. Naya sampai dibuat terjatuh karenanya, posisi Naya jadi ikut berbaring di samping Kevin, ia meringis sakit karena tadi sikunya terbentur dengan lantai dan itu sakitnya minta ampun.

"Aduh!" Naya mengusap sikunya yang sakit.

Arthur yang melihat Naya meringis kesakitan pun mendekat, dia mendorong Kevin dengan kasar lalu menatap Naya dengan khawatir.

"Kamu gak papa kan?!" Tanyanya panik,sambil membantu Naya kembali duduk.

"Gak papa,cuman kaget aja tadi," balas Naya sesekali mengusap sikunya. Arthur yang melihat itu juga ikut mengusap siku Naya dengan lembut, Naya membiarkannya ia merasa sedikit gugup sekarang.

"U-udah, gapapa kok," ucap Naya dengan gugup. Arthur menghela nafas lalu dia beralih menatap Kevin yang masih nyenyak dalam tidurnya, dengan kesal Arthur menendang Kevin membuat kembarannya itu terguling beberapa kali ke samping.

Hal itu sontak membuat Kevin terbangun dengan keadaan panik, ia langsung bangun mengambil posisi duduk dan menatap mereka dengan panik.

"G-gempa! Gempa!" Seru Kevin panik, ia bahkan mendekat ke arah Arthur dan Naya berusaha menarik keduanya.

It's A Dream?✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang