Setelah menangis Naya melakukan apa??
Ya makan dong! Laper coy abis nangis.
Perutnya kembali lapar setelah tertidur atau pingsan? Selama 5 jam. Mestinya sih kalau diliat dari kurun waktu nya belum saatnya perut kembali lapar, tapi mungkin efek dari aktifitas yang ia lakukan setelah makan sangat menguras energi dan emosinya, maka dari itu dia kembali lapar.
Sekarang dia menunggu Arthur yang sedang membelikan makanan untuk nya. Awalnya David menawarkan makanan dari rumah sakit kepadanya, tapi dengan tegas Naya menolak. Dia tidak mau memakan sekumpulan makanan hambar itu, lagipula dia itu baik-baik saja hanya pingsan sebentar karena shock saja tidak lebih.
Naya menatap bosan ke arah langit-langit kamar tempatnya sekarang. Ia menoleh ke arah anak-anak Wilson yang duduk di sofa tak jauh dari ranjangnya. Jun dan David tampak mendiskusikan sesuatu, sementara Kevin,Sam, dan Justin sibuk dengan ponsel masing-masing. Ia menatap ke arah Justin sedikit lama sebelum dia menatap ke arah kembaran pemuda itu yang saat ini sedang duduk di dekat ranjangnya.
Travis. Sejak tadi pemuda itu belum pernah beranjak dari duduknya, mungkin tadi Travis berdiri saat memberikan pelukan penenang untuk Naya dan setelah itu kembali duduk. Travis juga sibuk dengan ponselnya, jarinya tampak lincah men-scroll layar ponsel nya.
Naya kembali melirik ke arah Justin lalu setelah itu kembali menatap Travis. Ia menepuk tangan Travis membuat pemuda itu mengalihkan tatapannya dari ponselnya untuk mental Naya. Alis pemuda naik sebelah, mempertanyakan maksud Naya menepuk tangannya.
"Beliin spidol warna dong," pinta Naya yang tak pernah diduga sama sekali oleh Travis.
"Spidol warna? Untuk apa?" Tanya Travis bingung. Untuk apa Naya meminta spidol warna? Apakah gadis ini ingin menggambar? Tapi dimana?
"Buat Corat coret muka lu!" Balas Naya kesal. Sorry mood Naya agak tidak stabil kalau berhadapan dengan manusia yang satu ini.
"Udah sana beliin cepet!" Naya mengibas-ngibaskan tangannya seperti mengusir ayam.
"Telfon bang Arthur saja, sekalian dia ada diluar sekarang," usul Travis tapi Naya menolaknya.
"Gak mau! Kalau nyuruh si Arthur ntar makanan gw lama nyampenya. Jadi mending lu aja sekarang, cepetan!" Ucap Naya.
Travis masih diam. Ia menatap datar ke arah gadis yang ada di depannya saat ini. Perasaannya antara kesal dan bingung dengan permintaan tiba-tiba yang Naya ajaukan.
"Tunggu apa lagi? Cepetan sana." Naya sampai bangun dari tidurnya untuk mendorong tubuh bongsor Travis agar berdiri dari duduknya dan segera pergi.
Akhirnya karena tidak ada pilihan lain Travis memilih mengalah dan langsung pergi dari sana untuk membelikan Naya spidol warna sesuai dengan permintaan gadis itu.
Melihat Travis yang sudah pergi membuat Naya menghela nafas lega. Sebenarnya dia juga sendiri merasa aneh dengan permintaannya yang bisa dibilang random. Dan kan aneh saja gitu, tadi dia habis marah-marah ke anak Wilson tapi sekarang dia malah tampak tak masalah dengan kehadiran mereka, bahkan dengan entengnya menyuruh Arthur dan Travis membelikannya sesuatu.
"Travis mau kemana?" Tanya Justin yang sedang berjalan menuju ranjang Naya. Sedangkan yang ditanya hanya mengedikkan bahunya tanda tak tahu. Bukan tak tahu tapi bohong, tapi Naya melakukannya entah karena malas memberitahu atau tidak mau Justin tau.
Justin hanya tersenyum kecil melihat respon cuek Naya, ia memaklumi semuanya. Setelah mendengar unek-unek Naya tadi dia jadi sedikit mengerti kenapa Naya menghindari mereka, dan itu adalah sebuah hal yang wajar bahkan terlalu sering mereka hadapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's A Dream?✔️
Narrativa generaleMakasih udah mampir *** book ke 2 Being a sister baca being a sister dulu baru baca ini *** Jadi semuanya tidak nyata? Apa yang ia alami itu hanyalah mimpi? Tapi kenapa semuanya begitu nyata? Ini tentang Naya yang mencoba menghindari kejadian yang...