65

117 22 2
                                    

Setelah makanan Naya habis, dokter Satria keluar menyimpan piring bekas Naya makan,lalu setelah itu kembali ke kamar yang Naya tempati. Ia mengambil duduk di sofa dan sibuk dengan tablet yang ada di tangannya.

Sementara itu Naya duduk dengan gelisah, karena sebenarnya sedari tadi dia tengah menahan untuk buang air kecil. Hanya saja saat dia mencoba menggerakkan kakinya, kakinya terasa sangat lemas. Naya tidak bisa mengendalikan kakinya dengan benar.

Seperti saat ini, Naya tengah berusaha berdiri untuk pergi ke kamar mandi. Tapi baru selangkah tubuhnya sudah jatuh menghantam lantai.

Bruk!

Hal itu membuat dokter Satria mengalihkan perhatiannya dari tablet ke arah Naya, pria itu bisa melihat keadaan Naya saat ini yang dalam posisi terduduk di lantai sambil meringis.

Dokter Satria tak langsung menghampirinya,dia hanya diam menatap ke arah Naya yang masih sibuk meringis sambil berusaha kembali berdiri.

"Kamu gak bakalan bisa ngelakuin itu," ucap dokter Satria memberitahu Naya bahwa usahanya untuk berdiri akan sia-sia.

Naya mendongak menatap ke arah Dokter Satria, "maksud dokter?" Tanyanya.

Beranjak dari duduknya, dokter Satria secara perlahan berjalan mendekat ke arah Naya dan berhenti tepat di hadapan gadis itu. Ia menatapnya dari atas membuat dirinya bisa melihat Naya yang mendongakkan kepalanya untuk melihat dirinya.

"Obat yang saya suntikan ke kamu kemarin selain ngebuat kamu pingsan, tapi bisa ngebuat kaki kamu lumpuh sementara," ujar dokter Satria dengan santai, tapi langsung membuat Naya terbelalak karena terkejut.

"Apa!?" Seru Naya terkejut.

Dokter gila itu bilang apa? Lumpuh?!

"Gak usah khawatir, efeknya cuman sementara. Ya... Mungkin sampai..." Dokter Satria mengangkat tangannya untuk melihat jam yang melingkar.

"Satu jam kedepanlah. Ya, tinggal satu jam lagi, jadi bersabar saja," sambung dokter Satria.

Naya masih terdiam shock mendengarnya, "maksud dokter ngelakuin itu ke saya apa!?" Tanya Naya tak habis pikir.

"Entah. Saya hanya berjaga-jaga, siapa tau saat sadar kamu bakalan kabur dari saya. Jadi untuk antisipasi saja," balas dokter Satria masih dengan nada santainya, pria itu bahkan mengambil posisi jongkok di hadapan Naya.

"Dokter gila ya?!"

Dokter Satria tersenyum miring, ia memiringkan kepalanya menatap Naya dengan tatapan jenaka.

"Maybe?" Bisiknya disambung dengan seringai yang terukir di bibirnya.

Gila! Orang di hadapannya ini gila!

Naya rasanya ingin pergi sekarang juga dari sini. Siapapun tolong selamatkan dirinya!

Tanpa aba-aba dokter Satria langsung mengangkat tubuh Naya dan berjalan ke arah kamar mandi, karena sebenarnya dia sudah tau kalau Naya ingin ke kamar mandi. Hanya saja ia ingin memberikan sedikit fakta saja ke gadis itu, supaya dia tidak bingung nantinya.

"Silahkan. Panggil saya kalau sudah selesai," kata dokter Satria sebelum keluar dari kamar mandi meninggalkan Naya yang tengah duduk termenung di atas kloset.

10 menit kemudian, Naya memanggil dokter Satria seperti yang pria itu katakan tadi. Dokter itu kembali menggendongnya menuju kasur tempat ia terbangun tadi.

"Saya sampai kapan harus disini dok?" Tanya Naya dengan pelan.

Dokter Satria diam menatap Naya , "tidak lama. Hanya sampai saya bisa membalaskan dendam kakek saya ke keluarga Wilson, setelah itu selesai."

It's A Dream?✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang