"kalian!" Seru Kevin saat melihat kedua orang yang membuat kekacauan di cafe tadi.
Ketiga orang yang bersama Kevin menoleh ke arah pemuda itu.
"Kau mengenalnya?" Tanya Travis.
Kevin mengangguk, " aku pernah memergoki mereka tiga hari yang lalu sedang mengikuti ku," jelasnya.
Yap, Kevin sudah pernah melihat kedua orang ini menguntit mobilnya tiga hari yang lalu. Saat itu dia baru saja kembali dari kampus pada sore harinya, tapi saat di perjalanan pulang ia merasa kalau ada sebuah mobil yang mengikutinya. Saat Kevin mempercepat laju mobilnya mereka juga mengikutinya, saat lambat mereka juga lambat.
Maka dari itu Kevin langsung saja menancap gas mobilnya dengan cepat sehingga mereka kehilangan jejaknya. Kevin sempat melihat wajah mereka saat keduanya keluar dari mobil dan mencari-cari keberadaan nya.
Dan mulai hari itu Kevin terus memperhatikan sekitarnya, apakah ada yang mengawasinya dan menguntit nya seperti kemarin. Dan ternyata dia memang diawasi beberapa hari ini dengan orang yang sama.
Tapi apa tujuan mereka? Kevin merasa tidak mempunyai musuh ataupun masalah dengan orang lain. Kenapa dia yang ditargetkan? Kalau itu Jun, dia masih bisa mewajarkan karena saudaranya itu terlibat di dunia bawah dalam bisnis, jadi tak heran kalau tiba-tiba dia diserang. Tapi Kevin? Dia tidak mengerti.
"Bawa mereka ke markas, kita bisa menginterogasinya disana," ucap Sam. Travis menelfon orang mereka untuk membawa kedua pelaku ini ke markas.
Sedangkan Juan sedari tadi tidak melepaskan tatapannya dari kedua orang yang tertangkap. Pikirannya saat ini berkecamuk, ada gejolak amarah dan emosi yang sangat ingin ia lampiaskan kepada mereka tapi dia tahan. Juan mengepalkan tangannya sampai buku jarinya memutih.
Dengan perasaan emosi dia pergi dari sana dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ketiga Wilson bersaudara menatap bingung ke arah Juan yang pergi begitu saja tanpa mengucapkan apapun.
"Ada apa dengannya?" Travis menatap kepergian Juan dengan curiga.
"Entahlah, bukan urusan ku," balas Sam dengan cuek.
Tak lama orang suruhan Travis datang dan segera membawa kedua orang itu menuju tempat yang mereka maksud sebagai markas.
"Aku sudah mengabari yang lain. Kalian mau ke rumah sakit menyusul mereka atau ke markas?" Tanya Kevin setelah memberikan kabar ke Arthur.
"Aku akan ke rumah sakit," jawab Travis dengan singkat lalu berjalan menuju mobilnya dan pergi begitu saja.
Melihat itu, Kevin dan Sam memilih untuk mengikuti Travis pergi ke rumah sakit. Untuk dua orang tadi biar jadi urusan nanti, mereka bisa mengatasinya sama-sama dan mencari tahu dalang dibalik semua ini.
Butuh waktu 30 menit akhirnya ketiga mobil anak Wilson sampai di parkiran rumah sakit. Ketiganya berjalan bersamaan menuju ke kamar tempat Naya dan saudara mereka berada. Kevin mendapatkan nomer kamar nya dari Arthur saat ia mengabarinya tadi.
Tak butuh waktu lama mereka menemukan kamar yang dimaksud. Travis langsung membuka pintu tanpa basa-basi dan berjalan masuk di ikuti Sam dan Kevin.
Mendengar pintu terbuka,Justin dan Arthur yang tengah duduk di sofa menoleh ke arah pintu yang memunculkan ketiga saudara mereka di baliknya.
"Bagaimana?" Tanya Jun yang masih dalam posisi berbaring memeluk Naya di ranjang rumah sakit.
"Kenapa kau berbaring di situ?" Tanya Kevin dengan bingung saat melihat Jun yang berbaring apalagi dengan posisi memeluk Naya.
Jun membuka matanya dan menatap ke tiga adiknya yang baru saja tiba.
"Bukan urusanmu, " jawabnya dengan ketus.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's A Dream?✔️
General FictionMakasih udah mampir *** book ke 2 Being a sister baca being a sister dulu baru baca ini *** Jadi semuanya tidak nyata? Apa yang ia alami itu hanyalah mimpi? Tapi kenapa semuanya begitu nyata? Ini tentang Naya yang mencoba menghindari kejadian yang...