Setelah makan, Juan dan Naya kembali diam dengan pikiran masing-masing.
Dan ada satu hal yang baru disadari Naya setelah menatap sekilas ke arah Juan yang juga sedang menatapnya dengan lekat.
"Wait! Lu tau kosan gw darimana!?" Seru Naya kaget, dia langsung berdiri dari duduknya mundur menjauhi Juan.
Juan yang melihat itu hanya mendengus kecil dalam pikirannya bertanya kenapa Naya baru menyadarinya sekarang? Sedangkan Juan di kamar Naya sudah ada setengah jam.
"Gak penting," balas Juan cuek.
"Ih! Penting tau! Ini menyangkut keamanan gw! Lu yang notabennya orang asing dan gak akrab sama gw kenapa bisa tau letak kosan, bahkan kamar gw dimana!?" Ucap Naya panjang lebar, matanya melotot menatap Juan.
"Gw bilang itu gak penting," balas Juan lagi, ia berdiri dari duduknya berjalan mendekati Naya.
Naya yang melihat itu langsung panik dan memundurkan tubuhnya sampai mentok ke dinding.
"Jangan mendekat! Kalau nggak gw-"
Terlambat, Juan sudah ada di hadapannya mengurung tubuhnya.
"Kalau nggak apa?" Tanya Juan pelan dan menatap lekat kearah Naya membuat gadis di hadapannya menjadi gugup.
Naya menahan tubuh Juan agar tidak terlalu berdempetan dengannya karena sumpah demi apapun tubuh keduanya saat ini sangat dekat!
Naya menelan ludah dengan gugup.
"K-kalau ng-nggak gw bakalan teriak!" Balas Naya gugup.
Juan tersenyum kecil mendengar nya.
"Teriak aja," tantang Juan.Naya menatap tak percaya kearah pemuda dihadapannya itu, apakah Juan ini tak memiliki rasa takut sama sekali? Ini aja Naya tengah was-was setengah mati takut ada yang menggerebek kamarnya dan memergoki mereka berdua.
"Juan mundur, lu terlalu deket..." Cicit Naya, ia bahkan tak berani menatap Juan, rasanya tubuhnya menyusut di hadapan Juan yang tinggi.
Naya masih berusaha mendorong tubuh Juan agar mundur walaupun sebenarnya tidak berguna.
Juan menatap Naya yang terlihat menggemaskan saat ini, ia berusaha agar tak tersenyum lebar ketika melihat Naya yang ketakutan padanya.
Ada lima menit keduanya di posisi itu sampai kaki Naya kembali terasa sakit, dan akhirnya Juan memundurkan tubuhnya membuat Naya menghela nafas lega.
Naya melihat Juan yang dengan santainya kembali rebahan di kasurnya, ia menenangkan perasaan nya terlebih dahulu sebelum naik ke kasurnya dan duduk didekat Juan.
"Juan bangun... Pulang sana udah malem," ucap Naya mengusir Juan dari kamarnya ya meskipun baru jam setengah 9 tapi itu udah termasuk malam bagi Naya.
Bukan apanya tapi Naya takut digrebek wargaT_T
"Ngusir?" Balas Juan yang sedang memejamkan matanya.
"Iya gw ngusir! Jadi cepetan bangun dan keluar dari sini!"
Naya berusaha menarik tangan Juan agar bangun dari tempat tidurnya meskipun susah mengingat tubuh Juan yang sangat bongsor dibandingkan dengan dirinya.
"Ish Juan bangun gak!?" Seru Naya, dia sudah capek melihat Juan tak ada bergerak se-centi pun.
Akhirnya karena kesal Naya mencubit perut keras Juan membuat pemuda itu mengaduh dan terbangun.
"Aduh! Kok dicubit sih!?" Juan meringis merasakan cubitan Naya yang sangat perih.
"Makanya kalau dibilangin ya nurut!" Ujar Naya kesal.
Juan berdecak ia mengangkat kaosnya ingin melihat bekas cubitan Naya apakah berbekas, tapi hal itu juga membuat Naya langsung panik dan menyembunyikan wajahnya dibantal.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's A Dream?✔️
General FictionMakasih udah mampir *** book ke 2 Being a sister baca being a sister dulu baru baca ini *** Jadi semuanya tidak nyata? Apa yang ia alami itu hanyalah mimpi? Tapi kenapa semuanya begitu nyata? Ini tentang Naya yang mencoba menghindari kejadian yang...