Masih dihari dan diwaktu yang sama, tepatnya disebuah kamar VIP dirumah sakit keluarga Wilson.
Naya masih berusaha menenangkan David yang terus menangis dan meminta maaf kepadanya, ia tidak tau apa yang membuat David menangis tersedu-sedu seperti ini.
"Dokter... Dokter kenapa?" Tanya Naya.
David mencoba menghentikan tangisannya dan setelah lebih rileks dia kembali menatap Naya d3ngan tatapan sendunya.
"S-saya... M-maafin saya..." Ucap David lirih, dia kembali meminta maaf.
Naya menatap bingung meskipun dalam pikirannya saat ini dia sudah memiliki dugaan apa yang terjadi pada David.
"Minta maaf untuk apa? Dokter ada salah sama saya?" Tanya Naya.
"Saya semalam bermimpi..." Ucap David pelan, dia menggenggam tangan naya dengan erat.
"Mimpi apa?" Tanya naya gugup.
"Saya mimpi-"
"Dokter David!"
Ucapan David terpotong oleh kedatangan seorang suster yang tiba-tiba datang membuka pintu dengan nafas memburu, membuat Naya dan David mengalihkan pandangan kearah suster tersebut.
Suster itu berjalan masuk menghampiri David.
"M-maaf dokter saya mengganggu,tapi kami butuh dokter David sekarang ada pasien kecelakaan yang yang harus segera ditangani," ucap suster itu menjelaskan kedatangan nya.
"Apakah tidak ada dokter lain? Saya ada urusan," balas David.
"Maaf dokter, tapi dokter panji sekarang sedang tidak berada dirumah sakit, dan dokter yang lainnya juga tengah menangani pasien lain yang terlibat kecelakaan yang sama," jawab susternya.
David menghela nafas kesal, Naya yang melihatnya menepuk-nepuk pundak dokter dihadapannya itu.
"Ayo dok, dokter lagi dibutuhin," ucap Naya.
David beralih menatap Naya, matanya masih sembab karena menangis tadi, ia Menghela nafas pelan.
Padahal David mau menceritakan pasal mimpinya semalam tapi dia harus pergi sekarang.
"Saya pergi dulu yah, tapi saya mohon tetap disini sampai saya kembali," ucap David meminta Naya untuk tetap dikamar ini.
Naya tampak diam sebentar lalu kemudian mengangguk mengiyakan.
David tersenyum senang memiliki nya, mengelus kepala Naya lalu kemudian beranjak dari keluar dari sana.
Naya mengikuti langkah David yang berjalan keluar kamar, setelah David sudah keluar Naya langsung menghembuskan nafasnya.
Dia jadi penasaran mimpi apa yang dialami David semalam sampai membuat dirinya menangis meminta maaf seperti itu.
Tapi Naya jadi berpikir, apa jangan-jangan David mimpi seperti mimpinya yah?
Kalau seperti itu bukankah dia dalam bahaya sekarang?
Karena bisa jadi kan mimpi itu yang memicu kejadian yang sama seperti yang dialaminya didalam mimpi.
Naya jadi gelisah, dia bingung harus melakukan apa sekarang, dia mau pergi dari sini tapi sudah terlanjur janji kepada David untuk tetap disini.
Tapi kan kalau dia tetap disini nyawanya yang jadi taruhan!
Naya merutuki dirinya sendiri yang bisa begitu sial, sudah berusaha menghindari kejadian yang dimimpinya eh dia malah bertemu dengan orang-orang yang dimimpinya.
Ia menatap gelisah ke sekitarnya, apa dia pergi saja yah dari sini mumpung David sedang sibuk sekarang.
Setelah berpikir beberapa saat akhirnya Naya memutuskan untuk pergi dari sana, lebih baik dia langsung menghindar saja sekarang daripada nanti bakalan ada kejadian yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's A Dream?✔️
General FictionMakasih udah mampir *** book ke 2 Being a sister baca being a sister dulu baru baca ini *** Jadi semuanya tidak nyata? Apa yang ia alami itu hanyalah mimpi? Tapi kenapa semuanya begitu nyata? Ini tentang Naya yang mencoba menghindari kejadian yang...