Selesai makan tadi, Naya memilih untuk mencari udara segar terlebih dahulu dengan pergi ke taman kota yang tak jauh dari tempatnya makan. Naya bisa melihat keadaan taman yang cukup sepi, ya lagian siapa juga yang mau ke taman siang hari begini.
Tapi cuacanya juga tidak terlalu panas lebih ke sejuk apalagi duduk berteduh di bawah pohon lebat yang ada di taman ini membuatnya bisa menghidup udara yang lebih segar. Naya mengambil duduk di bangku taman di bawah pohon supaya berteduh, ia meminum susu kotak rasa coklat yang sempat ia beli di pedagang asongan di dekat warung nasi Padang tadi.
Saat tengah melamun tiba-tiba ada anak kecil berlari lewat di hadapannya membuat dirinya terkejut dan saat Naya lihat dia tambah dibuat terkejut karena anak kecil itu sedang memakai baju pasien rumah sakit. Dalam pikiran Naya saat ini sedang bertanya.
Itu bukan pasien RSJ kan?
Duk!
Tak jauh darinya anak itu terjatuh karena tersandung batu yang tak dilihatnya saat berlari. Dengan panik Naya langsung menghampiri anak itu untuk memastikan apakah dia baik-baik saja atau tidak.
"Adek! Adek gapapa kan?" Tanya Naya sambil membantu anak itu berdiri. Anak kecil itu hanya diam menunduk tanpa menjawab pertanyaan Naya.
"Adek? Mamanya di mana? Kok bisa di sini?" Naya memberikan pertanyaan sekali lagi dan anak itu mulai merespon nya. Anak kecil itu mendongak lalu dengan mata yang berkaca-kaca menjawab pertanyaan Naya dengan gumaman yang tidak jelas.
"Hah? Adek ngomong apa?" Naya mendekatkan telinganya ke mulut anak itu berharap bisa mendengar lebih jelas apa yang dikatakannya. Tapi apesnya anak itu malah menangis sambil terisak-isak kecil membuat Naya panik, ia takut dikira apa-apain ini bocah.
"Aduh jangan nangis! Sini bilang sama kakak apa yang sakit?" Buru-buru Naya menarik anak itu ke dalam pelukannya karena tidak tahu ingin melakukan apa lagi.
Jujur saja Naya itu tipe manusia yang kurang suka sama sejenis manusia pendek di pelukannya ini. Karena apa? Ya karena mereka ngeselin!
Manusia playing victim, drama queen yang paling parah di muka bumi ini membuat dirinya sangat malas berurusan dengan mereka."Nda mau......au maiin...." Naya bisa mendengar anak kecil di pelukannya ini tengah merengek.
Mau main?
Naya bingung, siapa juga yang melarangnya main?
Tak lama sebuah ambulans berhenti di jalan yang tak jauh dari tempatnya sekarang, dan keluar lah dua orang petugas rumah sakit bersama perempuan yang belum terlalu tua. Ketiga orang itu berlari ke arahnya yang masih dengan posisi memeluk anak kecil.
"Astaga Fia sayang!" Ucap perempuan itu. Ah Naya tebak perempuan itu adalah ibu dari anak yang di peluknya. Tapi kenapa kedua petugas rumah sakit itu ikut juga? Apakah anak ini kabur dari rumah sakit mengingat Naya melihatnya memakai baju pasien.
"Fia sayang....kamu kenapa bisa di sini? Ini jauh banget nak.."
"Anu...mohon maaf, ini anak ibu?" Tanya Naya karena begitu mendengar suara perempuan di depannya anak ini langsung mengeratkan pelukannya sambil menggumamkan kata tidak mau.
"Iya ini anak saya, dia kabur dari rumah sakit tadi pagi," jawab ibu dari anak itu. Naya yang mendengarnya pun cuku kaget. Seenggak betahnya Naya di rumah sakit dia gak pernah tuh punya niat buat kabur.
"Adek ayok yuk pulang, nanti di sana kita main," bujuk salah satu petugas yang datang. Tapi anak kecil yang di peluknya menggeleng menolak.
Jadi Naya berinisiatif untuk ikut membujuk karena dia sudah mulai gerah di peluk sama tuyul ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's A Dream?✔️
General FictionMakasih udah mampir *** book ke 2 Being a sister baca being a sister dulu baru baca ini *** Jadi semuanya tidak nyata? Apa yang ia alami itu hanyalah mimpi? Tapi kenapa semuanya begitu nyata? Ini tentang Naya yang mencoba menghindari kejadian yang...