Tandai typo!
.
.
.
.
."Nama mereka-"
"Namaku Kevin,salam kenal." Kevin menyela perkataan Jun dan memperkenalkan dirinya dengan senyum lebar di wajahnya,dia ingin memperkenalkan dirinya sendiri.
"Nama saya David ,saya Dokter disini," sambung David ikut memperkenalkan dirinya.
Seketika bahu Naya melemas mendengar perkenalan keduanya,dirinya sudah susah payah menghindar dari Jun agar tak ketemu lagi,eh, ini malah disamperin bonus 2 orang lagi.
Naya rasanya ingin menangis saja,menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"AAAARRRGGGHHH!" Naya berteriak membuat ketiga orang yang berada di dekatnya terkejut.
"Hei kamu gapapa?"
"Ada apa? Mana yang sakit?"
"Kenapa teriak?! Ada apa!?"
Jun,David,dan Kevin memberikan pertanyaan dengan nada khawatir secara bersamaan,mereka terkejut mendengar teriakan Naya tiba-tiba.
"Keluar," usir Naya.
"Hah?" Balas ketiga laki-laki di dekat nya bersamaan.
"Keluar!" Usir Naya lagi ,demi apapun dirinya sangat pusing saat ini dan tak mau menatap ketiganya.
"Tapi kenapa?" Jun bertanya heran,dia tak mau keluar dari sini.
"Keluar!"
"Gak!" Seru ketiganya bersamaan.
"Yaudah, saya aja yang keluar!" Naya bersiap untuk turun dari ranjang.
"Eh!? Baiklah kami keluar,jangan bergerak terlalu banyak," cegah David melihat Naya dengan nekat ingin turun dari ranjang.
"Naya kalau butuh apa-apa silahkan panggil saya yah?" Ucap Jun.
Ketiga anak Wilson itupun mengalah dan keluar dari ruang inap itu sesuai perintah Naya meninggalkan Naya sendirian di kamar itu.
Saat ketiganya keluar Naya kembali berteriak.
"AAAARRRGGGHHH!!!" teriakan frustasi keluar dari mulutnya.
Bagaimana ini?!
Apa yang harus ia lakukan!? Dirinya sudah bertemu dengan anggota keluarga yang menyebabkan dirinya bunuh diri di mimpinya,demi apapun Naya sangat takut sekarang.
Ditambah lagi Naya mendengar Jun sepertinya sudah mengetahui namanya,entah tau darimana tapi yang pasti Naya sudah tak dapat menghindar sekarang.
Susah payah semingguan ini dia bersembunyi agar tak bertemu dengan Jun tapi semuanya sia-sia,apakah perasaan di awasi selama semingguan ini juga karena Jun?
Naya mengusap wajahnya dengan kasar lalu menghembuskan nafas lelah,bisa dia pastikan kalau tak akan lama lagi dirinya akan terus bersinggungan dengan keluarga itu.
Bukannya percaya diri atau apa, tapi buat apa Jun menghawatirkan nya saat masuk rumah sakit?
Entah berapa kali Naya menghela nafas hari ini,entah kenapa juga dirinya begitu sial hari ini.
"Hiks! HUWAAAA BAPAK!!" Naya kembali berteriak sambil menangis memanggil bapaknya.
Sementara di luar,ketiga anak tertua dari keluarga Wilson yang mendengar teriakan serta tangisan Naya menjadi khawatir.
"Ada apa dengannya?" Tanya David.
Kedua saudara nya hanya menggeleng tanda tidak tahu.
"Kau bertemu dengannya di mana?" Tanya David sekali lagi ke arah Jun.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's A Dream?✔️
General FictionMakasih udah mampir *** book ke 2 Being a sister baca being a sister dulu baru baca ini *** Jadi semuanya tidak nyata? Apa yang ia alami itu hanyalah mimpi? Tapi kenapa semuanya begitu nyata? Ini tentang Naya yang mencoba menghindari kejadian yang...