MONARCH | 8

1.2K 64 5
                                    

haloww jangan lupa follow, vote dan komen ya biar kalian ga ketinggalan cerita ku dan buat nata semangat buat update....

okeyy kita masuk ke cerita Alldari dan Alice.

happy reading...




......




Keduanya sudah berada di dalam mobil Alldari, Alice yang duduk di samping merasa gelisah di tempatnya bahkan rasa sakit yang ada di tubuhnya tertutupi oleh rasa cemas dan khawatirnya, memikirkan bagaimana dia akan mengikuti pelajaran selanjutnya jika Alldari tidak membawanya kembali ke sekolah, takut pihak sekolah menghubungi Amberly, dan melaporkan bahwa Alice membolos pelajaran kedua.

Sudah bisa di bayangkan Amberly akan kembali menghukumnya jika mengetahui hal ini, Alice mengusap telapak tangannya dengan kuat, kebiasaan saat dirinya merasa cemas dan takut datang.

"Berhenti mengusap tangan mu". Tegur Alldari sesekali melihat ke arah Alice.

Mendengar suara Alldari membuat Alice langsung menghentikan usapan pada tangannya, mulai memperhatikan jalan yang mereka lalui, tidak bisa menghilangkan dalam pikirannya tentang sekolahnya, Alice tidak ingin membuat Amberly kembali kecewa padannya, dia ingin Amberly merasa bangga memiliki seorang putri yang berprestasi, tapi itu semua menjadi kacau sejak Alldari muncul di hidupnya.

"Kak, tolong kembali ke sekolah, a-aku ga perlu obat". Alice menatap memohon pada Alldari.

Alldari yang mendengar hal itu hanya diam tidak menjawab ucapan Alice, dia tetap fokus menyetir dengan raut wajah tegasnya.

"Kak aku harus kembali ke sekolah, aku ga mau meninggalkan pelajaran satu pun, atau turunkan aku di sini biar aku kembali ke sekolah, aku-." Ucapan Alice terhenti karena Alldari langsung menatap ke arah nya dengan tatapan tajam akan marah.

Kesal melihat Alice yang terus mengoceh dengan cepat Alldari menekan tombol memanggil Yang ada di layar dasbor mobilnya dan terhubung ke sekretarisnya.

"Selamat siang Tuan muda". Ucap sekertaris Alldari dari sebrang panggilan dengan sopan.

"Panggil dokter untuk datang ke apartemen ku, sekarang". Jawab Alldari sambil fokus menyetir.

"Ada apa Tuan? Apa Tuan muda sakit?." Tanya pria itu dengan cemas.

"Lakukan sekarang". Alldari tidak menjelaskan dan langsung mematikan sambungan telefonnya.

"Jangan ke apartemen mu kak, aku ga mau". Alice menolak untuk ke apartemen Alldari dia tidak suka berduaan dengan cowok ini, lebih baik Alldari membawanya ke Rumah sakit.

"Cukup turutin dan diam, jangan membuat ku semakin marah". Alldari menatap tajam ke arah Alice membuat gadis itu langsung bungkam.




.....






Saat ini dokter sedang mengoleskan obat ke luka yang ada di badan Alice, Bahkan dokter tersebut kaget kenapa bisa tubuh seorang gadis kecil bisa terluka sebanyak ini.

"Nona setelah ini jangan terlalu sering terkena air ya, agar lukanya cepat kering". Dokter wanita itu dengan hati hati dan lembut mengobati Alice.

"Terimakasih dokter". Ucap Alice menahan rasa pedih yang ada di tubuhnya, saat ini keduanya berada di dalam kamar, Alldari menunggu di ruang tamu karena Alice harus membuka semua pakaian atasnya agar muda di obatin.

Saat sampai di apartemen tadi ada satu kejadian yang membuat Alldari kesal dia tidak tau kalau dokter yang di bawakan sang sekretaris adalah seorang pria hal itu membuat Alldari meminta sekretarisnya untuk membawakan Dokter wanita untuk mengobati Alice dia tidak mau Alice di sentuh pria lain selain dirinya terlebih sampai melihat tubuh kecil ini Alldari tidak mau membiarkan hal itu.

MONARCH (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang