MONARCH | 57

593 66 28
                                    

haloww jangan lupa follow, vote dan komen ya biar kalian ga ketinggalan cerita ku dan buat nata semangat buat update....

okeyy kita masuk ke cerita Alldari dan Alice.

happy reading...





......




menghabiskan waktu sekitar tiga puluh menit lebih Alldari sudah selesai membersihkan diri dan keluar dari dalam kamarnya. Melihat dari lantai atas ke lantai bawah tidak ada manusia tersayang yang sedang dia cari.

"Bella?". panggilnya menggema di ruangan itu.

Alldari berjalan sampai di area dapur melihat tidak ada Alice, kemudian pergi menuju balkon yang ada di lantai satu tapi nihil gadis itu tetap tidak ada.

"sayang?". panggilnya menuju kamar tamu yang pertama, menelusuri Sampai ke kamar mandi dan Alice tetap tidak ada.

"Bella? jangan membuat ku khawatir". ujar Alldari mengambil ponselnya dan menghubungi nomor gadis itu, mendengar ternyata ponsel Alice terletak di meja ruang tamu.

dengan langkah yang cepat Alldari menuju kamar tamu yang kedua, memegang knop pintu ternyata terkunci, Alldari menebak Alice pasti ada di dalam.

"Bella?". panggilnya menggedor pintu tersebut. Tapi tidak ada sautan sedikit pun.

"kau di dalam?". Alldari berteriak.

perasaannya yang sudah tidak enak bergegas memaksa pintu itu untuk terbuka, karena rasa panik dan takutnya Alldari sampai lupa untuk mengambil kunci cadangan yang ada di kamarnya dan mendobrak pintu tersebut dengan tenaga yang kuat, saat dobrakan ke tiga akhirnya pintu itu terbuka lebar, tidak ada sosok cantik tersebut di atas kasur, dengan cepat langsung berlari menuju kamar mandi melihat gadisnya terletak di lantai dingin itu.

"BELLA!!". tanpa menunggu waktu lama Alldari bergegas membawa tubuh kecilnya keluar, meletakkan Alice di atas sofa dengan panik yang luar biasa.

"Bella!! buka mata mu!! Bella!!". panggil Alldari dengan cepat menghubungi Loco untuk menyuruh dokter pribadinya agar segera datang.

"dalam lima menit kau dan dia tidak datang, ku bunuh kalian semua!!". bentak Alldari di teleponnya langsung melempar ponsel tersebut dengan asal dan fokus pada Alice.

"jangan membuat ku marah Bella! buka mata mu!". Alldari panik dengan keadaan gadisnya. Alldari menyentuh pipi cantik itu yang di hiasi bekas air mata, bibir yang bengkak serta hickey yang terlihat jelas di lehernya.

"Bella". panggilnya lagi.

terdengar suara bell yang berbunyi kedatangan dari Loco dan sang dokter pribadi, Alldari bergegas menuju pintu dan membukanya. Tanpa membuang waktu dokter lelaki itu memeriksa Keadaan Alice sebenarnya dia cukup terkejut melihat banyak bercak merah di leher gadis itu. melihat sekitar lima hickey yang terlihat sangat pekat kegelapan, dokter tersebut sedikit merasa legah apa yang di pikirannya tidak terjadi. dengan rasa yang ingin marah pria parubaya itu menatap ke arah Alldari.

"Tuan Maven, apa anda melakukan semua ini?". tanya sang dokter.

"anda sudah tau jawabnya, bagaimana dengan gadis ku? katakan!". desak Alldari.

"nona Alice mengalami shock dan demam tinggi, saya harap anda tidak mengulangi hal seperti ini lagi tuan, aku mengatakan ini sebagai manusia yang perduli akan manusia". ujar dokter tersebut dengan tegas.

"apa maksud mu?". tanya Alldari dengan mata elangnya, membuat Loco sigap takut Alldari marah.

"Tuan perbuatan mu ini sangat berlebihan, nona Alice bisa mengalami hal serius kalau sampai pembuluh darahnya mengalami penggumpalan yang berlebih! anda membuat tanda itu terlalu kuat, sampai kemungkinan bekasnya akan hilang dengan satu Minggu lebih, hal seperti ini bisa membahayakan nyawanya, juga ada bekas tangan di lehernya, saya mengatakan ini karena saya menganggap anda seperti keluarga sendiri, kalau bukan karena anda anak teman baik ku, sudah saya laporkan tindakan ini ke pihak berwajib, perbuatan anda sungguh mengecewakan". dengan nafas yang naik turun, pria parubaya itu menatap Alldari dengan tajam, dokter tersebut cukup marah melihat keadaan gadis malang itu.

MONARCH (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang