Mendengar tentang neneknya ia keluar dari kamar berjalan dengan cepat meninggalkanku yang masih berdiri terpaku , menyadari hal itu aku segera menyusulnya keluar tapi entah kemana dia pergi .
Aku terus berjalan sampai di ujung lorong dan menemukan tangga yang mungkin menghubungkan ruangan bawah tanah dengan lantai atas, tanpa pikir panjang aku langsung naik dan berjalan penuh hati-hati, tangga tua yang terbuat dari besi sudah mulai berkarat dan berderit setiap kali aku memijakkan kaki di atasnya.
Napas sedikit lega setelah sampai di atas dan berdiri di depan pintu yang tertutup , tidak mau mengulur waktu aku langsung masuk ke dalam ternyata ini kamar sebelah , tidak ada siapapun disini dengan langkah cepat aku keluar lalu masuk ke kamarku , langsung menuju kamar mandi membersihkan diri dari lumpur yang berbau busuk.
Selesai mandi dan mengambil air wudhu sambil terus berdoa semoga wanita iblis itu tidak muncul, keluar dari kamar mandi akupun langsung berpakaian dan mengenakan mukena mengambil al-Qur'an di dalam lemari dan mulai menggelar sajadah.
Aku ingin shalat sunnah untuk meminta pertolongan dan perlindungan .
Tapi belum sempat memulai salat angin kencang masuk ke dalam kamar , bau bangkai menguar menusuk hidung membuat kepala pusing dan ingin muntah, aku berusaha tidak perduli dan tetap berusaha husuk melafalkan niat shalat sunat dalam hati.
Suara teriakan melengking menyakiti telinga dan kepala ,sampai aku merasakan sesuatu yang hangat mengalir keluar dari dalam rongga telingaku, aku berusaha untuk terus kusu dalam shalatku.
Angin semakin kencang,ku pejamkan mata rapat-rapat tapi kekhususan mulai bercampur dengan rasa takut , aku terlempar ke belakang, tubuh mungil ku terhempas di tembok kemudian terjerembab di lantai dengan mulut yang mengeluarkan darah, rasa sakit di bagian dada dan kepala membuat aku linglung.
Wanita itu melayang ke arahku mencekik leherku, sampai aku merasakan kukunya merobek kulit leher, nafasku terengah-engah hanya dalam hati ku lantunkan doa .
"Aku sudah peringatkan jangan pernah melakukan hal ini setelah kamu memilih untuk menjadi pelayan kakakku !,teriak wanita iblis dengan wajah bengis dan menyeramkan.
"Hentikan!, kata pria monster itu datang tiba-tiba .
Tapi wanita iblis itu tidak perduli bahkan semakin menguatkan cengkeramannya.
"Wanita ini bisa melenyapkan kita, kita tidak butuh dia!, wanita itu berkata dengan suara lantang penuh amarah pada kakaknya tanpa mau melepaskan leherku.
"Dia pelayan ku , aku yang berhak atas dirinya!, jawab pria monster itu dengan geram, entah kekuatan apa wanita iblis itu kemudian terpental jauh .
Pria monster mendekat lalu memegang leherku yang terluka dan perlahan melepaskannya, sungguh ajaib luka di leherku berangsur menghilang dan tanpa bekas sedikitpun.
"Aku tidak ingin pergi dari dunia ini, aku ingin kekal seperti ini, izinkan aku menghabisi wanita ini dan jantungnya akan ku persembahkan pada kakak , jika wanita ini masih suci kakak akan abadi!, teriak wanita iblis dari belakang kakaknya.
"Apa artinya keabadian hidup?, jika harus menderita seumur hidup, terkurung dari dunia luar tidak bisa hidup layaknya manusia biasa?,laki monster menjawab tanpa menoleh ke arah adiknya.
Tanpa berkata apa pun aku di bawa kembali ke ruang bawah tanah meninggalkan wanita iblis yang masih mengeram penuh amarah.
________________
Di ruangan bawah tanah pria monster duduk termenung, karena bosan melihatnya termenung akupun memberanikan diri berbicara.
"Bukankah di waktu siang hari kamu berubah menjadi manusia biasa, lalu kenapa kamu harus bersembunyi dan sampai kapan kamu harus pasrah dengan kutukan?.
Dia terdiam, tidak langsung menjawab pertanyaanku dan berlahan menarik nafas dalam-dalam lalu berkata.
"Ya benar sekali , tapi jika ada yang membuatku marah atau kesal sedikit saja aku akan berubah menjadi monster, dan kamu tahu kedua orang tuaku menyerahkan nyawa mereka untuk menyelamatkan nyawaku, tapi aku tidak pernah bisa lepas dari kutukan iblis yang mereka puja, dan aku benci dengan hidupku, aku ingin mati tapi aku tahu itu bukan jalan penyelesaiannya".Pria monster mulai gamuk dan berlahan berubah wujud.
"Kendalikan diri mu, lawan amarah mu tidak ada yang bisa kamu andalkan kecuali tekat yang kuat pada dirimu sendiri, untuk melawan kutukan itu!.Aku coba memberi saran .
Dia menatapku sambil mengeram, desahan nafasnya seperti menahan rasa sakit yang luar biasa dia berlahan kembali ke wujud manusia biasa , lalu jatuh terkapar di lantai tua yang sudah mulai seperti tanah.
"Aku akan membantumu jika kamu mau ?.Kataku sambil duduk di dekatnya yang tidak berdaya.
Mendengar itu dia menoleh ke arahku.
"Apa kamu yakin bisa membawaku pada kehidupanku yang dulu ?, dia bertanya sambil menatap mataku dalam-dalam.
"Insyaallah, jika kamu siap, aku pun siap", jawabku dengan senyuman kecil.
"Aku siap, dan apapun resikonya aku siap!, jawabnya sambil meneteskan bulir bening dari mata indahnya.
Mungkin dia merasa ada harapan.
Naek
Maaf jika gak bagus maklum SMP aja gak tamat 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Desahan di kamar sebelah
Horrorkami berempat kini sudah berada di dalam rumah yang cukup besar dan terus terkagum-kagum maklum saja ini pertama kali kami masuk ke dalam rumah mewah ,masih asik berkeliling walaupun sebenarnya merasa heran kenapa rumah ini di sewakan dengan sang...