Desahan di kamar Sebelah Bab 45

50 3 2
                                    


"Ini saya tuan", teriak sekuriti dari luar.

Dewa membuka pintu dan terkejut dengan mata terbelalak melihat putri kesayangannya kini berdiri di depannya dengan tubuh kurus penuh luka, dan perut membesar.

"Sia,,,", pertanyaan ku terhenti di tenggorokan saat melihat putriku berdiri di tengah pintu utama, perutnya besar, dia hamil dengan sekujur tubuh penuh luka dan pakaian yang lusuh rambut aut-autan.

"Ana,,,,,,,,,,", teriakku histeris kakiku seakan tidak berpijak di bumi aku tidak mampu berdiri tapi Kevin terus menopang tubuhku ,dengan tangan gemetar ku rentangkan kedua tanganku sebagai tanda ingin memeluknya.

Ana menyeret langkah kakinya mendekati ku, aku semakin menangis sejadi-jadinya, dengan sekuat tenaga aku berdiri dan berjalan menuju putriku lalu merangkul tubuhnya ke dalam pelukanku.

Sedangkan Dewa masih seperti patung dia masih tidak percaya dengan apa yang di lihat, tapi air matanya mengalir deras dengan tangan yang mengepal.

 "Sayang, maafkan mama", tangisku sambil memeluk putriku.

Tapi belum sempat Ana berbicara dia langsung lemas .

"Ma,,, Ana pingsan", kata Kevin memberi tahuku.

Dewa pun dengan sigap langsung mengangkat tubuh putrinya dan kami membawanya ke rumah sakit.

_______________

Di rumah sakit Ana langsung di tangani.

kami duduk menunggu dokter keluar dari dalam ruangan, Kevin terus menenangkan aku sedangkan Dewa tidak pernah bicara dari pertama melihat Ana, dia terus terdiam dengan mengepal kuat kadang meremas tangannya sendiri sepertinya dia sangat marah dengan apa yang menimpa putrinya.

Setelah beberapa lama menunggu akhirnya dokter keluar dari dalam ruangan di mana Ana di tangani.

"Bagaimana keadaan putriku?, tanya Dewa tidak sabar.

"Kita bicara di dalam!, kata dokter sambil mengajak kami masuk ke dalam ruangannya.

"Ada beberapa luka lama dan luka baru di sekujur tubuh putri anda, luka itu seperti bekas cambukan, mungkin karena putri anda melawan, dan di bagian kaki kirinya mengalami patah tulang yang cukup serius akibat dari pukulan benda tumpul yang di lakukan beberapa kali sampai daging di bagian kaki mengalami inspeksi serius, dia juga sangat jarang di kasih makan minum sehingga mengakibatkan kekurangan gizi,dan satu lagi yang berakibat fatal pada psikologisnya putri anda mengalami kekerasan seksual yang cukup parah", terang dokter.

Mendengar itu aku tidak bisa berkata apa-apa lagi yang aku bayangkan rasa sakit dan hancurnya putriku, aku terjatuh dan tidak sadarkan diri.

Untungnya Dewa dan Kevin  menjaga tubuhku yang tiba-tiba ambruk, dokter langsung meminta petugas untuk membawaku ke ruangan untuk di tangani karena kondisi ku juga yang sedang hamil.

Kevin menghubungi polisi atas pulangnya Ana, polisi pun langsung datang ke rumah sakit.

________________

Setelah mendapat informasi polisi terjun langsung menemui sekuriti yang mengantar Ana pulang, sekuriti menjelaskan dengan detail.

Setelah mendapat informasi polisi melakukan penelusuran dari arah datangnya Ana, sampai akhirnya mereka tiba di depan rumah almarhum neneknya Dewa di sana sedang ramai orang, begitu melihat ada polisi salah satu warga memberi tahu pada mereka kalau di dalam rumah itu sedang ada pembunuhan .

Polisi pun langsung melakukan tindakan, setelah di telusuri pembunuhan terjadi tadi malam tepat di jam waktu yang sama dengan kepulangan Ana.

Di tengah kesedihan Dewa juga harus kekantor polisi untuk memberikan keterangan biar polisi cepat bertindak.

Desahan di kamar sebelah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang