Desahan di kamar sebelah Bab 37

44 2 0
                                    



Setelah kejadian itu Dewa membayar body guard untuk mengawasi Ana kemanapun dia pergi.

"Papa Ana gak suka ada body guard",teriak Ana pada papannya.

"Ana,, jangan tinggikan suaramu pada papamu,papamu melakukan ini karena dia sangat menyayangi mu, mama mohon kamu mengerti!.

"Dengar ya mama, aku tidak seperti mama wanita lembek yang patuh pada aturan papa", jawab Ana padaku.

"Aku patuh pada aturan papa mu, karena papa mu tidak pernah memberikan aturan yang salah", jawabku.

"Sudah cukup, jangan ada keributan!, kata Dewa lalu pergi meninggalkan kami di bawah.

Aku dan Kevin pun pergi meninggalkan Ana di ruang tamu.

______________

Hari ini aku melihat Dewa sudah rapi dengan kemeja putih di tubuh putih kekarnya, aku mendekatinya lalu merapikan sedikit kerah kemejanya, sambil sesekali menatap wajah tampan miliknya.

"Hari ini aku ada rapat, dan mungkin aku pulang lambat", kata Dewa menarik daguku lalu mencium bibirku ,  dari dulu aku menyukai ciuman ini, rasa lembut dari bibir indahnya dan harum napasnya memberikan muud  baru untukku.

Aku mendorong tubuhnya berlahan .

"Aku ke kamar mandi sebentar". pamitku pada Dewa yang mau berangkat kerja agar dia menungguku untuk mengantarnya sampai mobilnya.

"Aku berangkat aja, udah lambat ", kata Dewa sambil mengetuk pintu kamar mandi karena aku lama di dalam.

Mendengar itu aku segera keluar.Melihat aku langsung keluar Dewa tersenyum.

"Kamu kenapa kok lama di kamar mandi?, tanya Dewa sambil kami berjalan keluar, tapi aku gak jawab.

Dewa mencium keningku lalu masuk ke dalam mobilnya, mobil belum pergi aku  merasa mual lagi , dan langsung berlari ke kamar mandi yang ada di ujung pekarangan rumah , Dewa yang melihat itu dari dalam mobilnya berhenti dan langsung keluar.

"Kamu kenapa,apa kamu tidak pernah lupa pakai pengaman?, tanya Dewa.

"Gak pernah lupa, tapi", kataku terhenti mengingat-ingat.

"Tapi apa?.

"Ada beberapa kali gak minum, karena gak sempet ", jawabku membuat Dewa menggeleng-gelengkan kepala.

"Kamu cek dan nanti kirim hasilnya lewat hv!, kata Dewa lalu pamit lagi.

Begitu Dewa pergi aku masuk ke dalam rumah ,dan kembali ke kamar mengambil tes kehamilan lalu membawanya ke kamar mandi.

Hanya dalam beberapa detik muncul dua garis merah, aku hamil di saat dua anakku udah smp, semoga mereka tidak malu kalau tahu ibunya hamil, lagi pula aku masih cukup muda untuk punya anak lagi.

Aku keluar kamar mandi, meganti pakeyanku dengan baju sehari-hari tapi tetap elegan  simpel dan santai lalu mengikat rambutku panjangku, dan pergi ke luar rumah mengendarai mobil.

Sampai di depan kantornya Dewa aku turun, dan langsung keruangannya di ruangannya kosong dia pasti masih rapat, aku pun duduk di kursi direktur miliknya melihat foto kami berdua di atas mejanya tanpa ada anak-anak, hanya kami berdua yang saling berpelukan.

Aku  masuk lagi ke ruang istirahat miliknya, ada ranjang empuk, kamar mandi mewah,  duduk di atas ranjangnya bisa melihat pemandangan dari atas gedung perusahaannya .

Di luar ada suara Dewa dan beberapa orang ,mungkin dia sudah selesai rapat.

Aku pun berjalan ke arah pintu mengintip , tapi karena buru-buru kakiku kesandung sesuatu akhirnya jatuh berlutut sampai teriak aduh.

Desahan di kamar sebelah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang