Aku memeluk lututku sendiri di sudut ruangan bawah tanah dengan rasa takut.Laki-laki monster terus mendesah menikmati sumsum tulang dari hewan yang dia makan, aku hanya bisa menahan rasa mual .
Lipan, kalajengking yang begitu banyak mulai merayap di tubuhku membuat aku mau tidak mau harus berteriak dan berlari ke atas ranjang di mana laki-laki monster yang sedang asyik menyantap hewan mentah di tangannya, aku sampai lupa dengan ketakutanku dengan monster itu karena banyaknya lipan kalajengking.
Aku terus menepis hewan melata di tubuhku , laki-laki monster mendekatiku sambil mengeram lalu mengambil lipan dan kalajengking kemudian melahapnya dengan rakus, setelah selesai dia berjalan pergi meninggalkan aku yang masih berdiri di atas ranjang, aku langsung mengikutinya dari belakang.
Ada tiga lorong di bawah tanah, sial aku kehilangan jejak laki-laki itu, di saat ragu untuk memilih salah satu dari lorong untukku lalui,gadis blasteran tiba-tiba muncul dihadapanku membuatku berteriak kaget.
"Ikut aku!, gadis itu terbang mendahuluiku.
Dia membawaku ke sebuah ruangan yang sangat pengap dan banyak bekas galian tanah ,lipan kalajengking dan tikus besar berbulu sangat banyak di ruangan itu.
"Kamu tanggap semua hewan itu setiap malam dan bawa ke pada kakakku!.
Mendengar itu aku mengalami senam jantung, menangkapnya, melihatnya saja aku mau pingsan .
"Kamu tidak perlu takut, hewan itu tidak akan pernah menggigitmu,kamu sekarang adalah pelayan kakakku sampai kamu mati ,dan kamu harus patuh !.
"Aku janji akan patuh, tapi aku mohon izinkan aku setiap waktu ke kamarku menunaikan kewajiban kepada Tuhanku!, jawabku.
"Kamu tidak akan pernah dapat izin untuk itu, karena itu akan menyakiti kami, dan kalo kamu berani melakukan itu, kamu akan mati", marah gadis itu dengan wajah mulai berubah menyeramkan.
Untuk sekarang aku hanya bisa berkata iya, tapi aku tidak akan tinggal diam aku yakin selama masih ada nafas dan keyakinan aku akan bebas dari sini.
Di ruangan ini aku tidak tahu apakah sudah pagi atau belum, aku ngantuk dan lapar tubuhku juga sangat kotor , hp ku entah jatuh dimana,air mata saat ini tidak ada gunanya hanya akan menambah rasa sakit kepala saja.
Aku coba bersandar di dinding tanah yang lembab dan tidak butuh waktu lama aku sudah tertidur pulas.
'oooweeekooo', suara menggema di ruangan bawah tanah membuat aku terbangun, dan berlahan berdiri berjalan mengikuti arah suara orang yang mau memuntahkan sesuatu , sekarang aku sudah berdiri di depan pintu kamar mewah yang terbuka lebar tapi di dalamnya sangat berantakan.
Aku memberanikan diri untuk masuk dan melihat seorang lelaki yang sedang duduk berjongkok sambil memegang lehernya dan terus memuntahkan isi perutnya yang sangat berbau busuk.
Setelah selesai muntah laki-laki itu berdiri dan berteriak melempar apa saja yang ada di depannya. Gucci besar melayang ke arahku,
untung saja aku dengan cepat menghindar kalau tidak kepalaku jadi korban oleh guci keramik .Mendengar suara teriakanku laki -laki itu berbalik arah menatapku dengan tatapan tajam, laki -laki yang begitu sempurna dengan mata kebiruan, kulit putih, tubuh tinggi dia mengeram penuh emosi melihatku.
"Dewa", ungkapku lirih .
Mendengar aku menyebut namanya dia menatapku seperti tidak suka tapi jelas ada kesedihan di matanya.
"Aku kenal nenekmu, dia sangat merindukanmu dia sekarang semakin menua, apa kamu tidak merindukannya?, aku coba berinteraksi dengannya tapi dia diam dan pergi meninggalkan aku .
Naex
KAMU SEDANG MEMBACA
Desahan di kamar sebelah
Terrorkami berempat kini sudah berada di dalam rumah yang cukup besar dan terus terkagum-kagum maklum saja ini pertama kali kami masuk ke dalam rumah mewah ,masih asik berkeliling walaupun sebenarnya merasa heran kenapa rumah ini di sewakan dengan sang...